Tampilkan postingan dengan label Bencana Alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bencana Alam. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Maret 2023

Kerap Banjir Pas Hujan, Warga Setia Budi Keluhkan Drainase Buruk

    Senin, Maret 20, 2023  


PATIMPUS.COM - Hujan lebat yang mengguyur Kota Medan di beberapa lokasi mengakibatkan terjadinya banjir di Jalan Perjuangan, Tanjung Rejo, Setia Budi Medan, Senin (20/3/2023).


Curah hujan yang tinggi meningkatkan debit air di wilayah tersebut ditambah buruknya drainase mengakibatkan air meluap di daerah tersebut. Bahkan air juga tergenang hingga  memasuki perumahan warga.


Ketinggian air yang menggenangi wilayah tersebut hingga mencapai selutut orang dewasa melumpuhkan aktivitas warga dan pengguna jalan. 


Saat dikonfirmasi wartawan, salah satu warga bermarga Saragih mengeluhkan buruknya drainase saluran air yang selalu terjadi banjir di wilayah tersebut saat hujan turun terutama di daerah perumahan warga Gang Buntu.


"Saat hujan turun sudah dipastikan kawasan perumahan warga yang ada di dalam gang di genangi air dan banjir akibat buruknya saluran air," keluh Saragih. 


Wilayah dampak banjir yang cukup parah hingga sepaha orang dewasa yaitu di daerah Gang Buntu. 


Warga yang tinggal di kawasan itu, terutama yang tinggal di dalam gang lainnya merasa was-was dan resah bila hujan turun. Disebabkan volume  air yang cukup tinggi menggenangi rumah mereka yang mengharuskan warga mengevakuasi barang-barang dari rumah mereka, seperti elektronik, perabot kursi, sofa, dan lainnya.


Buruknya drainase di wilayah itu diduga diakibatkan adanya pembangunan rumah yang menghalangi dan merusak parit sehingga aliran air tidak lancar.


Warga berharap agar kiranya dari pemilik rumah dan pemborong segera memperbaiki parit yang menyumbat saluran air. Warga juga berharap agar pemerintah setempat dapat turun tangan bertindak untuk menangani masalah ini. (son)

Sabtu, 21 Januari 2023

Kampung Aur Banjir, Ular Pyton Berkeliaran

    Sabtu, Januari 21, 2023  


PATIMPUS.COM - Hujan yang mengguyur kota Medan sejak tadi malam, menyebabkan debit air Sungai Deli meluap dan membanjiri rumah-rumah warga. 


Meluapnya air sungai tersebut membuat seekor ular pyton sepanjang 2 meter keluar dari sarang dan berkeliaran di halaman rumah warga Kampung Aur, Kelurahan Aur, Medan Maimun, Sabtu (21/01/2023).


Seorang warga bernama Budi Bahar Young mengatakan penemuan seekor ular piton dengan ukuran 2 meter awalnya berada tepat di belakang Masjid Jami' Kampung Aur.


Menurutnya ular tersebut diduga berasal dari sungai, yang terikut arus luapan sungai sehingga memasuki kawasan penduduk.


“Ularnya nongol tiba-tiba, sekitar jam 8 pagi cuma mondar-mandir saja di situ. Sempat gak kelihatan juga, dan tepat jam 10 baru kelihatan lagi. Mungkin mau cari jalan keluar arah ke sungai, kebetulan dia nongol di tempat masyarakat mau sarapan,” jelas Budi.


Kemunculan ular tersebut membuat Budi bersama warga lain mencari hewan melata tersebut dan menangkapnya.


Menurut Budi, kemunculan ular di pemukiman rumah penduduk Kampung Aur sudah sering terjadi, karena Kampung Aur terletak si kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli.


Budi mengatakan, ular yang ditangkap akan diserahkan ke temannya yang merupakan pecinta ular untuk dipeliharanya.


“Tapi kalau gak datang dia, siapa yang mau ini ambillah. Saya pun bingung mau letak di mana. Kalau ke sungai nanti balik lagi ke rumah warga. Kalau ada tim BBKSDA ambil ini ambil ajalah,“ ujarnya.


Ritual Buang Binatang


Budi menyebutkan, Sungai Deli juga merupakan tempat bagi orang Tionghoa melakukan ritual membuang binatang, seperti kura-kura, ikan, ular bahkan buaya.


"Untuk buang sial katanya. Tapi lebih baik yang dibuang itu jangan binatang buas seperti buaya atau ular, karena di sungai ini masih banyak warga yang menggunakan sungai untuk aktifitas sehari-hari. Kami pernah melihat dari jembatan dibuang gitu aja pakai karung goni ular piton besar,” pinta Budi. (son)

Rabu, 23 November 2022

Gubsu Dirikan Dapur Umum Untuk Korban Banjir di Medan Maimun

    Rabu, November 23, 2022  


PATIMPUS.COM - Banjir yang melanda Kota Medan beberapa hari ini menjadi pusat perhatian Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi.


Melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sumut, Edy Rahmayadi menurunkan personel BPBD dan membuka dapur umum untuk membantu penanganan bencana banjir di kawasan Kelurahan Seimati,  Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Selasa (22/11/2022)


Kepala BPBD Sumut Abdul Haris Lubis didampingi Kabid Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik Zulham Efendi Siregar juga menyerahkan bantuan Sembako berupa tiga ton beras, mi instan dan gula yang diterima langsung Kepala BPBD Kota Medan Muhammad Husni didampingi Camat Medan Maimon Dedy Rustam Nasution.


Abdul Haris Lubis mengatakan, bencana banjir yang tengah menimpa beberapa wilayah di Sumut, khususnya di wilayah Seimati, tengah menjadi perhatian Gubernur,  setelah beberapa hari sebelumnya meninjau langsung kondisi masyarakat di daerah tersebut.


"Bantuan ini instruksi langsung Bapak Gubernur. Sebagai bentuk perhatian beliau setelah melihat langsung kejadian banjir di wilayah ini sejak Sabtu (19/11) yang lalu," ungkapnya.


Menurut Haris Lubis, dapur umum dan penyediaan logistik pangan memang hal yang paling dibutuhkan masyarakat  saat ini. Mengingat terbatasnya ruang gerak  untuk menyediakan makanan sehari-hari, akibat banjir yang masih menggenangi wilayah tersebut.


"Penyediaan dapur umum dan logistik pangan dilakukan untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat tercukupi. Walaupun sebenarnya saudara-saudara kita yang lain sudah banyak memberikan bantuan makanan. Tapi karena di wilayah ini padat penduduk, dimungkinkan itu kurang," kata Haris Lubis.  


Kepala BPBD Kota Medan Muhammad Husni mengatakan, bantuan yang diterima masyarakat di Kelurahan Seimati dari  BPBD Sumut merupakan bentuk kolaborasi yang baik antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Medan. 


"Saya mewakili Pemerintah Kota Medan, tentu sangat mengapreasiasi bantuan ini. Sebagai bukti hadirnya Pemerintah Provinsi di tengah masyarakat Medan yang tengah tertimpa musibah banjir saat ini," ujar Husni.


Senada dengan  Husni, Camat Medan Maimon Dedy Nasution mewakili masyarakat di Kelurahan Seimati turut menyampaikan terima kasih. 


"Bantuan ini memang sangat dibutuhkan masyarakat kami saat ini. Kita akan pastikan terdistribusi dengan baik. Sehingga dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat," katanya. (son)

Rabu, 02 November 2022

Sungai Besitang Meluap, 50 KK Mengungsi Dan Terjebak Di Rumah

    Rabu, November 02, 2022  


PATIMPUS.COM - Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menyebabkan Sungai Besitang meluap, Rabu (2/11/2022).


Alhasil ratusan rumah yang bermukim di Lingkungan III, IV dan V, Kelurahan Kampung Lama, Kecamatan Besitang, terendam banjir.


Kades Sekoci, Gunawan, mengatakan di Dusun Sidodadi ada 30 KK yang mengungsi sedangkan di Dusun Pantai Buaya ada 20 KK yang terjebak banjir sehingga warga tidak dapat keluar rumah. 


Hingga berita ini dimuat, banjir masih menggenangi rumah warga. Sejumlah warga terlihat menyelamatkan harta bendanya ke tempat yang lebih tinggi.


Sementara Rizal dari Ketua Tagana Besitang, ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum ada petunjuk terkait banjir. 


"Belum ada petunjuk dari Dinas Sosial Kabupaten Langkah terkait dengan banjir di Besitang ini," terangnya.


Rizal menyebutkan belum ada tanda-tanda air bakal surut. Sedangkan warga di Lingkungan V, Kelurahan Kampung Lama telah mendirikan tenda untuk membuat dapur umum.


Dari pantauan wartawan, ketinggian air mencapai 1 meter. Air sungai mulai naik ke pemukiman warga sekitar jam 06.00 Wib dan hingga petang belum juga surut.


Sejumlah warga tampak mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk mengantisipasi naiknya air sungai. (raj)

Sabtu, 01 Oktober 2022

Selama 8 Jam Terjadi 69 Kali Gempa di Tapanuli Utara

    Sabtu, Oktober 01, 2022  


PATIMPUS.COM - BBMKG Wilayah I Medan mencatat terjadi 69 kali gempa selama 8 jam di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, terhitung sejak jam 02.28 Wib hingga jam 10.00 Wib, Sabtu (01/10/2022).

"Dalam peristiwa gempabumi magnitudo 6.0 tersebut seorang warga meninggal dunia. Pusat gempabumi itu berada pada posisi 2.13 LU - 98.89 BT di kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami," sebut Abdul Muhari PhD, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Sabtu.

Muhari mengatakan, laporan visual sementara yang diterima Pusat Pengandali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa warga yang mengalami luka di bagian kepala dan sudah mendapatkan perawatan yang intensif.

Adapun kerusakan maupun keseluruhan korban luka dan lainnya masih dalam proses pendataan lebih lanjut oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama lintas instansi terkait.

Gempabumi M 6.0 Tapanuli Utara menurut rangkuman data per pukul 06.00 WIB telah diikuti gempa susulan di atas M 5.0 hingga dua kali. Adapun yang pertama gempabumi  berkekuatan M 5.1 pada pukul 02.50 WIB pada kedalaman 10 kilometer dan berada di posisi 2.05 LU - 98.99 BT.

Kemudian gempabumi susulan berikutnya terjadi selang 47 menit kemudian atau pukul 03.37 WIB. Gempabumi tersebut berkekuatan M 5.0 pada kedalaman 10 kilometer dan berpusat di 2.03 LU - 98.97 BT.

Rentetan gempabumi di atas dirasakan sedang hingga kuat selama 3-5 detik di beberapa wilayah kabupaten mulai dari Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Tapanuli Tengah, Labuhan Batu Utara dan Kota Medan. Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan dan Toba melaporkan masyarakat sempat panik dan berhamburan keluar rumah. Sesaat setelah terjadi gempabumi listrik padam.

Sebagai bentuk antisipasi masyarakat terhadap potensi dan ancaman bencana yang dapat ditimbulkan oleh gempabumi, maka BNPB mengajak masyarakat agar tidak perlu panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempabumi susulan. Peringatan dini gempabumi dapat dibuat dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempabumi.


BNPB juga mengimbau agar masyarakat dapat memastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.

Di samping itu, bagi masyarakat agar dipastikan tidak ada barang-barang besar seperti lemari, kulkas, meja dan lain-lain yang bisa menghalangi proses evakuasi keluar rumah saat terjadi gempa.

Khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, perhatikan apabila terjadi gempabumi yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terajadinya tsunami. (rel/don)

Minggu, 03 April 2022

Sahur Perdana Warga Pinggir Sungai Deli Disambangi Banjir

    Minggu, April 03, 2022  


PATIMPUS.COM - Sahur perdana warga Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli disambangi banjir kiriman dari pegunungan Bukit Barisan, Munggu (03/04/2022) dinihari.

"Air sungai meluap sekira jam 02.00 WIB. Air dengan cepat dan kencang langsung menggenangi rumah," ungkap Sabaruddin, warga Kampung Aur.

Pemuda yang disapa Udin itu mengatakan, dengan naiknya air sungai secara tiba-tiba itu, membuat warga terpaksa bangun sahur lebih awal untuk mengemas barang-barangnya ke tempat yang lebih aman.

Pantauan wartawan, debit air yang naik begitu kencang dalam hitungan menit sudah setinggi pinggang orang dewasa dan tidak tertutup kemungkinan akan terus bertambah tinggi.

Setelah menyelamatkan barang-barang seperti elektronik, bangku tamu dan lainnya dari hantaman banjir warga pun melaksanakan sahur bersama keluarga di hari pertama Ramadhan 1443 H.

Beberapa warga terlihat berjaga-jaga di depan rumahnya mengantisipasi air sungai semakin tinggi.

Sementara, banjir yang menggenangi pemukiman warga tidak menyurutkan aktifitas sejumlah anak-anak yang berkeliling kampung membangunkan warga untuk melaksanakan sahur.

"Saaahuuuurrrr…. Saaahuuuurrrrr…. Bangun Bu, Pak… Saaahhuuurrrr….." teriak sejumlah anak-anak sambil menghidupkan musik dari loadspeaker portable dan memukul kaleng roti.

"Aku dan kawan-kawan bersama Om Ison berkeliling kampung sambil menghidupkan musik sahur dari speaker dan memukul gendang agar orang-orang bisa terbangun sahur. Walaupun banjir kami tetap semangat Om," ujar Nuek.

Hingga menjelang Imsak,  debit air sungai terus bertambah semakin kencang mencapai dada orang dewasa. Air sungai pun hampir memasuki masjid sehingga jemaah terancam tidak melaksanakan shalat subuh di masjid.

Sejumlah warga sudah siaga di masjid sambil menggulung sajadah dan meninggikannya serta menyelamatkan barang-barang Masjid lainnya seperti Mimbar, Al-Qur'an dan sound system. (son)

© 2023 patimpus.com.