Paus Fransiskus Berkunjung Ke Indonesia, Ketum LPPEI : Keberagaman Adalah Rahmat Bagi Bangsa Indonesia
PATIMPUS.COM - Kunjungan Paus Fransiskus ada 3-6 September 2024 ke Indonesia, sarat pesan perdamaian dan mendorong kerukunan serta saling menghormati.
Selain itu, kedatangan Uskup Roma ini banyak memberikan pesan bermakna sangat mendalam terutama di tengah masyarakat yang masih menyimpan banyak kekecewaan atas perkembangan demokrasi, apalagi akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 mendatang diseluruh Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum (Ketum) Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Ekspresi Iman (LPPEI) James E. Simorangkir kepada awak media melalui pesan WhatsApp. Sabtu (7/9/2024).
James E. Simorangkir menilai kedatangan Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus tersebut seperti sebuah peringatan bagi semua lapisan masyarakat.
" Saya menilai kedatangan beliau yang membawa pesan perdamaian dan juga seperti sebuah peringatan bagi kita semua betapa pentingnya menyadari bahwa keberagaman adalah rahmat bagi bangsa kita, jadi bukan menjadi alat pertentangan, " ungkap James.
James E. Simorangkir yang merupakan lulusan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Jakarta menambahkan, Deklarasi Istiqlal juga menjadi fondasi untuk saling menghargai dan membangun semangat toleransi.
"Pesan deklarasi Istiqlal itu sebagai semacam peringatan bagi kita untuk tidak menganggap rendah yang lain dan menempatkan sesama warga negara mempunyai kedudukan yang sama dalam membangun kebersamaan dan membangun bangsa," ungkap James.
" Karena itu, kita bersyukur kunjungan Paus Fransiskus dapat kita rasakan sebagai refleksi kebangsaan kita. Paus menempatkan diri sebagai seorang yang memahami kehidupan bangsa kita, mengaktualisasikan dirinya sebagai bagian dari bangsa kita. Dan pesan yang dalam adalah ketika Paus meninggalkan pesan berharga, jika negara anda adalah tambang emas terbesar di dunia, jadikanlah itu rahmat dan anugerah bangsa ini untuk tak melupakan hak-hak orang miskin dan berupaya mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh warga, karena dengan begitu kita dapat menghadirkan keadilan dan perdamaian. Tak ada perdamaian tanpa keadilan dan tak ada keadilan tanpa perdamaian," tegas James.
Sebagai aktivis pekerja sosial dan fasilitator ragam lokakarya di Indonesia, James E. Simorangkir melihat bahwa bangsa ini masih menghadapi banyak masalah terutama terkait sosial dan harus diatasi dengan benar serta sungguh-sungguh agar nantinya bisa memperbaiki seluruh sendi kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat.
"Saya berharap semoga pesan Paus dapat diamalkan dalam Membangun Keindonesiaan dan Kebhinekaan," tutup James yang juga merupakan pemegang Diploma Komunikasi Sosial dan Religius dari Crec Avec Lyon, France. (Soni)