Tampilkan postingan dengan label Seleb. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seleb. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Juni 2021

Digarap 4 Tahun, Film parHEREK Launching Juli

    Minggu, Juni 13, 2021  


PATIMPUS.COM - Film dokumenter bertema lingkungan parHEREK (Penjaga Kera) akan launching pada Juli mendatang setelah 4 tahun (2017 – 2021) proses penggarapannya.

Sang sutradara, Onny Kresnawan, mengatakan, pengambilan gambar terakhir pada proses film tersebut selesai dilaksanakan pada awal pekan kedua Juni lalu.

“Alhamdulillah produksi sudah selesai. Berikutnya masuk fase post production, dan launching mudah-mudahan bisa kita lakukan pada Juli mendatang,” kata Onny Kresnawan yang juga ketua Asosiasi Dokumentris Nusantara (ADN) Korda Medan ini, kepada wartawan di Medan, Sabtu (12/6/2021).

Film parHEREK merupakan kisah hidup keseharian Detim Manik, yang meneruskan cara hidup unik sepeninggalan ayahnya, Umar Manik, sebagai pawang monyet di Hutan Sibaganding, Simalungun, Sumatera Utara, sejak 1980-an. Film ini diproduseri oleh Ria Novida Telaumbanua dari Rumah Inspirasi yang juga Plt. Kadisbudpar Sumut. Film ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, khususnya Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajeckshah.

Dikatakan Onny, dalam pengerjaan Film parHEREK, setidaknya sudah 50 kali tim melakukan kunjungan ke Hutan Sibaganding dan sekitar kawasan Danau Toba. “Banyak kisah suka duka terangkai selama produksi film ini,” kata Onny yang juga koordinator Komite Film di Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) ini. 

Meski film belum dirilis, lanjutnya, tapi dalam prosesnya sudah memberikan dampak positif. “Bahkan subjek utama, yakni Detim Manik, kini sudah sukses menjadi Youtuber berpenghasilan fantastis,” ujarnya. Dengan capaian 220 ribu subscriber, Detim Manik mendapat Silver Play Button untuk channel Anak Parherek Si Manik.

Setidaknya, kata Onny, dari penghasilan sebagai Youtuber, Detim kini bisa membeli sendiri makanan tambahan bagi primata di Taman Kera Sibaganding. “Sedikitnya 3 juta rupiah per bulan ia donasikan untuk pakan siamang dan kera,” ungkap direktur Sineas Film Documentary ini.

Sementara Detim Manik mengatakan, capaian yang dia raih tidak terlepas dari peran tim Film parHEREK. “Ini rezeki dari yang kita perbuat. Rezeki tempat ini dari film parHEREK. Belum selesai pun filmnya, sudah ada rezekinya,” ujarnya.

Dia mengakuti, proses film parHEREK yang melibatkannya sebagai subjek utama, membuatnya lebih percaya diri untuk berbicara di depan kamera. 

“Aku ingin tunjukkan ke khalayak melalui media sosial, baik YouTube maupun Facebook, bahwa tempat ini ada. Yang paling aku sering sebut saat live di media sosial adalah mengingatkan para pengguna jalan yang melintas agar jangan pernah memberi makan sekecil apapun kepada kera-kera. Jangan karena rasa kasihan itu akhirny membunuh mereka. Kalau mau kasih makan, datang kemari. Bisa photo-photo, menikmati hutan dan parkirnya aman,” paparnya. (don)



Jumat, 04 Juni 2021

Ini Nama Kuntilanak Yang Tinggal Bersama Sara Wijayanto

    Jumat, Juni 04, 2021  


PATIMPUS.COM - Memiliki indera keenam merupakan kelebihan seseorang bisa melihat segala makhluk tak kasat mata. Termasuk salah satunya Sara Wijayanto artis yang istri dari Demian Aditya.

Sara mengaku sangat senang bisa dipercaya memiliki kelebihan seperti ini di saat orang lain tak punya. Hal ini ia ungkapkan dalam kontennya bersama Boy William yang bertajuk #5menitaja. 

Dalam video berjudul SARAH WIJAYANTO: ADA KUNTI TINGGAL SAMA GUE! | #5MENITAJA yang tayang di kanal YouTube Boy William, Sara mengatakan hidupnya menjadi lebih berwarna saat ia bisa melihat kehidupan makhluk lain di sekitarnya, selain manusia. 

"Sangat menyenangkan. Capek, tapi lebih colorful, ya. Bisa dibilang begitu," ujar Sara sambil tertawa.



Sara Wijayanto Lebih Takut kepada Manusia ketimbang Hantu

Sebagai seorang indigo, Sara mengatakan bahwa dirinya memang sudah terbiasa melihat makhluk tak kasat mata. Bahkan, pemain film The Doll ini lebih takut kepada manusia ketimbang hantu-hantu yang sering dilihatnya. 

"Yang paling seram buat aku itu malah manusia. Dendamnya manusia, toxic-nya manusia. Ya, itu lebih mengerikan daripada hantu. Sifat manusia itu lebih seram, iri, dengki, serakah, its like pure evil," ujar Sara. 

"Kalau ekspresi lo saat melihat hantu?" tanya Boy. 

"Are you, okay?" jawab Sara sambil kembali tertawa. 

Sara Wijayanto Tinggal Bersama Kuntilanak Bernama Gadis

Dalam kesehariannya, Sara memang tak asing lagi bertemu dengan hantu. Ia mengakui sosok yang paling sering ditemuinya adalah kuntilanak. 

Bahkan, Sara mengaku bahwa ia juga tinggal bersama kuntilanak di rumahnya. Sosok yang dipanggil tante Kun ini paling menarik buat Sara untuk diajak berkomunikasi. 

"Ada salah satunya, tante Kun. Setelah tahu namanya Gadis, dia ada di rumah sekarang,” ujar Sara.

"I let her stay. Aku bilang, ya, sudah sampai kamu bisa berproses. Not forever but i'm gonna let her to stay," tambahnya.

Minggu, 30 Mei 2021

Jadi Komisaris Telkom, Gaji Abdee Slank Bikin Ngiler

    Minggu, Mei 30, 2021  


PATIMPUS.COM - Setelah diputuskan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST), Jumat (29/5/2021) kemarin, Abdee Negara Nurdin, gitaris Slank resmi menjadi komisari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero).

Menjadi komisaris di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentulah sangat menggiurkan dengan gaji dan fasilitas yang luar biasa. Lantas, berapa gaji Abdee Negara Nurdin?

Mengacu pada Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan pDewan Pengawas BUMN, penghasilan Komisaris Utama/Ketua Dewan Pengawas BUMN setara 45 persen dari gaji Direktur Utama.

Selain itu, Dewan Komisaris BUMN memperoleh tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan transportasi (bisa diganti dengan fasilitas mobil dinas), dan asuransi purna-jabatan. Komisaris juga memperoleh fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum. Tak lupa, Komisaris Utama BUMN akan mendapatkan bonus tahunan sebesar 45 persen dari tantiem yang diterima Direktur Utama.

Dikutip dari laporan keuangan Telkom Indonesia pada tahun 2020, pembayaran gaji dan tunjangan seluruh komisaris sebesar Rp 96 miliar. Adapun setiap komisaris memiliki total gaji yang berbeda-beda, tergantung kinerja.

Sebagai contoh pada tahun 2020, gaji total jajaran komisaris Telkom Indonesia mencapai Rp 9,8 miliar per tahun yang di dalamnya termasuk honorarium dan tantiem atau insentif. Sementara dengan rincian yang sama komisaris Independen sekitar Rp 1,4 miliar per tahun minimal tanpa insentif.

Adapun total anggaran untuk komisaris pada tahun lalu Rp 96 miliar ini dibayarkan kepada seluruh dewan komisaris yang berjumlah 16 orang. Untuk itu, mengacu pada laporan tahunan Telkom Indonesia gambaran umum gaji yang didapat Abdee Slank sebagai komisaris independen berkisar Rp 1,4 miliar - Rp 11,3 miliar per tahun tergantung insentif dan kinerja.

Rabu, 26 Mei 2021

Pak Ogah Sakit, Suaranya Hilang Alami Penyumbatan Darah

    Rabu, Mei 26, 2021  

 


PATIMPUS.COM - Siapa yang tak kenal Pak Ogah? Salah satu tokoh film Si Unyil di stasiun  TVRI era 80-90 an itu sempat menjadi idola anak-anak. Kini pelakon Pak Ogah itu terbaring sakit di rumahnya di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.

Pengisi suara Pak Ogah, Abdul Hamid, mengalami penyumbatan darah yang membuatnya kesulitan dalam berbicara.

Hal ini dibenarkan istri Abdul, Yuyun Widayanti. Yuyun mengatakan bahwa sudah kurang lebih tiga bulan Abdul Hamid alias Pak Ogah mengalami kondisi tersebut.


“Iya penyumbatan (darah) di otak, kiri kanan, dari tiga bulan lalu dan enggak sembuh. Begini aja dan enggak nyambung lagi. Sampai sekarang tiga bulan kuranglah,” ungkap Yuyun, di kawasan Jatiasih, Bekasi, Selasa (25/5/2021).

Awalnya memang tak ada gejala apa pun yang dialami Abdul. Namun, Abdul mulai menunjukkan keanehan ketika dia menyebut handphone-nya rusak.

“Dia cuma mau ngisi suara, mau balas WA dari yang lain. Dia bilang, sambil dilempar HP itu, ‘Kok, ini HP rusak?’ 'Coba sini saya betulin,' saya betulin, ‘Ini HP enggak rusak.’ Dilempar lagi, ‘Rusak ini,'” tuturnya.

“Akhirnya, beberapa kali bilang HP rusak, ini bukan HP yang rusak, tapi otaknya yang rusak. 'Ayo, sekarang ke rumah sakit.' ‘Enggak, ah,'" tambah Yuyun, meniru percakapannya dengan sang suami beberapa waktu lalu.

Abdul memang sempat menolak menjalani perawatan di rumah sakit. Kini, Abdul menjalani serangkaian pengobatan alternatif. Namun, kondisinya belum menunjukkan perubahan.

“Kalau kondisinya ya begitu aja yang tadi dilihat, cuma kadang-kadang ngedrop, ngedropnya seluruh badan panas, suara pun hilang walau cuma ‘E... E...’ aja,” tutur Yuyun.

Yuyun mengatakan, beberapa hari lalu suaminya minta dibelikan obat. Namun, Abdul hanya minta dicarikan obat agar suaranya bisa kembali normal karena selama ini ia mencari nafkah dengan mengandalkan suara.

“Akhirnya karena sekarang ini, suaranya enggak ada, penghasilan pun enggak ada, tambah stres,” pungkasnya.

Senin, 10 Mei 2021

Idap Diabetes Sapri Pantun Meninggal Dunia

    Senin, Mei 10, 2021  



PATIMPUS.COM - Innalillahi wa innailaihi rojiun, kabar duka dari publik figur kembali datang. Kali ini dari komedian Sapri Pantun. Pelawak berkepala plontos ini dikabarkan meninggal dunia, Senin (10/5/2021).  


Kabar meninggalnya Sapri dikonformasi oleh adik kandungnya,  Dolly. Melalui instagramnya, Dolly juga mengabarkan mengenai meninggalnya Sapri.


“Innalillahi wainnailaihi rojiun, Sapri Bin Ahli," tulis Dolly di instagramnya, Senin (10/5/2021).


Kondisi komedian Sapri memang belakangan menurun. Sapri dirawat secara intensif di ICU.  Sapri diketahui menderita penyakit gula. 


“Gulanya lagi tinggi, masuk ICU karena gulanya," kata Bunda Neneng, manajer Sapri beberapa waktu yang lalu.

Jumat, 07 Mei 2021

Film 'Pulang' Screening Usai Lebaran

    Jumat, Mei 07, 2021  



PATIMPUS.COM - Film berdurasi 15 menit berjudul “Pulang”, selesai diproduksi. Film pendek ini menjadi medium kampanye anti narkotika yang akan menyentuh perasaan masyarakat luas, karena digarap secara tidak biasa. Screening film akan dilakukan usai Lebaran 2021 ini.


“Semoga film ini hasilnya baik dan baik juga manfaatnya untuk orang lain,” kata sutradara Iejal Van-Thebass saat acara syukuran di Kafe Kopi Darat, Jalan Gagak Hitam Medan, Rabu (5/5/2021) malam. Hadir pada acara itu unsur pengurus DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumatera Utara, talent dan kru film.


Iejal Van The Bass mengatakan, produksi Film Pulang memakan waktu 5 hari shooting dengan lokasi berbeda di Kota Medan dan Kota Binjai, dengan melibatkan 50 kru dan talent. “Serunya, produksi film ini pasti sangat melelahkan karena kami produksi pada bulan puasa Ramadhan,” katanya.


Film yang ditulis Oneth Aditya Rizlan ini berkisah tentang perjuangan seorang ayah untuk menyembuhkan putri kesayangannya, Kayla, dari jeratan Narkotika. Di tengah dampak psikologis, dia terus berusaha untuk mempertahankan keluarganya. Namun akhirnya, perlahan tapi pasti, Narkoba merenggut segalanya darinya. Film ini diperankan oleh Andy Mukly, Bunda Djibril, Adelia Florencia, Herlina Sarumaha dan rekan-rekan dari Granat Sumut. 


Ketua DPD Granat Sumut, Sastra SH Mkn, mengatakan, kampanye anti Narkotika melalui karya seni adalah hal menarik. “Selama ini kan melalui pendekatan hukum. Melalui karya seni, saya yakin ini lebih dapat menggugah penonton,” katanya.


Saat mendengar kabar rencana produksi film kampanye tersebut, Sastra mengaku sangat mengimpikan sebuah media kampanye yang tidak biasa. 


“Saya mau anti mainstream. Bagaimana agar melalui film ini membuat orang jerah. Saya memberi apresiasi setinggi-tingginya terhadap film ini. Terus terang film ini sangat menyentuh perasaan saya dan saya yakin ini juga akan menyentuh perasaan masyarakat luas,” tuturnya. 


Wakil Sekretaris Granat Sumatera Utara yang memproduseri film ini, July Mardiyah, mengaku terharu dan puas melihat cepatnya proses produksi film ini.


“Saya tidak duga secepat ini. Karena ini film bukan karya biasa-biasa aja. Dan saya juga lihat bagaimana apresiasi orang banyak di luar sana terhadap proses film ini. Itulah yang membuat saya optimis bahwa film ini akan sukses sebagai film pendek,” ujarnya.


July juga mengaku keinginannya untuk membuat film kampanye Narkotika sebenarnya sudah lama muncul. “Tapi kemudian semakin membesar saat saya bergabung di Granat. Karena persoalan-persoalan yang sering kita lihat di lingkungan kita saat ini tiada lain karena Narkoba. Inilah yang harus kita lawan,” tandasnya. 



© 2023 patimpus.com.