Gara-Gara Lomba Tulis, Desakan BPIP Dibubarkan Makin Ramai
| Rabu, Agustus 18, 2021

By On Rabu, Agustus 18, 2021


PATIMPUS.COM - Desakan pembubaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dari berbagai tokoh semakin ramai, karena dianggap bukan mempersatukan bangsa, melainkan memecahbelah bangsa.

Teranyar, BPIP di-bully karena lomba tulis nasional bertema 'Hormat Bendera Menurut Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam'.

Adanya upaya membenturkan Islam dengan Pancasila membuat sejumlah tokoh ikut bersuara mendorong agar BPIP dibubarkan.

Paling keras dilontarkan Waketum MUI Anwar Abbas. Dia berpandangan, BPIP sebagai sebuah lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, sudah seharusnya membantu Presiden dengan melakukan hal-hal yang benar-benar berarti dan bermakna terutama dalam mengatasi krisis yang ada.

"Apa yang mereka lakukan? Jangankan akan membuat negeri ini menjadi lebih aman dan bersatu serta percaya terhadap Pancasila dan UUD 1945, tapi malah lebih banyak membuat gaduh dan memancing keresahan serta perpecahan di antara warga bangsa," ujar Anwar.

Bagi Anwar, keberadaan BPIP ini lebih besar mudaratnya dari pada manfaatnya. Bahkan dengan kehadirannya dia telah banyak merusak citra pemerintah terutama citra dari diri Presiden Jokowi sendiri.

"Untuk itu menurut saya BPIP sudah waktunya untuk dibubarkan agar negeri ini aman tentram dan damai," sebut Anwar.

Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon, termasuk yang aktif mengkritik BPIP. Menurut Fadli memang keberadaan BPIP justru memecah belah bangsa.

"BPIP dibubarkan saja. Ternyata jadi biang masalah, bukan mempersatukan bangsa tapi justru memecah belah. Kalau cuma lomba-lomba bisa delegasikan OSIS saja penyelenggaranya," tutur Fadli.

Terbaru, Fadli membuat polling di Twitter dengan pertanyaan 'apakah perlu BPIP dibubarkan'. Hasilnya, 96% setuju BPIP dibubarkan, 4% tidak setuju BPIP dibubarkan. Jumlah votes 5722, dilakukan selama 6 jam.

Anggota DPR RI Fraksi PKS Refrizal menyinggung kembali pernyataan Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi soal 'agama musuh pancasila'. Kini, kembali membuat polemik dengan lomba tulis 'Hormat Bendera Menurut Islam'. Sejak dulu, menurut Refrizal BPIP sudah membuat gaduh.

"Menurut saya BPIP bubarkan saja, enggak bermanfaat bikin gaduh dan buang-buang anggaran negara," ujar Anggota Komisi XI DPR ini.

Di jagad maya teriakan 'bubarkan BPIP' juga menggema, salah satunya di Twitter. Akibat polemik lomba tulis 'hormat bendera menurut Islam' BPIP akhirnya menyampaikan permohonan maaf.

"Lomba Karya Tulis ini akan tetap kami laksanakan dengan mengambil tema: 'Pandangan Agama Dalam Menguatkan Wawasan Kebangsaan' dan 'Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Pandemi COVID-19 Menuju Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh. Tema Lomba sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 merupakan perubahan dan/atau pengganti dari tema sebelumnya," tulis BPIP melalui Instagram, Senin (16/8/2021).

Jumlah pendaftar per 16 Agustus diketahui sudah mencapai 300 orang pendaftar.

"Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh masyarakat sekaligus permohonan maaf, apabila kegiatan yang kami laksanakan kurang sesuai yang diharapkan," lanjut pernyataan BPIP tersebut.

Taliban Bebaskan 5 Ribu Napi ISIS dan Al-Qaeda
| Rabu, Agustus 18, 2021

By On Rabu, Agustus 18, 2021



PATIMPUS.COM - Lebih 5000 narapidana termasuk yang terkait ISIS dan Al Qaida dibebaskan kelompok Taliban dari penjara di pangkalam udara Bagram, Afghanistan.

Pembebasan 5000 narapidana tersebut dilaporkan berlangaung pada Minggu (15/8/2021) saat Taliban sudah menguasai ibukota Kabul.

Mengutip India Today, napi yang dibebaskan termasuk milisi Taliban dan beberapa yang terkait ISIS dan Al Qaeda.

Penjara itu sebelumnya dikendalikan oleh militer Amerika Serikat.

Pada Juli 2021, pengelolaan penjara diserahkan penuh ke angkatan bersenjata Afghanistan. Hal itu bagian dari proses pemulangan tentara AS dari Afghanistan.

Rencananya tentara AS akan ditarik total dari Afghanistan sebelum 11 September 2021. Penarikan pulang adalah salah satu penyebab Taliban berhasil menguasai Afghanistan.

Taliban bukan pertama kali menerobos penjara dan membebaskan napi. Peristiwa serupa terjadi pada 11 Agustus 2021.

Saat itu Taliban berhasil masuk ke penjara di Kandahar. Ada ratusan napi yang dibebaskan Taliban dari penjara di Kandahar.

UMSU Bantu Warga Kampung Aur Manfaatkan Lumpur Banjir Untuk Tanam Sayur
| Rabu, Agustus 18, 2021

By On Rabu, Agustus 18, 2021


PATIMPUS.COM - Banjir Sungai Deli yang kerap merendam pemukiman warga Kampung Aur, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan menyisakan lumpur yang mengganggu aktivitas warga.

Biasanya lumpur-lumpur tersebut dibuang begitu saja ke sungai, karena warga tidak tahu cara memanfaatkan limbah lumpur yang ditinggal banjir.

Melihat kondisi itu, Fakultas Pertanian UMSU melakukan riset pada lumpur sisa banjir di Kampung Aur, yang dipimpin Dr Ir Asritanami Munar MP, Dr Dafni Mawar Tarigan SP MSi dan Hazen Arrazie Kurniawan SP MSi, untuk membantu warga dalam mengatasi dan memanfaatkan lumpur.

Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan, ternyata endapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Deli dapat dimamfaatkan sebagai media untuk tanaman sayuran vertikultur.

Melalui kerjasama Ranting Muhammadiyah Aur, Cabang Muhammadiyah Kota Medan dan Fakultas Pertanian UMSU, maka dilaksanakanlah  Program Kemitraan Masyarakat, berupa pelatihan pemafaatan endapan lumpur sungai untuk tanaman sayuran Vertikultur bersama ibu-ibu Aisyiyah dan masyarakat. 

Pelaksanaan pelatihan dan pemberian edukasi dilaksanakan di kantor Komunitas Peduli Anak (KOPA) yang dipimpin oleh Safri Tanjung. 

"Warga dan ibu-ibu Aisyiyah sangat senang dan antusias mengikuti program kemitraan masyarakat yang diadakan Fakultas Pertanian UMSU," sebut Syafri Tanjung, kepada wartawan, Selasa (17/8/2021).

Sementara Dr Ir Asritanami Munar selaku Ketua Program Kemitraan Masyarakat berharap program ini dapat memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan sayur warga Kampung Aur dan dapat terus dipraktekkan sehari-hari.

Diawasi Satgas Covid-19, Warga Kampung Aur Gelar Upacara HUT RI 76
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - Warga Kampung Aur Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 dengan sederhana di halaman masjid, Selasa (17/8/2021).

Tidak seperti tahun sebelumnya, peringatan hari kemerdekaan RI pada tahun ini dilaksanakan dibawah pengawasan tim gabungan Satgas Covid-19 Kecamatan Medan Maimun yang dipimpin Camat, mengingat saat ini sedang masa PPKM Level 4.

Panitia bersama perkumpulan Sanggar Perkasa (Persatuan Remaja Kampung Aur dan Syahbandar) dan Remaja Masjid Jami' Kelurahan Aur (RMJA), terlebih dahulu melakukan upacara bendera, yang dihadiri ratusan warga Kampung Aur.

Panitia menerapkan protokol kesehatan dengan membagi-bagikannmasker dan menyediakan tempat cuci tangan, untuk mencegah penularan virus corona yang hingga saat ini belum bisa diatasi.

Sejumlah warga tampak mengenakan pakaian adat dan pakaian pejuang kemerdekaan, sebagai wujud perjuangan dan kearifan lokal.

Majid selaku Pembina Upacara menyampaikan amanatnya mengajak masyarakat untuk bersatu merapatkan barisan dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaab kepada AllahnSWT, agar terbebas dari penjajahan masa kini dan virus corona.

"Di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 76  ini, kami sampai detik ini masih tetap eksis melaksanakan upacara bendera," sebut Majid yang juga Ketua Sanggar Perkasa.

Sementara itu Yudha Arzad selaku ketua Panitia Pelaksana menjelaskan, bahwa di HUT Kemerdekaan RI ke 76  ini momen penting bagi generasi muda kampung aur untuk bangkit dan bersatu dalam suasana sulit yang harus disyukuri.

Saat pelaksanakan kegiatan upacara bendera, masyarakat dikejutkan dengan kedatangan Satgas Covid-19 dari perwakilan Kecamatan Medan Maimun bersama Kapolsek Medan Kota dan jajaran beserta Satpol PP.

Diakhir upacara yang berjalan dengan khidmat tersebut, terjadi dialog antara masyarakat, pengurus dan petugas. Perwakilan dari pemerintah Kecamatan Medan Maimun menjelaskan kedatangan petugas bermaksud menghimbau dan mengingatkan masyarakat agar mematuhi himbauan Pemerintah Kota Medan dalam upaya penanganan penyebaran Covid-19 dan juga tentang protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan.

Pada sambutannya Kapolsek Medan Kota juga menyampaikan rasa terimakasihnya atas semangat warga menyelenggarakan kegiatan HUT RI dalam bentuk upacara bendera. Baliau juga menghimbau agar tetap menerapkan Prokes yang ketat dan menghindari kerumunan. (son)

Media Amerika Serikat Akui Militernya Kalah Strategi Melawan Taliban
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - Media Amerika Serikat mengakui bahwa militernya kalah dalam memeranhi Taliban dan menganggap strategi yang mereka terapkan gagal total.

"Petinggi Amerika menyesatkan warga terkait kemenangan perang ini dan biayanya," tulis media Foreign Policy terkait perang sia-sia di Afghanistan seperti dilaporkan Tansim News.

Sebelumnya mantan Presiden Amerika Donald Trump mengatakan Washington telah menumpas Taliban di Afghanistan dan milisi ini telah lelah berperang.

Sejumlah pengamat Afghanistan termasuk Jend. Atiqullah Amarkhel menilai statemen Trump tersebut tidak sesuai dengan realita dan menambahkan, Trump ketika mengklaim kekalahan Taliban di Afghanistan, justruk Amerika kalah di negara ini dan penarikan pasukan negara ini dari Kabul sama halnya dengan kekalahan Washington.

Pengamat politik Afghanistan meyakini bahwa 20 tahun pendudukan militer Amerika di Afghanistan hanya merusak infrastruktur negara ini dan pembantaian sekitar seratus ribu warga sipil dan militer Afghanistan serta tewasnya sekitar 2300 tentara Amerika.

Anggaran militer Amerika selama pendudukannya di Afghanistan diprediksikan sekitar dua triliun dolar.

Lampaui 30 Miliarder Dunia, Biaya Perangi Taliban Bikin AS Minggat
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - Biaya yang dihabiskan Amerika Serikat (AS) dalam memerangi Taliban di Afghanistan, bikin geleng kepala.

Bayangkan, jumlahnya melampaui total harta kekayaan Jeff Bezos, Elon Musk, Bill Gates, hingga 30 miliarder dunia.

Walau mahalnya biaya perang yang dihabiskan negeri Paman Sam itu, namun AS tak mampu menaklukkan Taliban dan harus terusir dari Afghanistan. 

Taliban pun akhirnya menguasai kota-kota utama Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul sejak Minggu (15/8/2021). Presiden Ashraf Ghani pun kabur meninggalkan negaranya ke Tajikistan. 

Ashraf Ghani bahkan menyebut Taliban telah menang dan kini menjadi penguasa Afghanistan. "Taliban sudah menang lewat penghakiman dengan pedang dan senjata," tulis Ashraf Ghani dalam postingan sosial medianya, dikutip Selasa (17/8/2021).

Selain dana besar-besaran, belum lagi korban tewas akibat perang tersebut yang tak ternilai harganya. Mereka berasal dari kalangan warga sipil, kelompok militan, pasukan militer dan kepolisian Afghanistan, serta pihak AS. 

Forbes melaporkan, total biaya yang dihabiskan Amerika Serikat untuk perang Afghanistan, tak kurang dari USD 2,26 triliun atau hampir Rp 32.500 triliun. Dana sebanyak itu dihabiskan selama 20 tahun operasi militer AS di Afghanistan. Tepatnya sejak 2001, selepas serangan ke gedung World Trade Center (WTC) New York dan Pentagon pada 11 September 2001. 

“Total biaya perang USD 2,26 triliun itu setara USD 300 juta per hari. Dana tersebut termasuk USD 800 miliar biaya langsung perang dan USD 85 miliar dana pelatihan bagi militer Afghanistan,” tulis Forbes, Selasa (17/8).

Jumlah itu pun masih akan terus bertambah, karena ada biaya penarikan pasukan serta personel pendukung, pulang ke AS setelah kalah perang. “Kami akan terus mengeluarkan biaya, sampai proses penarikan selesai,” ujar Presiden Joe Biden. 

Tak mengherankan jika Forbes menulis, biaya perang AS di Afghanistan melampaui total harta kekayaan 30 miliarder dunia. Termasuk orang-orang terkaya asal AS, seperti Jeff Bezos, Elon Musk, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg. Mengutip data Forbes Billionaires 2021, jika harta kekayaan 30 miliarder di daftar itu dijumlahkan, totalnya sebesar USD 2,30 triliun.

“Amerika Serikat telah membiayai perang Afghanistan dari utang. Bunga utangnya saja harus dibayar sebesar USD 500 miliar. Pada tahun 2050, biaya bunga saja atas utang perang Afghanistan kita bisa mencapai USD 6,5 triliun. Itu artinya setiap warga AS harus menanggung USD 20 ribu,” tulis Brown University dalam hasil studi mereka.

Dan yang tak ternilai dengan materi, adalah korban jiwa yang melayang akibat perang Afghanistan itu. Ada sebanyak 2.500 prajurit militer AS yang tewas di Afghanistan. Jumlah tenaga pendukung termasuk para kontraktor dari kalangan sipil AS, jumlahnya lebih banyak mencapai 4 ribu orang. Korban dari kalangan Afghanistan lebih banyak lagi, yakni mencapai 167 ribu orang dari kalangan militer, warga sipil, termasuk para militan dan Taliban.

134 Ribu Narapidana Dapat Kado HUT RI 76, Yang Bebas 2491
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para narapidana. Pasalnya itu adalah hari mereka mendapatkan bonus dari pemerintah.

Sebanyak 134.430 warga binaan di seluruh Indonesia mendapat remisi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di HUT Kemerdekaan RI Ke 76.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga mengatakan bahwa tiap narapidana menerima besaran remisi yang bervariasi. Sebanyak 2.491 narapidana dinyatakan bebas setelah menerima Remisi Umum (RU) II; lalu ada 131.939 narapidana yang menerima pengurangan masa hukuman atau RU I yang besarannya bervariasi mulai dari 1-6 bulan.

"Remisi merupakan wujud apresiasi terhadap pencapaian perbaikan diri yang tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari narapidana. Jika mereka tidak berperilaku baik, maka hak Remisi tidak akan diberikan," ujar Reynhard dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/8/2021).

Remisi diberikan kepada seluruh narapidana yang telah memenuhi persyaratan administratif dan substantif. Seperti telah menjalani pidana minimal 6 bulan, tidak terdaftar pada Register F, dan aktif mengikuti program pembinaan di Lapas, Rutan, atau LPKA.

Syarat itu sesuai aturan dalam Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak WBP, Perubahan Pertama PP No. 28 Tahun 2006, Perubahan Kedua PP Nomor 99 Tahun 2012, Keputusan Presiden RI No. 174 /1999, serta Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. 3 Tahun 2018 tentang Pemberian Remisi kepada WBP.

Reynhard menambahkan pemberian remisi umum ini berkontribusi pada penghematan pengeluaran negara yakni dengan memangkas anggaran makan narapidana hingga lebih dari Rp 205 miliar. 

"Pemberian Remisi bukan sekadar reward kepada narapidana yang berkelakuan baik serta memenuhi persyaratan administratif dan substantif, namun juga anggaran negara yang dihemat dengan berkurangnya masa pidana narapidana," ucap Reynhard.

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly menyebut remisi diberikan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dan motivasi diri dalam proses reintegrasi sosial. Melalui proses tersebut, Yasonna meyakini hal itu dapat dijadikan sebagai modal bagi warga binaan sebelum kembali ke masyarakat.

"Tunjukkan sikap dan perilaku yang lebih baik lagi. Jadilah insan yang baik, hiduplah dalam tata nilai kemasyarakatan yang baik, taat aturan, berpartisipasi aktif dalam pembangunan untuk melanjutkan perjuangan hidup, kehidupan, dan penghidupan sebagai warga negara, anak bangsa, dan anggota masyarakat," ungkap Yasonna.

Dalam kesempatan yang sama, Yasonna juga mendukung upaya pemindahan sebanyak 664 narapidana bandar narkotika ke Nusakambangan. Pemindahan dipandangnya sebagai bentuk kesungguhan dan komitmen Kemenkumham dalam memutus mata rantai dan mencegah peredaran gelap narkoba.

"Melalui pemindahan ini diharapkan dapat memberantas peredaran obat-obatan terlarang di Lapas maupun Rutan yang merupakan persoalan klasik yang terus terjadi dari tahun ke tahun," kata Yasonna.

Yasonna menyebut Kemenkumham juga telah menyiapkan rencana Groundbreaking terkait Pembangunan Lapas baru di Nusakambangan. Hal ini sebagai upaya menjawab permasalahan akan meningkatnya kapasitas lapas yang sudah mencapai mencapai 103%, 

"Kami meyakini penyediaan infrastruktur lapas merupakan program prioritas yang dapat mendukung keberhasilan penegakan hukum yang profesional," tutupnya.

China Ambil Kesempatan Jalin Hubungan Baik Dengan Taliban
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - China menyatakan siap menjalin hubungan baik dengan Taliban setelah milisi tersebut menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, Minggu (15/8/2021).

Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Senin (16/8/2021).

Dikutip dari AFP, China “menyambut baik” kesempatan untuk mempererat hubungan dengan Afghanistan dan menghormati keputusan warga Afghanistan dalam "menentukan takdir" mereka.

“Taliban telah berulang kali menunjukkan harapannya untuk bisa membangun hubungan baik dengan China, dan mereka menanti partisipasi China dalam rekonstruksi serta pembangunan Afghanistan,” ujar Jubir Kemlu China, Hua Chunying, kepada wartawan.

“Kami menyambut ini dengan baik. China menghormati hak-hak rakyat Afghanistan untuk secara mandiri menentukan takdir mereka sendiri, dan (China) bersedia untuk terus mengembangkan hubungan baik dan kooperatif dengan Afghanistan,” lanjutnya.

Hua meminta Taliban untuk memastikan berjalannya “transisi kekuasaan yang mulus” dan menepati janjinya untuk menegosiasikan pendirian “Pemerintahan Islami yang terbuka dan inklusif”.

Selain itu, Hua juga meminta Taliban untuk menjamin keamanan rakyat Afghanistan serta warga negara asing.

Kedutaan Besar China di Kabul akan tetap beroperasi seperti biasa. Meskipun, China sudah lebih dulu mengevakuasi warga negaranya dari Afghanistan beberapa bulan lalu, melihat eskalasi situasi.

WN China di Afghanistan diminta untuk terus memperhatikan kondisi keamanan di lokasi dan tidak meninggalkan rumah.

Pemerintah China awalnya sangat khawatir bahwa Afghanistan akan menjadi lokasi “menempa” umat Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.

Tetapi pada bulan lalu, utusan Taliban menemui Menlu China Wang Yi di Tianjin. Pada pertemuan tersebut Taliban berjanji Afghanistan tak akan pernah dijadikan sebagai pangkalan bagi kelompok-kelompok militan.

China merespons janji Taliban dengan menawarkan dukungan ekonomi serta investasi untuk pembangunan kembali negara Afghanistan, yang selama ini babak belur akibat pertempuran dengan Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.

DK PBB Desak Taliban Segera Bentuk Pemerintahan Baru Afghanistan
| Selasa, Agustus 17, 2021

By On Selasa, Agustus 17, 2021


PATIMPUS.COM - Dewan Keamanan PBB mendesak segera dibentuknya pemerintahan baru di Afghanistan yang dikuasai oleh Taliban, pada Minggu (15/8/2021).

Dikutip dari reuters, DK PBB Senin (16/8/2021) menggelar rapat mendesak adanya pemerintahan baru di Afghanistan yang bersatu, inklusif dan representatif, termasuk dengan partisipasi penuh, setara, dan berarti dari kaum perempuan.

Badan yang beranggotakan 15 orang itu juga menyerukan agar permusuhan dan pelanggaran hak asasi manusia di Afghanistan segera diakhiri. Adapun agar semua pihak mengizinkan akses kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan.

“Kami menyerukan segera diakhirinya kekerasan, pemulihan keamanan, ketertiban sipil dan konstitusional (di Afghanistan). Kami dewan, menunjukkan keprihatinan mendalam tentang pelanggaran serius di negara hukum humaniter dan pelanggaran hak asasi manusia itu,” kata Deputi Duta Besar Estonia untuk PBB, Andre Lipart.

“Semua pihak harus memberikan akses kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan dan mendukung pekerjaan UNAMA (Misi Bantuan PBB di Afghanistan),” imbuh dia.

Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres telah mendesak Dewan Keamanan tersebut untuk mengerahkan segala cara untuk menekan ancaman teroris global dari Afghanistan, serta menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia.

"Kami tidak bisa dan tidak boleh meninggalkan rakyat Afghanistan," kata Guterres.

Dewan Keamanan ikut menekankan pentingnya memerangi terorisme di Afghanistan, untuk memastikan negara-negara lain tidak terancam atau diserang. 

Mereka menegaskan baik Taliban maupun kelompok atau individu Afghanistan lainnya tidak boleh mendukung teroris yang beroperasi di wilayah negara lain mana pun.

Taliban memasuki ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021), disusul Presiden Ashraf Ghani yang meninggalkan Afghanistan. Kembalinya kekuasaan Taliban terjadi ketika AS dan pasukan asing lainnya meninggalkan negara itu setelah dua dekade.

Ini adalah puncak dari serangan cepat militan Islam untuk merebut kembali negara itu dalam 20 tahun usai mereka digulingkan oleh invasi pimpinan AS. 

Sementara itu, kini sejumlah kericuhan tengah terjadi karena orang-orang berusaha meninggalkan Afghanistan dan melarikan diri dari kelompok Taliban.

Medan

Sumut

Komunitas

Pendidikan

Ekbis