Jumat, 22 April 2022

BKKBN Sumut Optimis Penurunan Stunting Tercapai 2024

    Jumat, April 22, 2022  


PATIMPUS.COM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumatera Utara optimis percepatan penurunan angka stunting pada anak sebesar 14 persen akan tercapai sesuai target pada 2024.


Hal itu sesuai amanah Presiden RI dalam Perpres No 72 Tahun 2021 tentang pengurangan stunting. masalah stunting menjadi prioritas utama sebagai upaya mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik.


“Persoalan stunting bukan hanya soal gizi, tapi lingkungan atau sanitasi juga harus diperhatikan. Persoalan stunting saat ini menjadi prioritas. Jadi diperlukan kerjasama semua pihak dan pemangku kepentingan untuk sama-sama bekerja untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Mhd Irzal kepada wartawan di Medan, Kamis (21/4/2022).


Mhd Irzal menambahkan sesuai data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dikeluarkan Kemenkes RI, angka stunting di Sumut mencapai 25,8%. Meski ada beberapa Kabupaten/Kota di Sumut yang terdapat kasus stuntingnya tinggi.


“Sesuai data SSGI tahun 2021 di Sumut sebesar 25,8%, artinya apa? Yaitu dalam 100 balita yang lahir berarti 25 sudah stunting. Oleh karena itu pemerintah menargetkan bahwa tahun 2024 angka stunting menjadi 14% . Sekarang di Sumut 25,8% tahun 2021. Jadi diturunkan menjadi 14% tahun 2024. Berarti ada 2 tahun lagi waktunya. kita lakukan strategi BKKBN yang namanya Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI),” terangnya.


"Yang terus dilakukan Perwakilan BKKBN Sumut adalah pendataan keluarga, karena kita punya data ada namanya risiko keluarga Upaya stunting. Beda keluarga yang membahayakan stunting dengan stunting, itu jelas sangat berbeda. Misalnya anak tersebut sanitasinya belum baik, gizinya juga belum baik sehingga berisiko terkena stunting dan masih dapat dilakukan pendampingan agar anak tersebut pada umur 2 tahun bisa tumbuh sehat,” jelas Mhd Irzal.


Sehingga, Perwakilam BKKBN Sumut telah menyiapkan sebanyak 10.323 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Sumut atau setara dengan 30.969 orang penggerak keluarga yang akan disebar di seluruh Kabupaten/Kota di Sumut.


“Dengan keberadaan 10.323 TPK yang ada di Sumut tersebut diharapkan bisa mengatasi penurunan angka stunting di Sumut. Tim pendamping keluarga ini adalah bidan, kader KB, dan anggota PKK di desa yang telah diinginkan. Mereka akan mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting di antaranya calon pengantin, ibu hamil, ibu dalam masa kehamilan, serta ibu dengan anak usia 0 – 59 bulan. Dengan pendampingan yang baik ini, kita optimis, angka stunting bisa mencapai target,” ujar Mhd Irzal.


Selain itu, memberikan sosialisasi dan pendampingan, para tim pendamping akan melakukan koneksi data ke aplikasi sebagai upaya mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kodisi calon pasangan pengantin.


Dikatakanya jika melihat sesuai data SSGI yang dikeluarkan Kemenkes RI, angka stunting di Sumut mencapai 25,8% dan target 2024 diangka 14% sehingga butuh ke semua pemangku kepentingan.


“Kejar-kejaran dengan angka nasional yang berada di 24,4%. Tahun 2024 harus turun menjadi hanya 10%, dan waktu kita tinggal 2 tahun lagi. Tentu ini bukan hal yang mudah. Tapi kita harus optimis dengan kolaborasi dengan berbagai pihak yang mudah-mudahan bisa tercapai,” pungkasnya. (don)

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda
© 2023 patimpus.com.