Tampilkan postingan dengan label Langkat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Langkat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Maret 2023

Diputus Pacar, Mekanik Kereta Gantung Diri

    Rabu, Maret 08, 2023  


PATIMPUS.COM -  Kisah pilu dialami Rid (27), warga Jalan Tanjung Pura Gang Pendidikan Kelurahan Pelawi Utara, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat. 


Rabu (8/3) sekira jam 11.30 wib, Rid ditemukan tergantung di sebuah bengkel kereta (motor) tempatnya bekerja. Lajang ini diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan tali kompresor.


Rid pertama kali ditemukan tergantung oleh Dedi (28), pamannya, yang hendak mengambil HP nya yang dipakai korban. 


Dedi sontak terkejutnya melihat keponakannya sudah tidak bernyawa dengan gantung diri.


Selanjutnya Dedi memberi tahu warga sekitar dan melaporkan ke Kepala Lingkungan yang ditindaklanjuti ke petugas Polsek Pangkalan Berandan yang langsung ke lokasi.


Sesaat kemudian polisi mengevakuasi jasad Rid dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).


Di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan dianggap meninggal dunia karena gantung diri. Petugas selanjutnya menyerahkan jasad korban ke pihak keluarga.


Kapolsek Pangkalan Brandan, AKP Bram Candra Sihombing SH MH, dikonfirmasi wartawan melalui telepon selular membenarkan.


Sementara di rumah duka, informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, menyatakan bahwa keponakannya selama ini mempunyai hubungan percintaan dengan seorang gadis yang berprofesi seorang guru Honor. 


Gadis yang tinggal di Babalan tersebut saat ini bekerja sebagai karyawan bank. Diduga karena bekerja di bank, gadis itu pun memutus tali percintaannya dengan Rid yang hanya sebagai mekanik kereta. (raj)

Rabu, 02 November 2022

Sungai Besitang Meluap, 50 KK Mengungsi Dan Terjebak Di Rumah

    Rabu, November 02, 2022  


PATIMPUS.COM - Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menyebabkan Sungai Besitang meluap, Rabu (2/11/2022).


Alhasil ratusan rumah yang bermukim di Lingkungan III, IV dan V, Kelurahan Kampung Lama, Kecamatan Besitang, terendam banjir.


Kades Sekoci, Gunawan, mengatakan di Dusun Sidodadi ada 30 KK yang mengungsi sedangkan di Dusun Pantai Buaya ada 20 KK yang terjebak banjir sehingga warga tidak dapat keluar rumah. 


Hingga berita ini dimuat, banjir masih menggenangi rumah warga. Sejumlah warga terlihat menyelamatkan harta bendanya ke tempat yang lebih tinggi.


Sementara Rizal dari Ketua Tagana Besitang, ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum ada petunjuk terkait banjir. 


"Belum ada petunjuk dari Dinas Sosial Kabupaten Langkah terkait dengan banjir di Besitang ini," terangnya.


Rizal menyebutkan belum ada tanda-tanda air bakal surut. Sedangkan warga di Lingkungan V, Kelurahan Kampung Lama telah mendirikan tenda untuk membuat dapur umum.


Dari pantauan wartawan, ketinggian air mencapai 1 meter. Air sungai mulai naik ke pemukiman warga sekitar jam 06.00 Wib dan hingga petang belum juga surut.


Sejumlah warga tampak mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk mengantisipasi naiknya air sungai. (raj)

Selasa, 23 Maret 2021

Rumah Retak, Warga Besitang Demo Di Proyek KA Binjai - Langkat

    Selasa, Maret 23, 2021  



PATIMPUS.COM - Akibat rumah mengalami kerusakan, puluhan warga Lingkungan IV Simpang Lima, Pekan Besitang, Langkat, menggelar aksi unjukrasa di proyek nasional pembangunan jalur kereta api (KA) lintas Binjai - Langkat, Senin (22/3/2021).


Para pengunjukrasa yang didominasi ibu-ibu ini mengatakan, proyek tersebut telah mengakibatkan dinding rumah mereka retak akibat getaran yang ditimbulkan alat berat yang dioperasikan di proyek tersebut.


"Beberapa bulan lalu kami telah diberikan uang kompensasi masing-masing sebesar Rp 5 juta. Tahap pertama 4 KK dan tahap kedua 8 KK," sebut Nurhayati.


Tetapi, sejumlah warga yang terdampak proyek tersebut tidak mendapatkan kompensasi dari perusahaan.


Menurut warga, uang sebesar Rp 5 juta tersebut diberikan untuk menyewa rumah, sebab rumah mereka tidak bisa ditempati lagi.


"Kami tidak mau kalau hanya diberi uang kompensasi. Kami meminta kepada pihak Balai Tekbis Perkeretaapian untuk mengganti rugi lahan dan rumah kami," sebut Misbah.


Sementara Melan alias Kumis yang rumahnya bagian belakang mengalami kerusakan akibat bergesernya tembok penahan tanah Rettaning Wall (RW), mengaku belum menerima kompensasi.


"Selain rumah yang tidak bisa ditempati lagi, tanah warga juga tak bisa digunakan lagi karena menjadi genangan air," pungkas Ismail, pemilik lahan.


Menanggapi hal itu, Karso, manager lapangan PT Dwi Farita Fajar Karisma, yang mengerjakan proyek tersebut mengatakan, masalah ganti rugi rumah warga bukanlah wewenang mereka, tetapi wewenang Balai Teknik Perkeretaapian Indonesia. "Kami hanya pelaksana," sanggahnya.


Tapi sayang, saat dikonfirmasi, Nazar, selaku Satker Balai Teknik Perkeretaapian Indonesia belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi. (don)

© 2023 patimpus.com.