Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Oktober 2021

Vaksinasi Covid-19 Sumatera Barat Terendah Se Indonesia, Menkes Turun Tangan

    Rabu, Oktober 13, 2021  


PATIMPUS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, meminta Provinsi Sumatera Barat meningkatkan vaksinasi Covid-19, sebab ranah minang ini termasuk satu dari tiga daerah dengan realisasi vaksin terendah di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 10 Oktober 2021, dari total 4.408.509 sasaran vaksinasi di Sumatera Barat, baru 1.114.877 orang atau 25.29% yang disuntik vaksin dosis pertama dan 568.327 orang atau 12.89% yang sudah mendapatkan dosis lengkap. 

Ini menjadi perhatian dari pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 di Sumbar. 

“Kalau saya lihat, di Sumbar target yang divaksinasi ada 4,4 juta yang sudah divaksinasi dosis pertama 1,1 juta, dosis kedua sekitar 560 ribu. Jadi saya minta tolong semua diajak untuk divaksinasi, ini bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang lain,” kata Menkes disela kunjungannya ke Kota Padang, Sumatera Barat pada Selasa (12/10).

Tak dapat dipungkiri, serapan vaksinasi yang rendah salah satunya karena masih adanya keraguan, kekhawatiran bahkan ketakutan ditengah masyarakat mengenai vaksin Covid-19. Padahal, pemberian vaksin Covid-19 memiliki banyak manfaat diantaranya meningkatkan kekebalan tubuh dari paparan Covid-19 serta mencegah mutasi baru dari Covid-19.

Selain itu, vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada masyarakat sudah melalui serangkaian pengujian ketat, sehingga dipastikan aman, bermutu dan berkhasiat. 

Menurut Menkes, langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menggenjot target vaksinasi dimulai dengan meyakinkan diri sendiri terhadap vaksinasi Covid-19. Langkah selanjutnya, meyakinkan orang terdekat seperti anggota keluarga, teman, tetangga dan masyarakat luas mengenai manfaat vaksinasi serta dampak dari pemberian vaksin Covid-19. 

Menkes meyakini melalui metode ini, masyarakat akan bersedia divaksinasi setelah melihat orang-orang terdekatnya divaksin. 

“Saya harapkan yang sudah divaksinasi mengajak orang-orang terdekatnya juga untuk divaksin, karena itu penting. Semakin banyak yang divaksin, makin naik antibodinya. Tingkat keparahan akan turun,” tuturnya. 

Selain menggencarkan vaksinasi, Menkes juga berpesan agar kegiatan 3T yakni Tracing, Testing dan Treatment serta penegakkan 3M juga diperkuat sebagai bagian untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 ditengah masyarakat. 

“Vaksinasi dipercepat, prokes dijalankan, surveilans dipercepat, itu yang perlu kita siapkan sebelum Januari,” pungkasnya. 

Rabu, 04 Agustus 2021

IDI Sumut Sesalkan Kerumunan Vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna

    Rabu, Agustus 04, 2021  


PATIMPUS.COM - Insiden desak-desakan warga yang ingin mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut Jalan Willem Iskandar, Kecamatan Percut Seituan, Selasa (3/8/2021) disinyalir akan memperparah penyebaran virus corona di Sumut.


Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumatera Utara, dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL (K) menyayangkan cara pemerintah yang melakukan vaksinasi secara massal tanpa memandang resiko penularan virus akibat kerumunan massa.


"Kita menyesalkan vaksinasi dilakukan secara massal," sebut Ramkan dengan tegas.


Menurut Ramlan, vaksinasi secara massal tersebut dapat menimbulkan penularan virus corona. 


"Nanti vaksinnya yang difitnah lagi, dibilang setelah vaksin kena Covid-19. Padahal, Covid-19 itu karena ada kerumunan, bukan karena vaksinnya. Mulai sekarang dikelola dengan baik kegiatan vaksinasi itu," tegas mantan Ketua IDI Medan ini.


Dia menyarankan pemerintah daerah memberdayakan fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat 1, baik klinik swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu dalam melakukan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.


Cara itu dinilainya lebih profesional dan efektif mencegah kerumunan saat dilakukannya vaksinasi. 


"Perlu profesional mengelola ini semua, Seharusnya tak boleh begitu (vaksinasi massal-red). Kita kan punya perangkat, ada Puskesmas, Pustu, klinik swasta, jadi lokasi vaksinasi itu menyebar, bukan dibuat menumpuk seperti itu, massal, massal, massal, akhirnya timbul kerumunan," ujarnya.


Menurutnya, vaksinasi yang dilakukan di fasilitas kesehatan lebih baik dan efektif. Jika ada efek samping setelah vaksinasi, maka bisa ditangani secara cepat. 


"Berdayakan Faskes swasta dan pemerintah itu, jangan dibuat massal lagi. Kalau terus seperti itu, nanti target mulia kita mau menurunkan Covid-19 malah menjadi menambah Covid-19 dengan cara seperti itu," tambahnya. 


Ditambahkannya lagi, kita harus mengembalikan kemulian masyarakat Indonesia mendapat layanan kesehatan lebih baik. Tanpa menambah korban berjatuhan. 


“Berlinang air mata kita melihat keadaan ini, sedih melihat masyarakat seperti itu. Kita harus memuliakan masyarakat kita dan menjaga kesehatannya serta memastikan tidak tertuar Covid-19,” demikian Ramlan.


Minggu, 20 Juni 2021

Vaksin Sinovac Dari Cina Kembali Mendarat Di Soekarno - Hatta

    Minggu, Juni 20, 2021  


PATIMPUS.COM - Pemerintah Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac dari China pada Minggu (20/6/2021). Vaksin yang diterima sebanyak 10 juta bulk dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten.

Kedatangan vaksin ini merupakan kedatangan tahap ke-17 yang berjarak kurang dari sepuluh hari dari kedatangan satu juta vaksin Sinopharm sebelumnya yang hadir pada Jumat (11/6/2021).

Sekjen Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH mengatakan dengan  kedatangan lagi 10 juta bulk vaksin, artinya sudah sejumlah 91,5 juta dosis COVID-19 dalam bentuk bulk merek Sinovac yang sudah tiba di Tanah Air untuk diproduksi menjadi vaksin COVID-19.

Dengan kedatangan vaksin tahap ke-17 maka vaksin yang diterima oleh pemerintah Indonesia hingga Minggu (20/6/2021) berjumlah 104.278.400 dosis. Rinciannya yakni, 3 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi, 91,5 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bulk, 8.288.000 dosis vaksin Astrazeneca dalam bentuk jadi, dan 2 juta dosis vaksin Shinoparm dalam bentuk jadi.

"Tentunya pemerintah selalu hadir dalam rangka mengamankan sekitar 426,8 juta dosis vaksin COVID-19. Upaya ini merupakan penyediaan berbentuk kerjasama bilateral, multilateral, dan eksplorasi pembuatan vaksin COVID-19 dalam negeri,” terang Oscar lebih lanjut. 

Dengan adanya kedatangan ini Kementerian Kesehatan akan terus berupaya mendistribusikan dan menjalankan program vaksinasi dengan sebaik-baiknya. Upaya-upaya percepatan dan penguatan program vaksinasi nasional telah dilakukan terutama di daerah dengan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi secara nasional. Oleh karena itu, percepatan vaksinasi tahap ketiga bagi masyarakat rentan, kelompok produktif usia 18 tahun ke atas di Jabodetabek dan Bandung Raya telah dilakukan demi menekan laju penularan COVID-19.

“Kementerian Kesehatan menjamin vaksin COVID-19 adalah vaksin yang teruji. Dari sisi aspek keamanan, efikasi, dan mutu. Hal ini ditandai dengan penerbitan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA),” jelas Oscar.

Hingga saat ini, menurutnya, pemerintah dan masyarakat Indonesia sudah melakukan upaya percepatan dan penguatan dalam upaya vaksinasi COVOD-19. Namun demikian ia tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, menjaga jarak dan tetap memakai masker. 

Sabtu, 29 Mei 2021

Muhammadiyah Dukung Percepatan Vaksinasi, 115 RSM Siap Bantu

    Sabtu, Mei 29, 2021  


PATIMPUS.COM - Muhammadiyah mendukung program vaksinasi berjalan cepat agar pandemi segera berakhir.  Untuk itu, Muhammadiyah siap menjadikan 115 Rumah Sakit yang dimiliki di seluruh Indonesia dapat dijadikan lokasi vaksinasi. Demikian dijelaskan Ketua Muhammadiyah Covid19 Command Center (MCCC) Agus Samsuddin kepada media, Sabtu (29/5/2021).

Sejalan dengan pernyataan Ketua MCCC Pusat itu, di Medan Muhammadiyah Sumatera Utara melalui RS Muhammadiyah menyelenggarakan program vaksinasi tahap kedua melalui program vaksinasi lintas agama. Valsinasi tahap pertama berlangsung pada 10 April di Kampus Utama Jl Mukhtar Basri, kemudian vaksinasi kedua diakukan dua tahap karena dilakukan pemisahan peserta sebelum 60 tahun dan usia diatas 60 tahun.

Proses terakhir, vaksinasi tahap II berlangsung Sabtu (29/5/2021) di gedung Pascasarjana UMSU Jalan Denai Medan.

Rektor UMSU Prof. Agussani menyampaikan apresiasi kepada semua pihak suksesnya pelaksanaan vaksinasi lintas agama di Kampus UMSU. Vaksinasi UMSU dilakukan oleh tim medis RS Muhammadiyah Medan.

Program vaksinasi di Kampus UMSU melibatkan tokoh dari berbagai agama yang dikoordinir oleh Forum Komunikasi Umat Beragama. Ketua FKUM Medan H. Ilyas Halim memberi apresiasi atas baiknya pelaksanaan vaksinasi tokoh lintas agama di Medan. Program vaksinasi ini melibatkan lebih dari 1000 umat dari berbagai agama,

Dari Yogyakarta, Ketua MCCC PP Muhammadiyah Agus Samsudin, mengatakan, sangat mendukung program percepatan vaksinasi karena sebagai bagian dari ikhtiar agar terbebas dari pandemic Covid-19. Dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan, Muhammadiyah sudah melakukan vaksinasi ke-10.

Vaksinasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak terbatas hanya untuk warga Muhammadiyah saja, tetapi untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia. “Seperti yang dilakukan di UMS kemarin, kami memvaksinasi 2.500 orang lintas agama,” lanjutnya. (don)

Sabtu, 22 Mei 2021

Vaksin Covid Buat Napi Tj Gusta Dijual di Kompleks Perumahan

    Sabtu, Mei 22, 2021  


PATIMPUS.COM - Mencari keuntungan di masa pandemi Covid-19, seorang wanita agen property berinisial AW diringkus petugas Direktorat Reskrimum dan Reskrimsus Polda Sumut.

Pasalnya AW nekat menjual 185 ribu vaksin Covid-19 di sebuah kompleks perumahan dengan harga Rp 250 ribu perorang.

“Vaksin itu harusnya diberikan kepada pelayan publik dan napi, namun diberikan ke warga perumahan di Medan, dengan imbalan uang Rp 250 ribu perorang,” sebut Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra didampingi Waka Polda, Brigjen Dadang Hartanto di Lapangan KS Tubun Medan, Jumat (21/5/2021).

Kata Kapolda, pengungkapan praktik penyelewengan program pemerintah tersebut bermula dari adanya informasi masyarakat tentang jual beli vaksin. 

Petugas langsung melakukan penyelidikan dan menemukan perbuatan jual beli vaksin di kawasan sebuah perumahan di Medan pada Selasa (18/5/2021).

“Vaksin itu diberikan kepada masyarakat yang belum berhak menerimanya,” kata Panca.

Dijelaskannya, tersangka SW mengumpulkan warga lalu berkoordinasi dengan dokter Dinkes Sumut aparatur sipil negara (ASN) berinisial IW dan ASN di Lapas Tanjung Gusta, berinisial  SH.

Sedangkan seorang tersangka lagi berinisial KS (ASN) yang berperan sebagai penyuap, atau penerima vaksin. Pemberian vaksin secara ilegal tersebut telah berlangsung selama 15 kali di 15 tempat dengan jumlah total yang sudah tersalur sebanyak 185.000 vaksin.

“Kegiatan itu sudah dilakukan sejak April dan uang yang sudah diterima Rp 271 juta lebih. Keempatnya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,” tegasnya.

Dalam praktiknya, para penerima vaksin juga diberi sertifikat sebagai mestinya. Penyidik menerapkan UU Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 372 dan 374 KUHPidana.

Kapolda menekankan, kepada warga masyarakat agar tidak mudah percaya atau tertipu dengan tawaran pemberian vaksin dari orang tidak bertanggung jawab, karena merupakan kewenangan pemerintah.

“Proses pemberian vaksin tidak dipungut biaya, semua masyarakat dapat tinggal menunggu tahapannya,” terang Panca.

Disinggung tentang tersangka lainnya karena diduga melibatkan berbagai pihak, Panca menuturkan, masih dalam proses perkembangan penyidikan.

“Masih didalami terus, termasuk mencari dokumen-dokumen di Dinkes Sumut,” pungkasnya.

Tersangka SW mengakui perbuatannya, mendapat imbalan dari usahanya mengumpulkan orang untuk mendapatkan vaksin dengan cara suap. Dari SW, polisi menyita 13 botol vaksin Sinovac, 4 kosong dan  9 berisi beserta barang bukti lainnya.

Rabu, 17 Maret 2021

5212 Wartawan Terima Vaksin COVID-19 Dosis Kedua

    Rabu, Maret 17, 2021  



PATIMPUS.COM - Selang 2 minggu pasca penyuntikan vaksin COVID-19 dosis pertama, hari ini sebanyak 5.212 awak media di wilayah Jabodetabek menerima suntikan vaksin tahap kedua di Hall A Senayan, Jakarta. Kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari mulai tanggal 16-17 Maret 2021.


Hadir meninjau secara langsung Menteri Komunikasi dan Informatika Jhony G. Plate, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dan Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Indonesia Agus Sudibyo.


Untuk membantu pelaksanaan vaksinasi, penyelenggara menyiapkan sebanyak 28 tim vaksinator. Di sekitar lokasi vaksinasi, juga disiapkan Mini ICU 1 tim dari RS Harapan Kita guna mengantisipasi Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Dalam keterangannya, Menkominfo mengapresiasi kegiatan vaksinasi yang berlangsung dengan tertib dan lancar.


“Mulai dari pendaftaran, proses dan alur pergerakan penerima vaksin itu bagus sekali. Ternyata setiap vaksinator bisa melakukan vaksinasi lebih dari 40 orang/hari. Kecepatan vaksinasi ini akan membantu mempercepat pemulihan kesehatan nasional kita,” kata Menkominfo. 


Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi awak media ini juga dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, setiap peserta harus memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer.


Setelah selesai di vaksin, sasaran selanjutnya akan diobservasi selama 30 menit untuk mengamati apakah ada reaksi maupun gejala yang timbul pasca penyuntikan. Jika tidak ada, selanjutnya sasaran akan menerima sertifikat bukti telah divaksin, sertifikat ini akan diperoleh secara digital.


Diungkapkan oleh Johny, bagi masyarakat yang sudah mendapatkan sertifikat bukti vaksinasi diimbau untuk tidak membagikan sertifikat tersebut ke media sosial. Sebab, di dalam kartu tersebut menyimpan data pribadi sehingga tindakan ini dapat membahayakan diri sendiri.


“Sertifikat vaksinasi ini jangan di upload di sosial media, sebaiknya hanya untuk diri sendiri dan keperluan-keperluan khusus saja. Karena di sertifikat itu ada QR code, didalam QR code itu ada data pribadi. Kita jaga data pribadi kita dengan tidak mengedarkannya,” terangnya. 


Diungkapkan oleh Jhony bahwa imbauan ini hendaknya bisa dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang telah divaksin, agar kerahasiaan data sasaran bisa terjaga keamanannya. 


Pada kesempatan yang sama, Sekjen Oscar Primadi mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi awak media ini. Pihaknya berharap kolaborasi lintas sektor dalam upaya mempercepat program vaksinasi nasional COVID-19 terus berlangsung dan akan berlanjut ke daerah lain di Indonesia. 


“Dukungan dan semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh elemen masyarakat merupakan modal sosial yang sangat besar yang dimiliki oleh bangsa kita. Saya yakin dengan dukungan seluruh masyarakat, kita bersama-sama bisa melewati masa sulit ini” kata Sekjen. 


Sementara itu, Agus Sudibyo memastikan kegiatan vaksinasi ini akan diberikan bagi seluruh awak media di Tanah Air secara bertahap. Bagi awak media di Jabodetabek yang belum mendapatkan vaksin COVID-19, bisa mendaftar melalui asosiasi jurnalis maupun asosiasi media. (don)

Senin, 08 Maret 2021

Peran Strategis IAKMI Sumut Sukseskan Vaksinasi Covid-19

    Senin, Maret 08, 2021  


PATIMPUS.COM - Mengambil topik 'Menyukseskan Target 70 Persen Vaksinasi Covid-19, Pengurus Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Provinsi Sumatera Utara (IAKMI Sumut) kembali menggelar webinar, Sabtu (6/3/2021) kemarin.

 

Sejumlah narasumber dilibatkan dalam webinar itu. Di antaranya Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan Mkes, Ketua IAKMI Sumut Destanul Aulia SKM MBA MEc PhD, Dewan Pakar IAKMI Pusat dr Adang Bachtiar.


Kemudian dr Azwan Hakmi Lubis SpA MKes Ketua PERSI Sumut, Rice Handayani Kabid BPJS Kesehatan Kota Medan serta drg Wahid Khusyairi MM Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara.


Dalam paparannya, Kadinkes Sumut dr Alwi Mujahit MKes menegaskan pelibatan semua stakeholder merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan vaksinasi covid-19. Hal itu dapat dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi secara massif, baik melalui media massa yang bersifat cetak maupun elektronik.


"IAKMI Sumut memiliki peran strategis untuk menyukseskan program vaksinasi. Vaksinasi ini untuk memutus rantai penularan melalui pembentukan kekebalan kelompok atau herd imunity," kata dr Alwi mendorong IAKMI menjadi salah satu stakeholder penting di dalam pencapaian target vaksinasi Covid-19.


“Saat ini, prioritas dalam pemberian vaksin adalah tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam mengatasi pandemi covid-19”, tutur dr Alwi menambahkan.


Sementara itu, Dewan Pakar IAKMI Pusat dr Adang Bachtiar menyampaikan, penanggulangan pandemi covid-19 dapat dilaksanakan dengan sistem komando berdasarkan instruksi yang dikeluarkan pemerintah, baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota dalam mendukung program 3M dan 3T. Untuk mempercepat tercapainya herd immunity, diperlukan penambahan fasilitas kesehatan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan vaksin khususnya di Sumatera Utara.


"Demikian juga upaya peningatan jumlah logistik (vaksin) bagi seluruh masyarakat," kata Adang. Kolaborasi multisektor di dalam penanggulangan masalah nasional, semisal stunting, dapat direplika untuk mempercepat penanggulangan bencana Covid-19.

Sementara itu Kabid Pemanfaatan Primer BPJS Kesehatan Kota Medan Rice Handayani menjelaskan bahwa BPJS telah menyediakan aplikasi P-Care yang memberikan sumber informasi bagi masyarakat untuk memperoleh vaksin.


"Demikian juga data yang akurat dapat diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut sehingga masyarakat yang belum mendapatkan vaksin dapat diketahui secara akurat," kata Rice.


Ketua IAKMI Sumut Destanul Aulia dalam paparannya menegaskan bahwa IAKMI bertanggungjawab menyukseskan target vaksinasi.


"Salah satu tugas IAKMI adalah meciptakan suasana kegembiraan (happiness), senang dan puas ketika masyarakat akan mendapatkan vaksinasi covid-19," kata Destanul.


Destanul yang juga dosen FKM USU itu menyatakan bahwa program vaksin covid-19 yang dihubungkan akan kebutuhan kesehatan (health needs), dapat memberikan dampak kepada masyarakat untuk memperoleh imunisasi secara bersama-sama.


Dia juga berharap pemerintah daerah bisa melakukan kajian secara komprehensif di setiap wilayah (baik kota maupun desa) yang dibantu oleh semua unsur masyarakat, praktisi dan akademisi agar vaksinasi ini bisa berjalan baik, mengingat bahwa program pemerintah memerlukan adaptasi dan penerimaan masyarakat secara lokal.


"Strategi komunikasi, informasi dan edukasi tentang vaksin covid-19 wajib dikembangkan oleh semua penta-helix (pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, pers) dalam mendorong masyarakat untuk mampu menerapkan 3 C (cegah, cari, cermat tangani)," tukas Destanul. (don)

Selasa, 02 Februari 2021

Vaksinasi Wartawan Sumut Diproyeksikan Di Bulan Maret

    Selasa, Februari 02, 2021  


PATIMPUS.COM - Kalangan wartawan di Provinsi Sumatera Utara diproyeksikan sebagai penerima suntik vaksinasi Covid - 19 tahap 2 pada Maret 2021.


"Karena wartawan kan sering berhubungan dan berinteraksi dengan banyak orang, sehingga juga perlu untuk menerima vaksin,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Selasa (2/2/2021).


Aris Yudhariansyah mengatakan, proses vaksinasi tahap 1 yakni bagi tenaga kesehatan ditargetkan dapat selesai pada pertengahan Februari 2021 ini.


"Pada Maret nanti vaksinasi tahap 2 sudah bisa mulai dilakukan,” ungkapnya.


Untuk vaksinasi tahap 2 ini, jelas Aris sudah akan diberikan kepada kalangan ASN, TNI-Polri dan kelompok yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat termasuk wartawan.


Aris menerangkan, syarat mendapatkan vaksinasi Covid-19 ini, serupa dengan yang lain yaitu dengan mendaftar ke aplikasi KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional). Setelah terdaftar, para jurnalis baru dapat menerima suntik vaksin Covid-19 di faskes yang ditentukan.


“Jadi syaratnya daftar dulu di aplikasi KPCPEN itu,” bebernya.


Disinggung soal kemungkinan vaksin mandiri, Aris menambahkan, vaksinasi tahap 3, rencananya baru akan selesai pada akhir tahun 2021. Oleh karena itu, kemungkinan vaksinasi mandiri itu bila nantinya bakal dilakukan, yaitu baru pada tahun 2022 mendatang.


“Masa imun vaksin Covid-19 ini kan lamanya 6 bulan. Jadi mungkin ke depan, bisa saja akan dilakukan vaksinasi mandiri,” pungkasnya. (don)

Senin, 25 Januari 2021

Sudah 132 Ribu Tenaga Kesehatan Divaksinasi Covid-19

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Tercatat hingga 22 Januari, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi Covid-19 mencapai 132 ribu orang di seluruh Indonesia.


“Jumlah tenaga kesehatan di 13.525 fasilitas layanan kesehatan yang ada di 92 kabupaten/kota di 34 provinsi sudah mencapai lebih dari 132.000 orang atau 22% dari total 598.483 tenaga kesehatan,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi MPH, pada konferensi pers di Istana Negara, Jumat (22/1/2021).


Pada tahap awal vaksinasi Covid-19 pemerintah sudah menyebarkan undangan kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi bagi 598.483 tenaga kesehatan dari target sebanyak 1,4 juta. Sisanya sebanyak 888.282 tenaga kesehatan sudah mulai diberikan undangan di tanggal 21 Januari 2021.


“Jika ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar di tahap pertama maka kemungkinan mereka berada di kelompok kedua,” ucap dr. Nadia.


Selain jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi tersebut terdapat juga 20.154 tenaga kesehatan yang tidak bisa diberikan vaksinasi atau pun kemudian ditunda karena sejumlah alasan di antaranya merupakan penyintas atau memiliki penyakit bawaan dan sedang dalam keadaan hamil.


“Tenaga kesehatan yang ditunda vaksinasi karena penyakit bawaan paling banyak disebabkan hipertensi” tambah dr.Nadia


Vaksinasi kepada tenaga kesehatan masih akan terus berlangsung dan diharapkan hingga Februari kami dapat mencapai target 1,4 juta. Vaksinasi sangat penting diberikan kepada tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit sehingga mengurangi angka jumlah tenaga kesehatan yang meninggal.


“Kita sudah kehilangan lebih dari 600 tenaga kesehatan dan ini merupakan kehilangan terbesar bagi bangsa Indonesia. Mari kita putus bersama mata rantai penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi,” kata dr. Nadia.


Ia menjelaskan vaksinasi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding resikonya karena vaksin memiliki resiko efek samping yang rendah. Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KNKIPI menyatakan semua reaksi bersifat sementara dan tidak ada kejadian yang sifatnya serius. (don/rel)

Kamis, 14 Januari 2021

Besok Warga Medan Akan Divaksinasi

    Kamis, Januari 14, 2021  




PATIMPUS.COM - Pemerintah Kota Medan mulai Jumat (15/01/2021) akan melaksanakan Vaksinasi Covid-19. Menjadi peserta pertama adalah seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Medan.


Vaksinasi ttersebut akan dilaksanakan di Posko Satgas Covid-19 di Gedung Dharma Wanita, Jalan Rotan Medan.


"Untuk Kota Medan, jumlah vaksin yang diterima sebanyak 18700 vial. Vaksinasi akan kita laksanakan mulai pukul 09.00 WIB. Semoga proses vaksinasi berjalan lancar sehingga upaya kita memutus mata rantai penyebaran Covid-19 berhasil," kata Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi ketika menerima kunjungan pengurus FKUB Kota Medan di Balai Kota Medan, Rabu (13/1).


Untuk Pemko Medan, kemungkinan yang akan mendapat vaksinasi pertama kali, jelas Plt Wali Kota, yakni Sekda Kota Medan Ir Wiriya Alrahman MM. Sebab, imbuhnya, secara medis, salah satu persyaratan yang harus menerima vaksinasi adalah orang yang belum pernah terkena atau terpapar Covid-19.


"Sesuai persyaratan medis tersebut, saya tidak akan menerima vaksinasi. Sebab, saya pernah positif Covid-19 dan menjalani perawatan. Jadi, dalam istilah medis, saya disebut sebagai penyintas (orang yang pernah positif Covid-19," ungkapnya.


Didampingi Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi, Akhyar selanjutnya menerangkan, usai unsur Forkopimda Kota Medan, vaksinasi kemudian akan dilakukan kepada seluruh tenaga kesehatan sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI. "Insya Allah, vaksinasi untuk tenaga kesehatan akan dilaksanakan Senin (18/1) mendatang," paparnya.


Setelah itu, lanjutnya, vaksinasi akan dilakukan terhadap seluruh pelayan publik, terutama yang bersentuhan langsung dengan pelayanan masyarakat serta aparat TNI-Polri. 


"Sistem vaksinasi yang akan dilakukan sama seperti ketika Bapak Presiden menjalani vaksinasi. Ada 4 meja yang harus dilalui peserta vaksin. Meja pertama pendaftaran, lalu screening (mengecek tekanan darah dan suhu tubuh). Setelah itu, penyuntikan vaksin serta pendataan akhir sebagai tanda telah menerima vaksin," jelasnya.


Ketika disinggung mengenai vaksinasi untuk masyarakat, Akhyar menjelaskan, dilakukan setelah vaksinasi pelayan publik serta TNI-Polri selesai dilakukan.


"Nantinya, masyarakat akan menerima pemberitahuan untuk menjalani vaksin melalui SMS. Saya berharap masyarakat yang telah menerima pemberitahuan SMS segera menjalani vaksin," pesannya.


Kepada masyarakat, Akhyar mengajak untuk siap menerima dan tidak ragu dengan vaksin yang telah ada. Apalagi, vaksin yang dihadirkan telah melewati uji klinis sehingga aman digunakan.


"Ini adalah bentuk ikhtiar kita secara medis. Maka dari itu, kepada masyarakat untuk tidak meragukan vaksin tersebut. Insya Allah, pandemi ini dapat segera berakhir," pungkasnya. (don/rel)

Selasa, 12 Januari 2021

Bulan Ini 26 Ribu Orang Di Sumut Akan Divaksin, Gubsu Yang Pertama

    Selasa, Januari 12, 2021  

 


PATIMPUS.COM - Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjadi orang pertama di Sumatera Utara yang akan menerima suntik vaksinasi Covid-19, yang akan dilakukan pada bulan Januari 2021 ini. Langkah ini diambilnya guna memotivasi warga agar tidak takut divaksin.


“Saya yang akan pertama disuntik, ini dr Handoyo (Tim Medis Satgas Covid-19 Sumut) yang akan menyuntik saya. Tidak ada persiapan khusus, datang, suntik, sudah selesai,” kata Edy Rahmayadi, usai rapat dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi secara virtual di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Senin (11/1/2021).


Dikatakannya, di Sumut sendiri sebanyak 26.133 pejabat publik, tokoh dan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Sumatera Utara (Sumut) akan divaksinasi pada Januari 2021 (Termin I). Vaksinasi dilakukan mulai dari tingkat provinsi, kemudian tingkat kabupaten/kota yaitu Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang (Mebidang).


Untuk vaksinasi perdana pada Termin I, akan dilakukan kepada 10 pejabat dan tokoh tingkat provinsi, Kamis (14/1),  di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan.


Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan menjadi orang pertama yang divaksin, kemudian disusul pejabat dan tokoh tingkat provinsi lainnya.

 

Usai pejabat dan tokoh Sumut, selanjutnya giliran masing-masing 10 pejabat dan tokoh Mebidang yang akan divaksin, 15 Januari 2021. Sedangkan untuk SDMK tergantung daerahnya masing-masing menentukan jadwal vaksinasi.


Pada termin ini, SDMK Kota Medan mendapat jatah 18.729 orang, Deliserdang 4.874 orang dan Kota Binjai 2.490 orang. Gubernur memastikan pejabat, tokoh atau SDMK yang tidak memenuhi syarat tidak akan divaksin.


“Kepada bupati dan walikota sesuai dengan kondisi, kalau sudah usia lanjut (60 tahun ke atas) jangan, komorbid jangan. Bila bupatinya tidak bisa, wakilnya, begitu juga dengan walikota, kalau tidak bisa juga Sekdanya, kalau tidak bisa juga asisten, kalau Kadiskes wajib karena tenaga kesehatan,” terang Edy Rahmayadi yang didampingi Kadiskes Sumut Alwi Mujahit dan Kadis Kominfo Sumut Irman Oemar.


Semua partisipan pada Termin I ini akan mendapat dua suntikan dengan jarak waktu 14 hari dari suntikan pertama. Pada saat ini jumlah vaksi yang diterima Pemprov Sumut baru 40.000, namun Edy Rahmayadi yakin kebutunan vaksin Sumut akan terpenuhi.


“Aturannya itu 14 hari, namun saya dengar kabar belum resmi, ada juga 28 hari, kita lihat nanti, masih ada waktu. Kita harusnya itu 74.000 (vaksin), tetapi sekarang yang ada 40.000, kurang 34.000 lagi. Ini berjalan karena jaraknya (dari suntikan pertama) 14 hari atau mungkin lebih,” ungkapnya.


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi secara lebih detail mengatakan orang-orang yang tidak boleh divaksin adalah penderita hipertensi, diabetes, auto imun, ibu menyusui dan ibu hamil. “Tidak boleh bila komorbidnya tidak terkontrol, auto imun itu orangnya kurang bisa memproduksi  antibody, jadi tidak bisa dan tentunya orang yang sudah pernah terinfeksi covid-19,” katanya


Dia juga meminta Gubernur, Polda dan Pangdam memeriksa semua kesiapan vaksinasi Termin I ini termasuk pendaftaran SDMK. Berdasarkan keterangannya, saat ini ada layanan pendaftaran melalui SMS dan website untuk SDMK.


“Periksa kesiapannya, saat ini kita punya SMS dan website untuk registrasi, dua atau tiga hari ke depan bisa lewat WA dan aplikasi. Kami ingin SDMK didaftarkan hingga ke level Puskesmas karena termin kedua nanti vaksinnya akan jauh lebih banyak. Dan satu lagi, pastikan vaksinasinya sesuai dengan SOP, ini sangat penting,” kata Budi.


Kadiskes Sumut Alwi Mujahit mengatakan Pemprov Sumut telah mendaftarkan SDMK-nya untuk vaksinasi. Sedangkan untuk pejabat dan tokoh dalam waktu dua hari ke depan pihaknya akan memeriksa dan memastikan langsung kesiapannya.


“Nama-namanya sudah ada, dan yang sudah pasti itu Pak Gubernur dan juga saya. Untuk pejabat dan tokoh yang lain akan kita pastikan sebelum tanggal 14 Januari. Sedangkan untuk tenaga vaksinator kita sudah menyiapkan 1500 orang (dokter, perawat dan bidan) dan akan terus bertambah,” kata Alwi.


Sedangkan Termin II, Alwi menjelaskan akan dilaksanakan pada bulan Februari untuk 30 kabupaten/kota di Sumut. “Tenaga kesehatan kita ada 69.614 orang, mereka semua tentu akan divaksin, inshaa Allah selesai di termin II,” pungkas Alwi. (don)


© 2023 patimpus.com.