Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 April 2021

India Dilanda Tsunami Covid-19, 200 Ribu Kasus Sehari

    Senin, April 19, 2021  

foto : reuters

PATIMPUS.COM - Pesta pernikahan yang besar dalam beberapa bulan terakhir dan ribuan orang berkumpul untuk aksi demonstrasi serta membludaknya orang-orang dengan wajah tanpa masker di pasar-pasar, menjadi kekhawatiran dr K Senthil.


Buktinya, gelombang kedua virus corona bak tsunami melanda India sejak bulan lalu.


“Orang-orang menjadi sangat terlena, bertindak seolah-olah virus itu telah hilang, tidak masuk akal,” kata Senthil, ahli urologi di Coimbatore, Tamil Nadu, dikutip dari The Guardian.


“Sekarang kami mengalami gelombang virus corona yang jauh lebih buruk daripada yang pertama dan skala penyebarannya semakin buruk. Di kota-kota besar di negara bagian, rumah sakit sudah hampir penuh,” ujarnya.


Minggu ini, penyebaran corona di India kian suram. India kembali melampaui Brasil, menjadi negara kedua yang terkena dampak terburuk secara global, dengan total lebih dari 13,68 juta kasus positif.


Setiap hari, India memecah rekor baru. Bahkan per Minggu, worldometers mencatat kasus positif bertambah 257.669, sehingga total menjadi 15.040.130. Adapun kasus meninggal bertambah 1.389, t total menjadi 178.557.


Mimpi buruk mulai muncul ketika para dokter berbicara tentang varian baru yang menyebar lebih cepat dari sebelumnya, Hal ini berdampak pada sistem perawatan kesehatan India yang di ambang kehancuran. 


Selama akhir pekan, mayat-mayat bertumpuk di luar rumah sakit, terutama di negara bagian Chhattisgar.


Di Surat, negara bagian Gujarat, krematorium dipenuhi oleh korban virus corona--banyak keluarga mulai membakar jenazah mereka di tempat terbuka.


“Kasus tsunami yang parah ini telah meluluhlantakkan infrastruktur perawatan kesehatan,” kata dr Shashank Joshi, anggota gugus tugas Mumbai. 


“Kali ini, kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20 dan 40 tahun bergejala serius, dan bahkan anak-anak sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala yang parah. Kapasitas sistem perawatan kesehatan semakin menyusut," bebernya.


Meskipun lebih dari 108 juta orang telah divaksinasi, negara berpenduduk 1,3 miliar itu belum bisa menghentikan gelombang kedua. 


Pada Selasa, Sekjen badan pengawas obat-obatan India (DCGI), dr VG Somani, menyetujui vaksin Rusia, Sputnik V, untuk penggunaan darurat di India. Mereka juga membuka opsi untuk Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.

Minggu, 21 Maret 2021

Video : Dahsyatnya Gempa Tsunami Jepang

    Minggu, Maret 21, 2021  


PATIMPUS.COM - Gempa bumi Magnitudo (M) 7,2 mengguncang Prefektur Miyagi, Jepang, Sabtu (20/3/2021) waktu setempat. Gempa tersebut memicu gelombang tsunami setinggi hingga 1 meter menghantam sebagian pantai Jepang.


Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/3/2021), beberapa warga masyarakat pesisir mengatakan mereka telah melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi setelah peringatan tsunami dikeluarkan pada Sabtu malam.



"Saya teringat hari itu 10 tahun lalu," kata seorang pria di kota Ishinomaki kepada media nasional NHK saat dia melarikan diri ke sebuah taman di atas bukit.


"Karena pengalaman kami hari itu, saya bergerak cepat. Jantung saya berdebar kencang," katanya menyinggung tentang bencana gempa bumi berkekuatan 9,0 pada 11 Maret 2011 lalu, yang memicu tsunami dahsyat.


Seorang pejabat kantor manajemen bencana Prefektur Miyagi, Takashi Yokota, mengatakan, sejauh ini belum ada laporan kerusakan ataupun korban.


"Kami belum menerima laporan langsung tentang kerusakan atau cedera setelah gempa bumi dan peringatan tsunami. Tapi kami masih mengumpulkan informasi," katanya kepada AFP.


Bulan lalu, wilayah itu juga diguncang gempa kuat lain yang melukai puluhan orang.


Jepang terletak di "Cincin Api" Pasifik, busur aktivitas seismik intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.


Negara ini sering dilanda gempa dan memiliki peraturan konstruksi yang ketat, yang dimaksudkan untuk memastikan bangunan dapat menahan getaran yang kuat. (don/det/afp)

Rabu, 03 Februari 2021

Filipina Tetapkan 1 Februari Hari Hijab Nasional

    Rabu, Februari 03, 2021  


PATIMPUS.COM - Filipina secara resmi menetapkan setia tanggal 1 Februari sebagai Hari Hijab Nasional, setelah Dewan Perwakilan Rakyat Filipina menyetujui Rancangan Undang-Undang pada Selasa (26/1/2021) lalu.


Terobosan itu diterapkan Filipina sebagai upaya mempromosikan "pemahaman yang lebih dalam" tentang budaya Muslim dan toleransi dalam beragama di negara mayoritas pemeluk Katolik tersebut.


Kongres Filipina dengan 203 suara bulat dilaporkan menyetujui RUU itu.


Perwakilan Anak Mindanao, Amihilda Sangcopan, merupakan penggagas dan sponsor RUU itu. Ia menuturkan terima kasih kepada seluruh anggota parlemen karena mau mendukung mengesahkan beleid tersebut.


Mindanao merupakan wilayah di selatan Filipina. Wilayah itu ditempati oleh warga mayoritas Muslim.


Sangcopan berharap anggota Senat Filipina juga bisa mendukung RUU itu agar segera disahkan menjadi UU.


"Undang-undang ini berupaya mempromosikan pemahaman yang lebih besar di kalangan non-Muslim tentang praktik dan nilai mengenakan jilbab sebagai perilaku sopan santun dan martabat bagi perempuan Muslim dan mendorong wanita Muslim dan non-Muslim merasakan manfaat saat mengenakannya," bunyi kutipan RUU itu seperti dikutip Arab News.


RUU itu juga dibuat demi menghentikan diskriminasi yang kerap diterima oleh perempuan berjilbab. Draf hukum itu juga dibentuk demi menghapus kesalahpahaman tentang cara umat Muslim berbusana yang kerap disalah artikan sebagai simbol penindasan, terorisme, dan ketidak bebasan.


"RUU ini juga berupaya melindungi hak kebebasan beragama bagi perempuan Muslim Filipina dan mempromosikan toleransi dan penerimaan agama beserta gaya hidupnya di seluruh negeri."


RUU tersebut juga mengamanatkan Komisi Nasional Muslim Filipina untuk merayakan Hari Hijab Nasional dengan mempromosikan dan meningkatkan kesadaran tentang hijabi di Filipina.


Lihat juga: Laut China Selatan, Klaim Teritori hingga Ribut AS-China

Sangcopan mengatakan wanita berhijab menghadapisejumlah tantang di seluruh dunia. Ia juga menyinggung beberapa universitas di Filipina yang melarang pelajar Muslim mengenakan jilbab.


"Beberapa dari siswa ini terpaksa melepas hijabnya untuk mematuhi peraturan dan ketentuan sekolah, sementara ada pula yang terpaksa putus sekolah dan dipindahkan ke institusi lain. Ini jelas merupakan pelanggaran kebebasan beragama bagi pelajar," kata Sangcopan.


Sangcopan menegaskan mengenakan hijab adalah hak setiap wanita Muslim.


"Ini bukan hanya soal selembar kain, tetapi ini cara hidup mereka. Sudah dijelaskan dalam kitab suci Islam, Al-Quran, bahwa setiap perempuan Muslim wajib menjaga kesucian dan kesederhanaan," paparnya.


Berdasarkan data pemerintah terbaru, ada sekitar 10 juta umat Muslim dari total 110.428.130 penduduk di Filipina.


United Religions Initiative's Global Council menganggap aturan tersebut merupakan bentuk pengakuan negara terhadap populasi Muslim di Filipina. (don/cnn)

Senin, 01 Februari 2021

Pemilu Curang, Aung San Suu Kyi Ditangkap

    Senin, Februari 01, 2021  


PATIMPUS.COM - Dituduh melakukan  kecurangan dalam pemilu, pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior lainnya dari partai berkuasa ditangkap dalam penggerebekan dinihari.


Menurut juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Senin (1/2/2021), penangkapan berlangsung setelah beberapa hari ketegangan antara pemerintahan sipil dan militer berpengaruh meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran kudeta pascapemilu. Militer menyebutkan bahwa pemilu di Myanmar diwarnai kecurangan.


Juru bicara Myo Nyunt melalui telepon mengatakan kepada Reuters bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah pemimpin lainnya "dibawa" pada dini hari.


"Saya ingin memberitahu masyarakat kami untuk tidak langsung menanggapi (kejadian itu) dan saya ingin mereka bertindak sesuai hukum yang ada," katanya, mengaku bahwa dirinya kemungkinan juga bakal ditahan. (don/ant)


Sabtu, 30 Januari 2021

Amerika Puji Indonesia Sita 2 Kapal Tanker, Iran Dan China Sewot

    Sabtu, Januari 30, 2021  



PATIMPUS.COM - Amerika Serikat memuji tindakan Bakamla yang menyita kapal tanker berbendera Iran. Langkah negeri Paman Sam ini malah membuat China dan Iran merespons secara negatif.


Indonesia menyita kapal Iran dan sebuah kapal berbendera Panama setelah keduanya terdeteksi melakukan transfer minyak di perairan Kalimantan hingga menyebabkan tumpahan minyak di laut.


Kapal-kapal itu juga menyembunyikan identitas mereka dengan tidak menunjukkan bendera nasional, mematikan sistem identifikasi otomatis, dan tidak menanggapi panggilan radio. 


"Kami menyambut baik upaya Penjaga Pantai Indonesia untuk melawan aktivitas maritim terlarang," kata juru bicara kedutaan AS di Jakarta kepada Reuters.


Untuk diketahui, Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengharuskan kapal menggunakan transponder atau perangkat sinyal untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa.


Sumber Reuters itu mengatakan bahwa Washington mendukung segala upaya memastikan standar IMO untuk keselamatan dan kepatuhan lingkungan ditegakkan. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, penyitaan tidak ada hubungannya dengan upaya Amerika Serikat menyumbat jalur-jalur ekspor minyak Iran.


Langkah pemerintah ini terang memicu protes dari Iran. Tidak hanya itu, China pun ikut sewot lantaran ada beberapa warganya menjadi ABK di salah satu kapal tersebut dan kini ditahan aparat Indonesia.


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian membenarkan bahwa 25 kru tersebut berkebangsaan China, tetapi tidak menjelaskan apakah mereka berada di satu kapal yang sama atau terpisah di dua kapal, yang masing-masing berbendera Iran dan Panama. "Kedutaan kami telah menyatakan keprihatinannya kepada Indonesia," kata Zhao, Rabu (27/1/2021).


"Kami mendesak mereka untuk memverifikasi situasi tentang pelaut China secepat mungkin dan memberi tahu kami secara resmi," ia melanjutkan.


Zhao juga mengatakan Tiongkok meminta Indonesia untuk melakukan penyelidikan secara adil dan sesuai dengan hukum. (don/jpn/ant)

Senin, 25 Januari 2021

Baru Beberapa Hari Berkuasa, Joe Biden Larang Warga Negara Ini Masuk USA

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Baru beberapa hati menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke 46, Joseph Robinette Biden Jr. atau Joe Biden melarang warga negara Non-Amerika dari Afrika Selatan, masuk ke negara itu.


Pemberlakuan larangan itu mulai diterapkan pada 30 Januari 2021 memdatang. Ini dilakukan sebagai upaya menahan penyebaran mutasi baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Afsel dan lebih mudah menular.


Pada Senin (25/1/2021), Biden juga mulai memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris Raya, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.


"Kami menambahkan Afsel ke daftar terbatas karena varian yang mengkhawatirkan yang telah menyebar ke luar," kata Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dilansir dari Reuters.


Schuchat menambahkan CDC juga menerapkan serangkaian tindakan ini untuk melindungi orang Amerika dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian ini dan memperburuk pandemi saat ini.


Tidak sama seperti Presiden ke-45 Donald Trump, Biden yang baru menjabat beberapa hari, mengambil pendekatan agresif untuk memerangi penyebaran virus SARS-CoV-2 setelah pendahulunya menolak mandat yang diminta oleh badan kesehatan AS.


Varian Afsel, juga dikenal sebagai varian 501Y.V2, 50% lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara. Pejabat CDC mengatakan mereka akan terbuka untuk menambahkan negara lain ke daftar jika diperlukan.


Hingga kini, varian Afsel belum ditemukan di AS. Tetapi setidaknya 20 negara bagian AS telah mendeteksi Vaksin saat ini tampaknya efektif melawan mutasi Inggris. (don/cnb)


Cemburu Suami Photo Berdua, Istri Tikam Suami, Ternyata Cewek Itu Dirinya

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Seorang istri menikam suaminya sendiri berkali-kali dengan pisau setelah cemburu melihat foto pasangannya itu dengan cewek lain.


Namun, ternyata perempuan yang ada di foto tersebut adalah sang istri itu sendiri beberapa tahun lalu.


Insiden tragis tapi aneh ini terjadi di Cajeme, Sonor, Meksiko. Sang istri yang diidentifikasi sebagai Leonora N telah ditangkap oleh polisi.



Seperti dikutip dari Mirror, dia ditangkap setelah melukai suaminya, Juan N dengan pisau setelah menemukan sejumlah foto suaminya dengan seorang wanita di ponselnya.


Leonora rupanya berpikir bahwa suaminya telah berselingkuh darinya.


Juan yang kemudian mengambil pisau itu dari sang istri, kemudian menjelaskan bahwa itu adalah salah paham.


Dia mengatakan bahwa foto yang menjadi sumber masalah adalah foto mereka berdua.


Dia meyakinkan istrinya, bahwa itu adalah foto lama yang didigitalisasi olehnya untuk dimasukkan ke dalam ponsel.


Polisi pun kemudian datang ke lokasi kejadian setelah dihubungi oleh tetangga mereka yang mendengar adanya teriakan dan suara perkelahian.



Media lokal melaporkan bahwa sang istri saat ini telah ditahan oleh pihak berwajib, namun tuduhan kepadanya ditunda.


Kejadian ini, hanya selang sebulan dari pembunuhan yang dilakukan mantan suami kepada mantan istrinya karena cemburu.


Sang mantan suami dikabarkan cemburu ketika melihat mantan istrinya sudah mengenakan cincin pertunangan, meski mereka baru bercerai 2019 lalu. (don/kom)

Kamis, 21 Januari 2021

Joe Biden Dilantik, Trump Merajok

    Kamis, Januari 21, 2021  


Photo : Viva


PATIMPUS.COM - Rakyat Amerika Serikat (AS) resmi memiliki presiden baru yang ke 46. Joe Biden dilantik di Gedung Capitol, Washington DC, AS, Rabu (20/1/2021) Siang waktu setempat.


Saat pelantikan, tiga mantan Presiden Amerika Serikat menghadiri langsung. Ketiga mantan Presiden tersebut yakni, Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama.  


Bill Clinton merupakan Presiden ke-42 Amerika Serikat, George W Bush Presiden ke-43 Amerika Serikat, dan Barack Obama Presiden ke-44 Amerika Serikat. Ketiga mantan Presiden AS tersebut datang bersama istri mereka masing-masing. 


Sementara Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, tampak tidak menghadiri pelantikan. Donald Trump meninggalkan Gedung Putih hanya beberapa jam sebelum Biden dilantik. Trump dan istrinya, Melania, lebih memilih bertolak ke Florida langsung dari Gedung Putih. 


Joe Biden mengalahkan Trump dalam Pemilu AS yang digelar pada 3 November 2020 lalu. Joe Biden mendapat 306 suara elektoral dan Trump 232 suara. Selain menang suara elektoral, Biden juga menang suara populer.

Biden didampingi oleh Kamala Harris, yang menjabat sebagai Wakil Presiden. Harris kini menjadi Wapres wanita pertama Amerika Serikat sepanjang sejarah pemerintahan.

Di hari pelantikannya, Biden sempat melempar cuitan yang bernada perubahan bagi Negeri Paman Sam. "It's a new day in America," atau berarti, "Ini hari yang baru bagi Amerika."

Hari bersejarah, menurut Biden, di acara pelantikannya, pada Selasa 20 Januari 2021. Sebab, banyak tantangan yang harus dihadapi Amerika Serikat di masa depan.

"Seluruh jiwa saya dicurahkan untuk membuat Amerika kembali bersama, menyatukan warga, dan meminta seluruhnya untuk bergabung dalam misi ini. Kita bisa mengakomodir keadilan rasial dan membuat Amerika kembali menjadi kekuatan positif di dunia," kata Biden dilansir Daily Mirror.

"Ini momen bersejarah kita dalam menghadapi krisis dan tantangan. Dan, kita harus berada dalam satu barisan sebagai Amerika Serikat," lanjutnya.

Biden memang mengusung sejumlah program strategis dalam pemerintahannya. Dia berniat untuk mengakhiri kebijakan yang tak berpihak bagi warga dari beberapa negara mayoritas Muslim.

Sebelumnya, dalam pemerintahan Donald Trump, warga dari negara mayoritas Muslim dilarang masuk.


Pun, pembangunan tembok perbatasan Amerika dan Meksiko, yang dilaksanakan di era Trump demi membatasi imigran gelap, dihentikan oleh Biden. (don/kum/viv)

Kamis, 14 Januari 2021

Pelantikan Joe Biden Dikawal 20 Ribu Pasukan Garda Nasional

    Kamis, Januari 14, 2021  



PATIMPUS.COM - Sebanyak 20 ribu pasukan Garda Nasional Amerika Serikat akan dikerahkan ke Washington DC saat pelantikan Presiden Amerika Serika terpilih, Joe Biden pada 20 Januari mendatang.


Pengerahan ribuan pasukan pengawal itu demi mengantisipasi kericuhan pasca serbuan pendukung Trump di gedung Capitol pekan lalu untuk menghentikan pengesahan Joe Biden sebagai presiden terpilih.


Penjabat Kepolisian, Robert Contee, mengumumkan langsung jumlah pasukan itu. 


Dikutip dari Reuters, Kamis (14/1/2021), para pasukan ini bertanggung jawab mengamankan situasi kota sebelum dan saat pelantikan Joe Biden. Mereka akan membentuk formasi seperti saat pengamanan di Capitol.




Bahkan, Dua pejabat mengatakan beberapa pasukan Garda Nasional diwakili sebagai petugas Kepolisian Capitol untuk menjalankan fungsi penegakan hukum jika diperlukan.


Jaksa Agung AS, Jeffrey Rosen, telah memberikan peringatan adanya potensi dan mendesak publik untuk memberikan informasi tentang potensi serangan dan ancaman sebelum pelantikan.


"Termasuk upaya untuk secara paksa menduduki gedung-gedung pemerintah," kata Rosen.


Kemudian, jalan di sekitar area Capitol telah ditutup. Layanan Taman Nasional juga menutup monumen Washington untuk kegiatan tur dan Walikota Muriel Bowser meminta pengunjung untuk menjauh. (don/kum)

© 2023 patimpus.com.