Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Desember 2022

BKKBN Ditugaskan Jadi Ketua Percepatan Penurunan Stunting

    Senin, Desember 12, 2022  


PATIMPUS.COM - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Mhd Irzal SE ME, mengatakan melalui Peraturan Presiden, ketua pelaksana percepatan penurunan stunting diestafetkan kepada Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan ditindaklanjuti dengan peraturan BKKBN Nomor 12 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional percepatan angka stunting indonesia tahun 2021-2024 (ranpasti).


“Seperti yang kita ketahui bersama, pada tahun 2021, BKKBN ditunjuk langsung presiden Joko Widodo untuk menjadi ketua pelaksanan percepatan penurunan stunting, dan hal tersebut telah diperkuat melalui Perpres no 72 tahun 2021 dan bkkbn telah menindaklanjuti dengan mengeluarkan peraturan bkkbn no 12 tahun 2021," ucap Irzal saat diseminasi evaluasi atas percepatan penurunan stunting Provinsi Sumatera Utara, Kamis kemarin.


Menurut Irzal, dengan ditetapkan peraturan presiden dan ranpasti ini adalah dasar hukum BKKBN dalam melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam menyusun strategi upaya percepatan penurunan stunting.


Melihat upaya percepatan penurunan stunting melalui strategi nasional menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan angka prevalensi stunting dari tahun ke tahun. Diketahui pada tahun 2018 angka prevalensi stunting berada di 30.8% (riskesdes, 2018), yang kemudian turun pada tahun 2019 menjadi 27.7% (ssgbi, 2019). Pada tahun 2020 angka tersebut diprediksi turun ke angka 26.9% (ssgi, 2020), dan pada tahun 2021 turun menjadi 24.4% (ssgi, 2021).


“Untuk mencapai target angka prevelansi stuntig 14% tahun 2024, bukanlah hal yang mudah, Berbagai kegiatan dan koordinasi terus kita galakkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak di seluruh tingkatan. untuk itu, sangat diperlukan koordinasi di semua kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah desa/kelurahan," ungkap Irzal


Kendati demikian, menurut Irzal saat ini kegiatan ini digelar untuk mengevaluasi sejauh mana implementasi pelaksanaan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting yang dilakukan oleh pemerintah daerah.  


“BPKP telah melaksanakan kegiatan evaluasi dan akan mendesiminasikan hasilnya. Adapun lokus evaluasi ini dengan sampel yakni kinerja tpps provinsi sumatera utara dan kabupaten mandailing natal” kata Irzal.


Melaui forum ini di harapkan dapat menjadi wadah bagi pemerintah daerah untuk memperoleh informasi dan rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan untuk percepatan penurunan angka stunting di Provinsi Sumatera Utara. (don)

Kamis, 08 Desember 2022

Selama Nataru, RS Haji Tetap Berikan Pelayanan 24 Jam

    Kamis, Desember 08, 2022  


PATIMPUS.COM - Selama libur perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan Provinsi Sumatera Utara, tetap memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam.


"Kita  juga siap menerima pasien rujukan dari rumah sakit perujuk melalui aplikasi Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (Sisrute) dan 0821-7366-9967 (Call Center IGD selama 24 jam)," ujar Direktur RSU Haji Medan melalui Kabid Pelayanan Medis RSU Haji Medan drg Anda Siregar, Kamis (8/12).


Ia juga mengatakan Poliklinik di RS Haji akan tutup selama libur Nataru. Libur Nataru nanti, Poliklinik akan tutup dan pasien-pasien yang membutuhkan perawatan dialihkan melalui IGD.


Sama seperti Poliklinik, ia mengatakan pelayanan Hemodialisa (HD) juga libur, akan tetapi bagi pasien yang membutuhkan perawatan khusus akan tetap dilayani oleh petugas tenaga kesehatan.


Ia menyebutkan dokter yang nantinya disiapkan untuk siaga pada hari libur Nataru di IGD sebanyak tiga orang dokter.


"Ada tiga orang dokter siaga setiap shift di hari libur. Sedangkan, jadwal dokter spesialis berjalan sebagaimana biasanya," ungkapnya.


Ia mengatakan bertepatan Nataru di hari minggu, dokter spesialis akan tetap seperti biasa melakukan visite kepada pasien.


"Pelayanan RS Haji mulai libur natal dan tahun baru disamakan dengan libur nasional," tuturnya mengakhiri. (don)


Selasa, 06 Desember 2022

NSYTCM dan YPI Himbau Waspadai Kebohongan Industri Dibalik Rokok Elektrik

    Selasa, Desember 06, 2022  


PATIMPUS.COM - North Sumatera Youth Tobacco Control Movement (NSYTCM) menggelar kegiatan pelatihan Advokasi pengendalian tembakau dengan  mengusung tema “North Sumatera Youth Tobacco Control : Young People Come Together to Speak Truth”.  


Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah peserta dari berbagai lembaga dan organisasi diantaranya TC Sumut, Duta Bahasa Sumatera Utara, Forum Anak Kota Medan, Forum Anak Kota Binjai, Duta Genre Sumatera Utara, Duta Genre Kota Medan, SEMA BPM FMIPA Unimed, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FMIPA Unimed, Komnas P3A dan ISMKMI.


Kegiatan ini memberikan ruang diskusi bagi para pemuda Sumatera Utara dalam menyuarakan dan memberikan pendapat untuk menekan tingkat penggunaan rokok di Sumatera Utara khususnya pada usia anak. 


Hadir sebagai narasumber,  Muhammad Bigwanto merupakan TI Mentoring Focal Point Indonesia, SEATCA., Manik Marganamahendra, S. KM. merupakan Ketua BEM UI 2019, Elisabeth Juniarti SH merupakan Kodif Advokasi Yayasan Pusaka Indonesia dan Zulqadri merupakan Koordinator TC Sumut.


Sekretaris TC Sumut yaitu Khairul Ichsan Sipahutar menyampaikan kata sambutannya mengajak para peserta agar berpartisipasi aktif dalam forum pelatihan yang diadakan. 


“Kegiatan ini menjadi bukti keseriusan kaum muda dalam mendukung pemerintah pada pengendalian tembakau. Hingga saat ini belum adanya peraturan yang komprehensif, penegakan-penegakan di kawasan KTR (Kawasan Tanpa Rokok) perlu dilakukan secara radikal dalam implementasi Perda KTR Kota Medan,” ujar Khairul.


Manik Marganamahendra menyatakan bahwa adanya modus di balik industri raksasa rokok yang menggunakan anak sebagaibahan promosi mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang mendaftar dalam suatu beasiswa yang disediakan oleh industri rokok mencapai lebih dari 40 ribu anak. Akan tetapi, jumlah total anak yang menjadi penerima beasiswa tersebutt idak lebih dari 30 orang saja.


 Hal ini sungguh miris jika dibandingkan dengan total pendaftar yang ada. Zulqadri menyatakan bahwa salah satu syarat untuk menjadikan wilayah sebagai kota ramah anak adalah dengan berjalannya Perda KTR dan minimnya tingkat prevalensi perokok aktif usiaanak. 


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada tahun2018 menunjukkan bahwa persentase perokok aktif pada rentang usia 15 – 24 tahun sebesar 22,4%. Dengan persentase setinggi ini, Sumatera Utara masih memiliki banyak hal yang harus diperbaiki untuk menangani tingkat perokok aktif yang tinggi terutama di kalangan anak bawah umur.


Dalam fenomena yang saat ini menjamur, banyak anak muda yang menggunakan vape (rokok elektrik) sebagai alternatif rokok konvensional. 


Menurut mereka vape memiliki dampak buruk yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Akan tetapi, sebenarnya itu semua adalah propaganda yang dilakukan oleh industri rokok elektrik.


“Tidak benar adanya vape itu lebih baik dibandingkan denganrokok konvensional. Hal ini disebabkan dalam vape juga terdapat kandungan yang dapat membahayakan kesehatanseperti nikotin, karsinogen, serta bahan toksik atau bahan yang mengandung racun lainnya yang dibuat dalam bentuk liquid (cair).” ujar Bigwanto dalam diskusi pada pembahasan, manipulasi dan Kebohongan Industri di Balik Rokok Elektrik.


Sebagai salah satu bentuk aksi nyata yang dilakukan oleh Yayasan Pusaka Indonesia dalam penegakan Perda KTR di kota Medan, diluncurkannya sebuah aplikasi yang bernama Pantau KTR. 


Aplikasi ini berfungsi sebagai salah satu cara dalam mengumpulkan data mengenai pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan rokok di wilayah KTR. Misalnya dilarang mengkonsumsi rokok di rumah ibadah, tempat umum, instansipedidikan, tempat bermain anak dan sebagainya. 


Lewat aplikas ini pengguna dapat melaporkan pelanggaran di kawasan KTR dengan cara mengunggah poto pelanggaran jenis apapun pada aplikasi Pantau KTR. 


Elisabeth menyatakan bahwa data yang masuk lewat aplikasiPantau KTR ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi danaudiensi terhadap penegakan Perda KTR di Kota Medan. Dengan begitu, diharapkan semua pihak dapat berpartisipasiuntuk menekan penggunaan rokok khususnya bagi pelanggaran yang masih banyak terjadi di wilayah KTR.


"Lewat kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menyatukan aspirasi dan ide guna mewujudkan aksi nyata menekan angka penggunaan rokok di Indonesia khususnya wilayah Sumatera Utara. Dengan begitu, slogan NSYTCM “Pemuda Sehat, Indonesia Hebat” dapat tercapai dan terwuju," ujar Elisabeth (rel)

Senin, 05 Desember 2022

YMMA-Pemangku Kebijakan Sepakat Optimalisasi SPM Terkait Layanan TBC di Medan

    Senin, Desember 05, 2022  


PATIMPUS.COM - Terkait Layanan TBC Di Kota Medan, Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Kota Medan menggelar Pertemuan Komunitas dan Para Pemangku Kebijakan Jejaring Publik Private Mix (PPM) di Hotel De Paris Medan, Senin (5/12).


Kegiatan tersebut melibatkan Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Asosiasi Dinkes Pusat, Adinkes Provinsi Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Kota Medan, Bappeda Kota Medan, PR Konsorsium Penabulu-STPI, KOPI TB, PKFI Kota Medan, IDI Kota Medan, Puskesmas Helvetia Medan, Perwakilan RS Swasta, dan SR YMMA Sumut.  


Dalam sambutannya Staf Program YMMA Kota Medan Muhammad Irsyad mengatakan pertemuan antara komunitas dan stake holder jejaring DPPM dilaksanakan bertujuan untuk mengidentifikasi situasi notifikasi TBC di layanan pemerintah dan swasta di Kota Medan.


Pertemuan tersebut juga untuk menguatkan sinegritas implementasi SPM layanan TBC dan penguatan jejaring DPPM. 


“Pertemuan optimalisasi pemenuhan SPM terkait TBC, YMMA Kota Medan sebagai komunitas penanggulangan TBC mengupayakan rangkaian advokasi dan kemitraan untuk memperkuat jejaring di rumah sakit dan klinik di Kota Medan. Hal tersebut kami anggap sebagai salah satu langkah dalam percepatan eliminasi TBC di Kota Medan,” ungkap Irsyad.


Ia juga menambahkan bahwa YMMA Kota Medan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan dan juga pelayanan kesehatan lainnya. YMMA Kota Medan mempunyai 95 kader yang tersebar di 41 puskesmas se Kota Medan.


“95 kader tersebar di setiap kecamatan se Kota Medan. Saat ini kader kita bertugas untuk pencarian, pelaporan, dan pendampingan pasien di puskesmas dan rumah sakit maupun klinik. Dengan adanya pertemuan ini juga dapat memperkuat komitmen untuk menghasilkan solusi terbaik,” tambahnya.


Sementara itu Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Medan, Edy Yusuf menyatakan Pemko Medan berupaya tanpa henti untuk mempercepat eliminasi TBC di Kota Medan. Namun di lapangan, Dinas Kesehatan Kota Medan tidak bisa sendiri. Melibatkan banyak pihak merupakan cara tepat untuk mendukung tujuan tersebut.


“Dinas Kesehatan Kota Medan mengajak multipihak dan bersinergi dengan berbagai sektor. Kolaborasi eliminasi TBC di Kota Medan dilaksanakan dengan terintegrasi, terpadu, dan berkesinambungan,” ungkapnya.


Ia juga mengatakan 60 persen kasus TBC ditemukan di fasilitas kesehatan swasta terutama di rumah sakit dan klinik. Maka dari itu, pelibatan PPM adalah langkah tepat dalam penemuan kasus. 


Begitu juga dengan keterlibatan komunitas seperti YMMA. Ia mengaku pelibatan komunitas membantu pemerintah untuk menjaring dan menemukan kasus di lapangan.


Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa Sri Maharani Arfiani mengungkapkan bahwa pertemuan optimalisasi pemenuhan SPM merupakan peluang untuk menguatkan kolaborasi antara komunitas dan stakeholder kedepan. Menurutnya, komunitas di akar rumput berperan penting mendukung pelaksanaan SPM tersebut.


“Kolaborasi antara komunitas dan stake holder perlu guna meningkatkan capaian penanggulangan tuberkulosis di Kota Medan. YMMA memiliki kader yang bekerja di akar rumput kemudian melakukan penyuluhan dan pencarian kasus yang nantinya diperiksa di puskesmas. Dengan masifnya kader bertugas, maka kita dapat menaikkan kriteria SPM terkait layanan TBC di Kota Medan,” pungkasnya. (haki)

Berobat Pakai KTP, UHC Kota Medan Dorong Antusias Kabupaten/Kota

    Senin, Desember 05, 2022  


PATIMPUS.COM - Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyambut gembira pelaksanaan Universal Health Coverage (UHC) yang telah dilakukan oleh Kota Medan sehingga mendorong antusias sejumlah Kabupaten/Kota lain untuk mengikuti langkah serupa. 


"Terimakasih kepada Pak Walikota komitmennya luar biasa. Karena sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia dan kota terbesar di luar Pulau Jawa, apa yang telah diraih Kota Medan sangat baik sekali," ungkapnya saat Lounching UHC Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) dan Soft Lounching RSUD Bachtiar Djafar,  Senin (5/12).


Lebih lanjut Ali Gufron menjelaskan, pertanggal 1 Desember kemarin, UHC di Kota Medan telah mencapai 96,0 persen. Untuk itu pada tahun 2023 diharapkan bisa lebih meningkat dan pada 2024 ditargetkan bisa mencapai 98 persen.


"Kita bersyukur sudah ada 15 Provinsi yang telah mencapai UHC dan 289 Kabupaten/Kota," jelasnya.


Menurut Ali Gufron, saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya jaminan kesehatan. Untuk itu ke depan, dia berharap pelayanan BPJS Kesehatan bisa lebih baik lagi, sehingga kepuasan masyarakat meningkat.


"Saat ini hanya dengan KTP pun sudah bisa mengakses pelayanan BPJS Kesehatan," tandasnya.


Sementara itu, terkait Soft Lounching RSUD Bachtiar Djafar, Ali Gufron berharap rumah sakit ini dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan salah satunya memutus kebiasaan masyarakat Medan yang berobat ke negeri tetangga. Sebab, sambungnya, bila RSUD Bachtiar Djafar ini lebih bagus tentu kesulitan finansial bisa diatasi bersama-sama. 


 "Jadi kami berjanji  untuk lima tahun pertama tidak punya utang di RS yang diresmikan ini. Begitu juga kita harap Pemko Medan mampu bergerak serentak memantau implementasi UHC sesuai bidang masing-masing," pungkasnya.


Sementara itu Walikota Medan Bobby Nasution meminta kepada BPJS Kesehatan agar sisa empat persen masyarakat Medan yang belum tercover jaminan kesehatan dapat dibantu. 


"Jadi kalau boleh empat persen ini bagi-bagi kita ya pak. Ini becanda, tapi kalau bisa diseriusin alhamdulillah. Mudah-mudahan kalau bisa didiskon," ucap Bobby kepada Ali Gufron.


Begitu juga kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Bobby berpesan agar setelah lounching program UHC agar berikutnya mempersiapkan pelayanan yang ada 41 puskesmas dan 48 rumah sakit yang ada. "Jadi ini adalah PR kita berikutnya," timpalnya.


Namun Bobby membeberkan, jika di Kota Medan ini ada beberapa perusahaan yang tidak mendaftarkan seluruh karyawannya ke dalam program Jaminan Kesehatan. Untuk itu dia meminta arahan kepada Ali Gufron dan BPJS Medan untuk menyikapinya. 


"Kami akan memfasilitasi terkait peserta BPJS di swasta ini, supaya menjadi tanggung jawab kita bersama," tuturnya.


Terkahir tambah Bobby, terkait keberadaan RSUD Bachtiar Djafar dia berpesan agar dapat melayani dengan baik, sehingga rumah sakit ini benar-benar bisa menjadi rumah sakit yang menyehatkan masyarakat Kota Medan. 


"Pesan saya jadikan rumah sakit ini sesuai dengan namanya. Seperti kita ketahui nama beliau banyak berbuat bagi Medan sehingga harus menjadi rumah sakit yang banyak mengobati jangan malah menjadi rumah sakit yang membuat trauma," pungkasnya. (don)

Warga Terkena DBD, PKS Medan Maimun Fogging Jalan Multatuli

    Senin, Desember 05, 2022  


PATIMPUS.COM - Dewan Pengurus Cabang Partai Keadilan Sejahtera (DPC PKS) Medan Maimun, melaksanakan pengasapan (fogging) di Jalan Multatuli Lingkungan IV, Kelurahan Hamdan, Minggu (4/12/2022) setelah seorang warga terkena penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) akibat digigit nyamuk Aedes Aygepty.


Ketua DPC PKS Maimun, H Ismalik Syahputra mengatakan kesehatan dan keselamatan masyarakat menjadi perhatian prioritas bagi PKS. 


Haji Malik berharap di musim penghujan dan banjir saat ini, perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangbiakan nyamuk yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit DBD dan ia juga mengajak masyarakat khususnya di wilayah Medan Maimun dan sekitarnya untuk bersama peduli pada lingkungan sekitarnya dengan menjaga kebersihan dan bersama memutus mata rantai nyamuk dengan tidak membiarkan tempat-tempat yang mudah tergenang air. 


"Kita DPC PKS Maimun mendapat informasi dari Ketua DPRa Hamdan, Sofyan Jambak bahwa ada warga Multatuli Lingkungan IV menderita demam berdarah. Setelah kita berkodinasi dengan Kepling setempat tentang kejadian DBD ini, atas permintaan warga, PKS Maimun bersama DPRa PKS Hamdan menurunkan tim cepat tanggap dan langsung merspon cepat dengan mengadakan fogging di wilayah tersebut agar perkembang biakan nyamuk bisa kita putus," jelas Haji Malik.


Sementara itu, Ketua DPRa Hamdan Sofyan Jambak, mengatakan bahwa ia mendapat laporan dari warga Multatuli, ada warga Lingkungan 4 terkena DBD. 


"Kita respon cepat dan laporkan ke DPC PKS Maimun. Kata Haji Malik, kesehatan dan keselamatan warga itu yang utama jadi beliau langsung mengintruksikan kita dan menurunkan tim DPC PKS Maimun untuk langsung buat Fogging," jelas Sofyan.


Sementara itu Nazwa salah satu warga yang melapor, menyampaikan rasa terima kasihnya atas respon cepat tanggap PKS Maimun atas laporannya. Ia dan warga Multatuli Lingkungan IV sangat senang PKS mengadakan fogging di lingkungannya.


"Alhamdulillah laporan kita direspon cepat oleh PKS, kita meminta PKS Maimun untuk membuat fogging, dan langsung mereka turunkan tim foggingnya. Terimakasih PKS, semoga PKS tetap istiqomah melayani Masyarakat," tutup Nazwa. (son)

Volume Naik, Lokasi Pembuangan Limbah Medis B3 Terbatas

    Senin, Desember 05, 2022  


PATIMPUS.COM - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Medan, dr Helena Rugun Nainggolan MKT, mengatakan pelayanan kesehatan optimal baik pada lingkungan rumah sakit maupun layanan kesehatan primer di Puskemas merupakan fokus bersama demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Medan. 


"Namun tidak kita pungkiri bahwa produk sampingan dari layanan kesehatan menghasilkan limbah medis padat maupun cair yang membutuhkan penanganan khusus agar tidak memberikan dampak negatif bagi masyarakat maupun menimbulkan potensi infeksi nosokomial di layanan kesehatan," sebutnya Jumat (2/12).


Ia menambahkan dalam rangka pengamanan limbah padat dan cair, Dinas Kesehatan Medan telah melakukan beberapa upaya yakni, pemilahan dan pengamanan sampah medis di layanan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan berlaku, bekerja sama dengan pihak pengumpul dan pemusnah limbahBahan Beracun Berbahaya (B3) yang berizin serta telah menghentikan penggunaan alat kesehatan yang menggunakan bahan bermerkuri.


"Peningkatan jumlah volume limbah B3 medis di layanan Kesehatan kami saat ini menunjukan angka yang cukup signifikan, pada pandemi Covid-19 dan masa recovery pasca pandemi, yang berasal dari kegiatan vaksinasi, penerapan prokes, serta kegiatan tracing swab test dan lain-lain," lanjutnya.


Peningkatan jumlah volume limbah ini, lanjutnya, memberikan dampak terhadap ketersediaan lokasi untuk pengamanan limbah medis terutama di puskesmas, mengingat kondisi gedung dan lahan yang cukup terbatas. 

 

"Demikian juga terkait peningkatan jumlah anggaran yang harus dilakukan terkait jasa pengangukatan dan pemusnahan limbah medis tersebut," terangnya.


Menanggapi hal itu, Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Medan, Mansursyah mengatakan pengelolaan limbah B3 tantangan fasilitas pelayanan kesehatan pengelolaan limbah B3 merupakan tantangan bagi fasilitas pelayanan kesehatan.


"Sama kita ketahui zat, energi, atau komponen yang terkandung dalam limbah B3 ini mempunyai sifat yang berpotensi dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia," katanya usai membuka Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Limbah B3 pada Pelayanan Kesehatan Kota Medan, di RSUD Dr Pirngadi Medan.

 

Dalam kegiatan yang dilaksanan Bagian SDA Setdakota Medan ini, Mansur mengatakan, banyaknya masyarakat yang berobat ke fasilitas layanan kesehatan di Medan menghasilkan limbah B3 yang berpotensi menjadi timbulan limbah es setiap harinya.


"Ini merupakan salah satu tantangan, di samping belum adanya fasilitas penyimpanan B3 yang memenuhi persyaratan di UPT Puskesmas serta lamanya waktu pengangkutan yang telah terkumpul di tempat penyimpanan sementara," ungkapnya.


Mansur mengharapkan melalui FGD ini para tenaga medis dan sanitasi mengetahui pengelolaan limbah B3 pada fasilitas layanan kesehatan dan memahami cara mencegah serta menanggulangi pencemaran kerusakan lingkungan hidup dan gangguan kesehatan masyarakat dan tindak pidana lingkungan hidup akibat limbah B3.


Sebelumnya, Kabag SDA Pemko Medan Mulia Rahmat Nasution mengatakan kegiatan ini bertujuan agar peserta mengetahui pengelolaan limbah B3 pada sarana fasilitas layanan kesehatan.


Bertindak sebagai narasumber dalam FGD ini yakni Development Director PT SDLI Umar S Avicenna, Lektor Kepala Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik USU Dr Ir Fatimah MT dan Kabid Pengendalian Pencemaran dam Pencemaran Lingkungan Hidup Dinas Kesehatan Medan Ruth Oldrina Tobing ST MSi.


Kegiatan itu dihadiri Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan dr Syamsul Arifin Nasution SpOG, mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr Helena Rugun Nainggolan MKT, Kabag Sumber Daya Alam (SDA) Setdako Mulia Rahmat Nasution, dan segenap perwakilan UPT Puskesmas Medan. (don)

Sabtu, 03 Desember 2022

Pemerintah Tidak Serius, Kasus HIV/AIDS di Medan Meningkat

    Sabtu, Desember 03, 2022  


PATIMPUS.COM - Kasus HIV/AIDS di Kota Medan tidak terbendung. Berdasarkan data per Mei 2022, jumlah pengidapnya mecapai 8385 kasus. Hal ini disebabkan kurang seriusnya Pemerintah Kota Medan dalam penangan penyakit menular tersebut.


Meningkatnya jumlah pengidap HIV/AIDS tersebut diungkap Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) HIV diantaranya Indonesia AIDS Coalition (IAC), Dinas Kesehatan Medan, Dinas Kesehatan Sumut, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Medan dan Medan Districk Task Force (MDTF), Jumat (2/12/2022) Siang.


"Data dari Dinas Kesehatan per Mei 2022, pengidap HIV/AIDS mencapai 8385 tersebut, maka dikhawatirkan kasus HIV/AIDS ini jauh dari target pemerintah menuju Asean Cities Getting To Zero (AGTZ)," ungkap Edy Yusuf, SKM MKM, Subkoor P2PM Dinas Kesehatan Medan, dalam konfrensi persnya.


Press Conference dalam rangka Peringatan Hari AIDS sedunia (HAS) yang jatuh pada 1 Desember 2022 tersebut mengungkapkan bahwa saat ini kasus HIV/AIDS di Kota Medan sudah masuk dalam peringkat 1 di Provinsi Sumatera Utara. 


"Jika pemerintah tidak serius dalam penanganan HIV/AIDS, maka target AGTZ masih jauh. Ini menjadi PR bagi Dinas Kesehatan dan juga Non Dinas Kesehatan," sebut Saurma MGP Siahaan dari MDTF.


Selain itu, meningkatnya kasus Anak dengan HIV (ADHA) dan juga remaja sebenarnya ini sudah menjadi salah satu pertanda bahwa kita akan kehilangan “Bonus demography”, yang merupakan generasi penerus bangsa jika pencegahan dan penanggulangannya tidak segera dilakukan . Untuk itu diharapkan kolaborasi yang seimbang antar OPD dan juga antar OPD dengan CSO (organisasi Masyarakat Sipil) yang ada di kota Medan.


Ratih Ayu dari IAC, mengatakan terkait anggaran, sebenarnya Pemerintah sudah seharusnya memikirkan bagaimana, program pencegahan dan penanggulangan HIV ini bisa ada dalam APBD dan bersifat sustainable, tidak bergantung pada pendanaan luar negeri (Donor) yang sewaktu waktu pasti berakhir.


Contohnya Pemerintah Kota Medan dapat memperhatikan bagaimana terkait pendanaan untuk Dinas Kesehatan dan KPA Kota Medan yang selama ini menjadi tumpuan dalam program penanggulangan HIV AIDS di kota Medan.


Mekanisme Swakelola Tipe 3 yang sedang di sosialisasikan melalui program IAC di tingkat OPD dan juga organisasi Masyarakat Sipil (CSO) sebenarnya salah satu sistem penganggaran yang bisa dilakukan antara OPD dan CSO untuk kerja kerja yang lebih maksimal.


Selain bisa membantu pemerintah untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan tepat sasaran, bisa membantu CSO dalam menjaga sustanaible Lembaga, dan sudah tercantum dalam Perpres No. 16 tahun 2018.


Namun untuk swakelola tipe 3 di Kota Medan, salah satunya masih terkunci dengan Perwal No. 44 Tahun 2021 pasal 26 tentang Penjabaran dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kewenangan Camat dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana, yang menyebutkan bahwa Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola tipe IV. (don)

Selasa, 29 November 2022

Prevalensi Stunting Sumut Hingga November 5,4 persen

    Selasa, November 29, 2022  


PATIMPUS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) mengaku terus melakukan sosialisasi kepada seluruh Kabupaten/Kota terkait penggunaan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dari Kementerian Kesehatan.


Melalui aplikasi ini, Dinkes Sumut hingga November 2022 telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 899.866 balita atau 69 persen dari proyeksi 1.346.655 balita dan data riil dari Kabupaten/Kota 1.118.529 balita. Dari jumlah tersebut, didapati prevalensi stunting hanya 5,4 persen. 


Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumut, Hery Valona Ambarita saat Diskusi Publik dengan Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) Sumut di Swiss Bell Internasional Hotel Medan, Selasa (29/11/2022).


Menurut Hery, aplikasi ini e-PPGBM cukup akurat dibandingkan survei. “Aplikasi ini lebih akurat, data yang dikeluarkan sesuai dengan yang sudah dilakukan karena saat balita ditimbang langsung dimasukkan datanya, sementara itu kabupaten/kota beberapa tidak menerima data hasil survei bahkan mereka melakukan penimbangan ulang dan memang tak sesuai. Jadi apabila saya ditanya apakah benar angka prevalansi stunting Sumut 25,8 persen saya tidak bisa menjawab,” ujarnya.


Selain itu, tambahnya dengan e-PPGBM kebutuhan intervensi dalam penguatan surveilans gizi melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat dilakukan by name by address. “Dengan data ini pemerintah dapat lebih mudah mengamati permasalahan gizi di daerahnya untuk selanjutnya merumuskan langkah ataupun intervensi apa yang akan diambil,” katanya.


Sementara itu, pihaknya juga terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting diantaranya melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan, pertemun lintas sektor hingga memberikan biskuit kelor, pemberian makanan tambahan untuk balita stunting, gizi kurang dan ibu hamil kekurangan energi protein. (don)


Senin, 28 November 2022

Mulai 1 Desember Warga Medan Berobat Pakai KTP Saja

    Senin, November 28, 2022  


PATIMPUS.COM - Kabar gembira bagi warga Kota Medan, terhitung mulai 1 Desember mendatang, sudah dapat menggunakan KTP untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di semua rumah sakit di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang telah menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sebab, saat ini Kota Medan telah mencapai angka kepesertaan BPJS Kesehatan sebesar hampir 96 % dari jumlah penduduk.


Hal ini terungkap saat Wali Kota Medan Bobby Nasution menerima kunjungan Kepala BPJS Kesehatan Kota Medan Sari Quratul Aini di Balai Kota Medan, Senin (28/11) siang.


Pertemuan tersebut dirangkai dengan penandatanganan kesepakatan antara Pemko Medan dan BPJS Kota Medan tentang Penetapan Peserta Awal Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja Pemerintah Daerah Kota Medan dalam Universal Health Coverage (UHC) Tahun 2022-2023.


"Alhamdulillah, sebagai salah satu program prioritas di bidang kesehatan, hari ini kita telah mencapai tahap untuk mengcover masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan ini bisa membawa kebaikan bagi masyarakat Kota Medan," kata Bobby Nasution didampingi pimpinan OPD di lingkungan Pemko Medan. 


Usai capaian ini, sambung Bobby, tugas Pemko Medan selanjutnya melalui perangkat terkait adalah mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat secara massif. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu ragu untuk meminta pelayanan kesehatan. 


"Saya minta Pak Asisten Pemerintahan sampaikan ke semua jajaran baik dari tingkat kecamatan, kelurahan hingga ke lingkungan untuk mensosialisasikan hal ini. Dengan begitu tidak ada lagi masyarakat yang ketakutan untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan karena masalah ekonomi yang dirasa kurang memadai," kata Bobby Nasution. 


Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Kota Medan Sari Quratul Aini mengungkapkan jika angka kepesertaan BPJS Kesehatan Kota Medan jadi jumlah paling besar di Sumatera Utara. Sari berharap, di tahun depan, Kota Medan juga bisa mencapai target nasional yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 98 %.


"Nanti setiap masyarakat yang memiliki nomor induk kependudukan (NIK) apabila ia belum terdaftar atau belum aktif karena menunggak itu bisa dialihkan menjadi pembiayaan peserta bantuan iuran (PBI). Sebab, semua sistem kita di rumah sakit telah terintegrasi. Kami yakin ini juga jadi wujud keseriusan Pemko Medan untuk mewujudkan Kota Medan yang berkah, maju dan kondusif," bilang Sari. (rel)

MGI Donasikan Sejuta Kacamata Medis Gratis

    Senin, November 28, 2022  


PATIMPUS.COM - Banyaknya masalah kebutaan pada mata yang terjadi di masyarakat menjadi perhatian serius yang tidak boleh dianggap remeh. Apalagi berbicara mata minus - plus, Glaukoma hingga Katarak yang tiap tahun trennya semakin meningkat, sehingga timbul empati dari Mega Gloryoung International (MGI) untuk mencegah kebutaan sejak dini.


Hal ini disampaikan oleh Bram Liem Setiawan, General Manager MGI CLUB GLOBAL dari Semarang, Jawa Tengah disaat acara Gerakan Donasi Sejuta Frame Kacamata Medis Untuk Penderita Glaukoma dan Mata Minus secara Gratis di Raz Plaza Hotel jalan Dr.Mansyur Medan. Sabtu (26/11/2022).


"Hallo, saya Bram Setiawan dari MGI CLUB GLOBAL Indonesia. Kami bekerjasama dengan IONSPEC Foundation melakukan Aksi Gerakan Donasi satu juta kacamata kepada penderita glaukoma, penderita Minus 5 ke atas. Kita melihat masalah kebutaan di masyarakat kita setiap tahunnya cenderung semakin naik trendnya. Jadi kita berempati untuk melakukan Gerakan Donasi ini untuk mencegah Kebutaan sejak dini," ujar Bram.


Bram menjelaskan lebih lanjut, bahwa kegiatan gerakan donasi tersebut di seluruh Indonesia sudah dilakukan sejak 2016 silam, untuk di Medan setiap bulannya selalu ada gerakan donasi kacamata medis dan berlaku untuk semua usia. Untuk anak-anak hanya berlaku buat yang menderita minus 5 keatas tidak untuk yang minus 5 kebawah.


"Gerakan Donasi Kita sudah bergerak sejak 2016 diseluruh Indonesia dan untuk Medan sendiri hampir rutin ya. Setiap bulannya selalu ada dibuat dan berlaku untuk semua usia,untuk anak-anak kita berlakukan yang sudah minus 5 keatas. Untuk minus 5 kebawah kita tidak memberikan donasi kacamatanya, karena kacamata yang kita donasikan kacamata spesial untuk terapi," lanjut Bram.


MGI sendiri merupakan perusahaan yang menyediakan alat-alat terapi yang berteknologi nano seperti kacamata dan juga alat terapi lainnya yang nantinya membantu untuk kesehatan masyarakat khususnya di Indonesia.


Sementara itu, Aditya Wardana selaku Top Leader MGI Club Sumatera Utara mengatakan, kegiatan donasi di Medan ini perdana dan akan gulirkan setiap bulannya. Kegiatan perdana ini menghadirkan sebanyak 400 peserta yang akan diberikan Donasi Kacamata Gratis, dan untuk anak-anak disediakan 100 kacamata untuk penderita Glaukoma dan minus 5 keatas.


"Kegiatan kita di Medan ini kan perdana pak, jadi saat ini kita mengundang 400 orang aja pak, nanti akan kita buat setiap bulannya agar banyak penderita glaukoma, khususnya anak-anak bisa terbantu dengam kacamata spesial untuk terapi dari kami," jelas Aditya.


Aditya juga memaparkan, sebelum masuk kedalam ruangan acara, peserta terlebih dahulu registrasi untuk dilakukan cek mata gratis, lalu kita bagikan donasi kacamatanya, dan setelah itu peserta masuk ke ruangan acara dan akan di edukasi tentang kesehatan mata, agar dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan mata.


Salah satu peserta dari SMKN 14 Medan, Nazwa Khairani merasa sangat senang dan terbantu dengan adanya donasi kacamata gratis ini dan juga edukasi kesehatan mata dari kegiatan yang dilakukan MGI.


Ia mengatakan, bahwa setelah dilakukan cek mata oleh panitia MGI, ternyata minus matanya bertambah dari minus 6,5 menjadi minus 7. 


"Yah kegiatan ini, sangat bermanfaat ya bg, saya tdi di cek dulu matanya secara gratis, saya penderita mata minus 6,5 ternyata bertambah jadi minus 7. Uda itu ada edukasi gratis tentang pentingnya kesehatan mata, yang luar biasanya kita dibantu juga dikasih kacamata gratis," ujar Nazwa.


Untuk masyarakat yang anaknya atau tetangganya memiliki penyakit Glaukoma yaitu tekanan bola mata yang menyakitkan, katarak, minus, plus dan membutuhkan kacamata terapi untuk menyembuhkan penyakit mata, silahkan mengikuti Gerakan Donasi dari MGI dengan membawa bukti cek medis seperti CT SCAN surat dokter, dan lainnya tentang penyakit mata atau boleh menghubungi dan mendatangi Duta GMI yang ada di Medan. (son)

Minggu, 27 November 2022

RS Pirngadi Latih Pegawai Cegah dan Kendalikan Infeksi

    Minggu, November 27, 2022  


PATIMPUS.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pingadi Medan menggelar Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Ruang Rapat II Rumah Sakit (RS) milik Pemko Medan itu selama 2 hari (25-26/11/2022).


Pelatihan PPI yang didominasi pesertanya oleh para perawat yang bekerja di lingkungan RS Pirngadi itu dibuka langsung oleh Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan, dr Syamsul Arifin Nasution SpOG diwakilkan Wadir Keuangan, M Reza.


Seorang narasumber, Inke Maria S.SKep Ners menyatakan pelatihan PPI sangat penting guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para perawat dalam mencegah dan mengendalikan Infeksi di lingkungan rumah sakit.


'Hal penting dilakukan pelatihan ini adalah merubah prilaku dari pada tenaga kesehatan (nakes) untuk meningkatkan mutu dari setiap fasilitas kesehatan  mulai dari pintu masuk sampai pintu belakang. PPI ini dilakukan  di setiap ruangan," katanya.


Contohnya dimulai dengan melakukan cuci tangan, alat pelindung diri, pemilahan dan pembuangan sampah yang benar, penatalaksanaan linen, kebersihan ruangan, pemprosesan alat, pencegahan infeksi dipelayanan gizi atau didapur dan bagaimana  penatapelaksanaan jenazah, dan  etika batuk.


Sebenarnya semua rumah sakit sebutnya saat ini sedang menggalakkan akreditasi jadi setiap penilaiannya ada elemen PPI dimana semua perawat harus terpapar materi PPI.


Dipelatihan ini para peserta juga diajak untuk membuktikan bahwa apakah sudah memahami  dan melaksanakan PPI itu.


"Saya lihat pretestnya sudah memuaskan jadi pelatihan ini hanya refresh saja bagi para peserta. Kita juga melihat dilapangannya juga apakah PPI itu dijalankan juga," kata Inke yang juga Ketua himpunan perawat pencegahan dan Pengendalian Infeksi Sumut.  


Ia juga menambahkan bahwa yang perlu dicegah di rumah sakit itu adalah Infeksiny, jadi pasien -pasien, pengunjung yang datang ke rumah sakit pulangnya tidak terkena infeksi.


"Jadi jika PPI ini dilaksanakan maka pasien yang datang tidak dengan infeksi juga pulang dengan tidak infeksi, begitu juga pengunjung maupun pekerja di lingkungan rumah sakit harus pulang tanpa infeksi," tegasnya. 


Sementara itu, pelatihan  ini dihadiri juga oleh Wadir Pelatihan dan Pendidikan, dr Risma Sinaga, Wadir SDM, Rina Amelia MPsi, Ketua PPI RS Pirngadi, Renata dan juga Kabid Diklat, Juliana Angkat SSTP MAP, serta Eliza sub Koordinasi Diklat Pegawai. (don)

Kamis, 24 November 2022

Dinkes Sumut Siapkan Program Dokter Terbang dan SPGDT 2023

    Kamis, November 24, 2022  


PATIMPUS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Sumut, drg Ismail Luvis MM, mengatakan program dokter terbang yang sudah dieksekusi sejak Oktober 2021 dan berjalan sampai sekarang ini guna meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.


"Program ini juga berguna untuk melaksanakan fungsi transfer of knowledge maupun transfer of man power. Artinya, RS dan Puskesmas yang sudah melaksanakan program ini dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mengadopsi program ke kabupaten/kota," katanya, Kamis (24/11/2022).


Ia mengatakan tahun 2023 akan dilaksanakan program dokter terbang di RS sebanyak lima RS antara lain RSUD Djasamen Saragih (layanan spesialistik jiwa), RSUD Rantauprapat (layanan spesialistik rehabilitas Medis)


RSUD Panyabungan (layanan spesialistik saraf dan ortopedi) dikarenakan lokusnya di perbatasan dan banyak kasus penyakit saraf serta kecelakaan lalu lintas sehingga perlu menekan angka rujukan ke RS di Padang.


Sedangkan untuk program dokter terbang ke Puskesmas tahun 2023 direncanakan akan dilaksanakan di 33 kabupaten/kota se Provinsi Sumut. "Sebelumnya di tahun 2022 telah dilaksanakan di tujuh kabupaten/kota," ujarnya.


Ia mengatakan program dokter terbang ke Puskesmas tahun 2023 untuk menekan angka kematian ibu, bayi dan stunting. "Kita akan mengontrak dokter spesialis obgyn untuk ditugaskan ke Puskesmas guna menurunkan kematian ibu, bayi dan stunting. Program ini berdasarkan visi misi Gubernur Sumut," ungkapnya.


Sebelumnya, ia mengatakan telah melakukan rapat paparan persiapan pelaksanaan program dokter terbang tahun 2023 dan program Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) tahun 2023 sebagai salah satu langkah dalam mewujudkan Sumut Sehat Sumut Bermartabat.


Pada rapat ini dipimpin Kepala Dinas Provinsi Sumut drg Ismail Lubis MM, perwakilan dari Sub Bagian Program, Akuntabilitas dan Informasi Publik serta perwakilan dari Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan. (don)

Senin, 21 November 2022

Pekerja RS Pirngadi Harus Berkompeten Menangani BHD

    Senin, November 21, 2022  


PATIMPUS.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan kembali melakukan pelatihan Bantuan Dasar Hidup (BHD) selama 2 hari yang dimulai pada 21 - 22 November 2022.


Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan, dr Syamsul Arifin Nasution Spog (k) didampingi oleh Wadir SDM dan Pendidikan RSUD Dr Pirngadi Medan Rina Amelia MPsi, Senin (21/11), mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting sehingga dilakukan kembali. 


Ia berharap dengan adanya pelatihan BHD ini semua pekerja yang ada di rumah sakit milik Pemko Medan itu mempunyai kompetensi dan dapat membantu jika ada orang membutuhkan bantuan dikarenakan henti nafas atau jantung. 


"Kegiatan ini sangat penting, apalagi kita adalah pekerja rumah sakit yang sewaktu waktu datang pasien yang dalam kondisi butuh pertolongan sehingga terhindar dari kematian," jelasnya.


Narasumber dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Himpunan  Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIBGABI) Provinsi Sumatera, Muhammad Sukri Tanjung, S.kep, Ners mengatakan  pelatihan BHD secara prinsip dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi penanganan kegawatdaruratan. 


Khususnya pada saat pasien mengalami henti nafas dan henti jantung. Dipelatihan ini kita  ajarkan bagaimana penanganan terhadap pasien  tersebut dan juga memberitahukan tahapan- tahapan supaya memang standardisasi dari kegawatdaruratan itu bisa tercapai.


"Penanganan Orang yang mengalami henti nafas dan jantung penanganannya harus tepat sesuai dengan tujuan pelatihan itu," katanya 


Jelasnya lagi, BHD ini dapat dilakukan kepada pasien dengan kriteria henti jantung. Disebut dengan BHD bahwa tindakan itu bisa dilakukan oleh siapapun dengan catatan terlatih. Karena tindakan BHD ini tidak menggunakan peralatan tetapi cukup dilakukan dengan apa yang ada dibadan kita. 


Pada saat bersamaan juga katanya harus diaktifkan  sistem pertolongan, di RS namanya code blue,  hanya saja sebelum code blue itu diaktifkan akan ada tindakan lanjutan tenaga yang banyak dan ahli. 


"Tujuan dilakukan pelatihan  BHD di RS agar  semua staf, karyawan yang bekerja di RS  ini memiliki kompetensi dan berharap dia bisa mensosialisasikan dan melatih, mengajarkan dan mengedukasi teman temannya," ujarnya yang mengaku tahun ini pihaknya sudah mengelola pelatihan BHD sebanyak 16 kegiatan dan itu dilakukan dibeberapa RS juga.


Adapun tindakan BHD jika menemukan pasien yang mengalami henti nafas atau jantung yaitu pertama memanggil nama pasien  sambil menepuk bahu, bila pasien nol respon maka bisa diaktifkan  code blue, cek nadi carotis selama 5 detik, pijat jantung luar jika nadi tidak terasa, jangan berhenti hingga tim code blue. 


"BHD dilakukan kepada pasien penyakit jantung iskemik, penyakit pernapasan kronis, keracunan, tenggelam, trauma, kelainan elektrolit,  aritmia, dan pasien koma," tegasnya. (don)

© 2023 patimpus.com.