Tampilkan postingan dengan label Amerika Serikat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amerika Serikat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Agustus 2021

Media Amerika Serikat Akui Militernya Kalah Strategi Melawan Taliban

    Selasa, Agustus 17, 2021  


PATIMPUS.COM - Media Amerika Serikat mengakui bahwa militernya kalah dalam memeranhi Taliban dan menganggap strategi yang mereka terapkan gagal total.

"Petinggi Amerika menyesatkan warga terkait kemenangan perang ini dan biayanya," tulis media Foreign Policy terkait perang sia-sia di Afghanistan seperti dilaporkan Tansim News.

Sebelumnya mantan Presiden Amerika Donald Trump mengatakan Washington telah menumpas Taliban di Afghanistan dan milisi ini telah lelah berperang.

Sejumlah pengamat Afghanistan termasuk Jend. Atiqullah Amarkhel menilai statemen Trump tersebut tidak sesuai dengan realita dan menambahkan, Trump ketika mengklaim kekalahan Taliban di Afghanistan, justruk Amerika kalah di negara ini dan penarikan pasukan negara ini dari Kabul sama halnya dengan kekalahan Washington.

Pengamat politik Afghanistan meyakini bahwa 20 tahun pendudukan militer Amerika di Afghanistan hanya merusak infrastruktur negara ini dan pembantaian sekitar seratus ribu warga sipil dan militer Afghanistan serta tewasnya sekitar 2300 tentara Amerika.

Anggaran militer Amerika selama pendudukannya di Afghanistan diprediksikan sekitar dua triliun dolar.

Senin, 25 Januari 2021

Baru Beberapa Hari Berkuasa, Joe Biden Larang Warga Negara Ini Masuk USA

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Baru beberapa hati menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke 46, Joseph Robinette Biden Jr. atau Joe Biden melarang warga negara Non-Amerika dari Afrika Selatan, masuk ke negara itu.


Pemberlakuan larangan itu mulai diterapkan pada 30 Januari 2021 memdatang. Ini dilakukan sebagai upaya menahan penyebaran mutasi baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Afsel dan lebih mudah menular.


Pada Senin (25/1/2021), Biden juga mulai memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris Raya, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.


"Kami menambahkan Afsel ke daftar terbatas karena varian yang mengkhawatirkan yang telah menyebar ke luar," kata Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dilansir dari Reuters.


Schuchat menambahkan CDC juga menerapkan serangkaian tindakan ini untuk melindungi orang Amerika dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian ini dan memperburuk pandemi saat ini.


Tidak sama seperti Presiden ke-45 Donald Trump, Biden yang baru menjabat beberapa hari, mengambil pendekatan agresif untuk memerangi penyebaran virus SARS-CoV-2 setelah pendahulunya menolak mandat yang diminta oleh badan kesehatan AS.


Varian Afsel, juga dikenal sebagai varian 501Y.V2, 50% lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara. Pejabat CDC mengatakan mereka akan terbuka untuk menambahkan negara lain ke daftar jika diperlukan.


Hingga kini, varian Afsel belum ditemukan di AS. Tetapi setidaknya 20 negara bagian AS telah mendeteksi Vaksin saat ini tampaknya efektif melawan mutasi Inggris. (don/cnb)


Kamis, 21 Januari 2021

Joe Biden Dilantik, Trump Merajok

    Kamis, Januari 21, 2021  


Photo : Viva


PATIMPUS.COM - Rakyat Amerika Serikat (AS) resmi memiliki presiden baru yang ke 46. Joe Biden dilantik di Gedung Capitol, Washington DC, AS, Rabu (20/1/2021) Siang waktu setempat.


Saat pelantikan, tiga mantan Presiden Amerika Serikat menghadiri langsung. Ketiga mantan Presiden tersebut yakni, Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama.  


Bill Clinton merupakan Presiden ke-42 Amerika Serikat, George W Bush Presiden ke-43 Amerika Serikat, dan Barack Obama Presiden ke-44 Amerika Serikat. Ketiga mantan Presiden AS tersebut datang bersama istri mereka masing-masing. 


Sementara Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, tampak tidak menghadiri pelantikan. Donald Trump meninggalkan Gedung Putih hanya beberapa jam sebelum Biden dilantik. Trump dan istrinya, Melania, lebih memilih bertolak ke Florida langsung dari Gedung Putih. 


Joe Biden mengalahkan Trump dalam Pemilu AS yang digelar pada 3 November 2020 lalu. Joe Biden mendapat 306 suara elektoral dan Trump 232 suara. Selain menang suara elektoral, Biden juga menang suara populer.

Biden didampingi oleh Kamala Harris, yang menjabat sebagai Wakil Presiden. Harris kini menjadi Wapres wanita pertama Amerika Serikat sepanjang sejarah pemerintahan.

Di hari pelantikannya, Biden sempat melempar cuitan yang bernada perubahan bagi Negeri Paman Sam. "It's a new day in America," atau berarti, "Ini hari yang baru bagi Amerika."

Hari bersejarah, menurut Biden, di acara pelantikannya, pada Selasa 20 Januari 2021. Sebab, banyak tantangan yang harus dihadapi Amerika Serikat di masa depan.

"Seluruh jiwa saya dicurahkan untuk membuat Amerika kembali bersama, menyatukan warga, dan meminta seluruhnya untuk bergabung dalam misi ini. Kita bisa mengakomodir keadilan rasial dan membuat Amerika kembali menjadi kekuatan positif di dunia," kata Biden dilansir Daily Mirror.

"Ini momen bersejarah kita dalam menghadapi krisis dan tantangan. Dan, kita harus berada dalam satu barisan sebagai Amerika Serikat," lanjutnya.

Biden memang mengusung sejumlah program strategis dalam pemerintahannya. Dia berniat untuk mengakhiri kebijakan yang tak berpihak bagi warga dari beberapa negara mayoritas Muslim.

Sebelumnya, dalam pemerintahan Donald Trump, warga dari negara mayoritas Muslim dilarang masuk.


Pun, pembangunan tembok perbatasan Amerika dan Meksiko, yang dilaksanakan di era Trump demi membatasi imigran gelap, dihentikan oleh Biden. (don/kum/viv)

Kamis, 14 Januari 2021

Pelantikan Joe Biden Dikawal 20 Ribu Pasukan Garda Nasional

    Kamis, Januari 14, 2021  



PATIMPUS.COM - Sebanyak 20 ribu pasukan Garda Nasional Amerika Serikat akan dikerahkan ke Washington DC saat pelantikan Presiden Amerika Serika terpilih, Joe Biden pada 20 Januari mendatang.


Pengerahan ribuan pasukan pengawal itu demi mengantisipasi kericuhan pasca serbuan pendukung Trump di gedung Capitol pekan lalu untuk menghentikan pengesahan Joe Biden sebagai presiden terpilih.


Penjabat Kepolisian, Robert Contee, mengumumkan langsung jumlah pasukan itu. 


Dikutip dari Reuters, Kamis (14/1/2021), para pasukan ini bertanggung jawab mengamankan situasi kota sebelum dan saat pelantikan Joe Biden. Mereka akan membentuk formasi seperti saat pengamanan di Capitol.




Bahkan, Dua pejabat mengatakan beberapa pasukan Garda Nasional diwakili sebagai petugas Kepolisian Capitol untuk menjalankan fungsi penegakan hukum jika diperlukan.


Jaksa Agung AS, Jeffrey Rosen, telah memberikan peringatan adanya potensi dan mendesak publik untuk memberikan informasi tentang potensi serangan dan ancaman sebelum pelantikan.


"Termasuk upaya untuk secara paksa menduduki gedung-gedung pemerintah," kata Rosen.


Kemudian, jalan di sekitar area Capitol telah ditutup. Layanan Taman Nasional juga menutup monumen Washington untuk kegiatan tur dan Walikota Muriel Bowser meminta pengunjung untuk menjauh. (don/kum)

© 2023 patimpus.com.