Selasa, 24 Agustus 2021

Marko Andersen, Pilot F-16 Turunan Tionghoa Andalan TNI-AU

    Selasa, Agustus 24, 2021  


PATIMPUS.COM - Sejak duduk di bangku SMA, Marko Andersen Sasmita bercita-cita menjadi pilot. Dengan semangat dan kerja kerasnya, pemuda keturunan Tionghoa ini pun menjadi salah satu pilot pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang menjadi andalan TNI AU.

Meski pun berdarah Tionghoa, Marko tidak pernah ragu dan bertekad untuk menjadi seorang pilot. Marko lolos seleksi dan menjadi taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2008 dan lulus dibtahun 2012.

"Sewaktu taruna, dia pernah menjadi Kepala Sekretariat Wing Korps Karbol dan kami biasa panggil dia Acong," kenang Lettu Pas Kholik Maulana, teman seangkatan Marko.


Dilansir dari Riau Online, dari wisudawan AAU 2012, Marko menjadi satu dari delapan perwira muda yang terpilih masuk skadron tempur. Setidaknya saat ini, sudah memilki 100 lebih jam terbang di pesawat F-16.

"Saya bangga bisa menjadi penerbang tempur F-16. Kami latihan terbang di F-16C/D, karena di Pekanbaru kami pakai yang A/B," ujar Marko.

Sebelumnya Marko ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak yang mengawaki pesawat BAE Hawk 109/209. Seiring meningkatnya kebutuhan penerbang di Skadron 16 dan Skadron 3 pasca pembelian 24 pesawat F-16C/D, ia pun terpillih untuk menjalani konversi ke pesawat supersonik itu.

Saat ini Marko adalah satu-satunya Tentara di keluarga besanya. Namun, Ia sangat bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya untuk menggapai cita-citanya sejak SMA itu.

Kedepannya Marko berharap agar TNI AU semakin maju dan kuat dalam menjaga wilayah kedaulatan NKRI.

Di lingkungan skadron tempur TNI AU, bisa dibilang Marko adalah penerbang kedua dari keturunan Tionghoa. Sebelumnya, di tahun 1960-an, predikat itu dipecahkan oleh Marsda (Pur) Rudi “Tarantula” Taran.

Rudi Taran adalah penerbang pesawat MiG-21 Fishbed yang kemudian menjadi komandan Wing 300 Buru Sergap.

Menurut catatan Iwan "Ong" Santosa, setidaknya ada 1.000 orang keturunan Tionghoa bertugas di TNI pada masa pasca kemerdekaan.

Iwan adalah wartawan kompas yang banyak menulis tentang kiprah keturunan Tionghoa dalam sejarah Indonesia.

"Namun, memang peran peranakan Tionghoa menurun drastis pasca 1960-an" ujarnya. Kiranya, Profil Lettu Pnb Marko Andersen dapat membangun kesadaran masyarakat Indonesia tentang Hak dan Kewajiban setiap warga negara yang berhak ikut serta dalam upaya bela negara tanpa melihat etnis atau ras apapun. (*)

Previous
Next Post
Tidak ada komentar:
Write Berikan komentar anda
© 2023 patimpus.com.