Gugur Melawan Covid, 4 anggota IDI Medan Terima Bintang Jasa Pratama
| Sabtu, Agustus 14, 2021

By On Sabtu, Agustus 14, 2021


PATIMPUS.COM - Sebanyak 4 anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan yang gugur melawan Covid-19, mendapatkan tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama dari Presiden RI Joko Widodo.

Dari catatan IDI Medan, hingga 10 Agustus 2021, sudah 23 anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Medan gugur karena terpapar Covid-19. 

Keempatnya, dr Andhika Kesuma Putra, M.Ked (P), Sp.P (K), FCPP (USA); dr. Aldreyn Asman Aboet, Sp.An, KIC; dr. Edwin Parlindungan Marpaung, Sp.OT (K) dan dr. Ifan Eka Syahputra, Sp.A.

Presiden Joko Widodo, yang memutuskan menganugerahkan tanda kehormatan kepada sejumlah pihak, yang dianggap berjasa kepada bangsa dan negara. Pemberian dilakukan di Istana Negara, pada Kamis 12 Agustus 2021.

Para penerima yakni mantan pejabat negara, pengusaha, ilmuwan, WNI dan WNA, serta para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan COVID-19. 

Ketua IDI Medan dr. Wijaya Juwarna SpTHT-KL (K) menyampaikan, apresiasi dan ucapan terima kasih atas pemberian tanda kehormatan kepada beberapa dokter anggota IDI Medan yang wafat dalam perjuangan penanganan Covid-19 di Kota Medan.

"Beberapa dokter yang meninggal ini memang terlibat langsung dalam penanganan pandemi Covid-19. Jadi ini bentuk apresiasi kepada mereka yang kami sebut pahlawan pejuang kemanusiaan, sehingga mendapat tanda jasa dari pemerintah," ungkapnya, Sabtu (14/8/2021).

Dia juga berharap, apresiasi pemerintah kepada tenaga medis atau kesehatan tidak hanya lewat pemberian gelar saja, melainkan meningkatkan perlindungan karena itu menjadi kewajiban.

“Oleh karena itu, faktor keselamatan seperti APD yang lengkap wajib disediakan sehingga gugurnya korban dari tenaga medis bisa dicegah, begitu juga insentif sebagai dukungan moral, sehingga keluarga yang mereka tinggalkan selama bertugas tidaklah terabaikan,” ujar Wijaya.

Ditambahkannya, semoga segala amal ibadah para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang meninggal diterima Allah SWT. 

“Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian mereka akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” tutupnya. (*)

Pemuda Indonesia Serukan Pernyataan Bersama Gunakan Aplikasi Pantau KTR
| Kamis, Agustus 12, 2021

By On Kamis, Agustus 12, 2021


PATIMPUS.COM - Persoalan kesehatan yang tidak kalah penting menjadi pembahasan dimasa pandemi Covid-19 adalah persoalan etika merokok yang harus dikendalikan agar tidak merusak kesehatan. Baik bagi perokok itu sendiri maupun perokok pasif yang ada di sekitarnya.

Bertepatan hari Remaja Internasional pada 12 Agustus 2021 kali ini Yayasan Pusaka Indonesia melakukan webinar bersama pemuda Indonesia yang hadir dari berbagai daerah. 

Tema diskusi "Remaja Indonesia Memantau dengan hati menghadirkan 2 narasumber remaja berprestasi. Dia adalah Muhammad Iqbal Darmawan, Grand Finalis The New L-Man of Year 2020 dan Duta Muda Asean untuk Indonesia. Serta Anggi Maisarah Finalis wanita Muslimah, yg kini aktif menggalang remaja menjadi sahabat pantau KTR (Kawasan Tanpa Rokok). 

Diskusi yang dipandu oleh Nina Samidi dari Komnas Pengendalian Tembakau ini menghadirkan sekitar 90 peserta dari berbagai daerah. Baik dari Jakarta, Medan, Lombok, Gorontalo, Bali, Sawahlunto, Solo, Palembang dan lainnya.

Banyak kisah menarik yang hadir dalam diskusi ini. Iqbal Dermawan mengakui ia punya pengalaman tidak enak ketika di kafe harus terkena asap dari pengunjung. Meski tidak enak hati mendapat paparan asap rokok, tetapi ia punya trik untuk mengajak pengunjung kafe menghargai orang yang tidak ingin terkena paparan asap rokok.

"Saya biasanya membawa permen dan snack, dan saya coba berkomunikasi dengan si perokok dan menggantikannya dengan permen dan snack," ujar pria yang masih duduk di bangku kuliah ini.

Tapi Iqbal bersyukur dengan adanya aplikasi pantau KTR ini. Karena banyak orang yang tidak ingin terpapar asap rokok bisa melakukan aksinya.

"Gerakan ini memang harus dilakukan bersama sama dan secara masif, ini untuk terwujutnya Indonesia yang sehat," ujar Iqbal seraya mengajak pemuda untuk melakukan gerakan bersama.


Anggi Maysarah yang saat ini gencar mengajak anak muda untuk membuat gerakan pengendalian dampak rokok menjelaskan, bahwa aplikasi pantau KTR ini tujuannya untuk melaporkan tempat kawasan tanpa rokok yang ternyata justru masih dilanggar. 

"Selain pelanggaran aplikasi pantau KTR juga bisa memberikan apresiasi bagi wilayah yang sudah menerapkan KTR," sebutnya.

Anggi berharap Aplikasi ini bisa dimanfaatkan anak-anak muda yang selama ini 'silent', akan tetapi sebenarnya gerah dengan orang yang tidak menerapkan KTR. "Ini saatnya anak anak muda ikut bergerak," ujarnya

Aplikasi ini disambut Sarah, peserta asal Jakarta. Ia mengakui sejak tahun 2017 ia bersama pemuda penggerak sudah melakukan gerakan untuk menjadi kampus mereka menerapkan KTR.

"Mudah mudahan melalui aplikasi ini, penerapan KTR di kampus segera terwujud," ujarnya.

Diakhir sesi acara, forum ini membuat pernyataan bersama. 

"Kami Remaja Indonesia, dengan ini menyatakan siap berkontribusi dalam memajukan kesehatan melalui implementasi Kawasan Tanpa Rokok dengan aplikasi Pantau KTR," ujar mereka serempak. (*)

Bobby Beri Waktu 2 Minggu Atasi Persoalan RS Pirngadi Medan
| Kamis, Agustus 12, 2021

By On Kamis, Agustus 12, 2021


PATIMPUS.COM - Walikota Medan, Bobby Afif Nasution mengharapkan agar RSUD dr Pirngadi Medan dapat menjadi rumah sakit kebanggan warga Kota Medan.

"Saya minta dalam waktu dekat Direktur RSUD dr Pirngadi Medan, Suryadi Panjaitan dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan selama 2 minggu harus ada solusi dari manajemen RS atas persoalan-persoalan yang ada saat ini," sebut Bobby Nasution saat merayakan HUT RSUD dr Pirngadi Medan Ke 93, Kamis (12/8/2021).

Bobby mengatakan, beberapa hari lalu dia memberikan kado yang berisi 9 poin perbaikan-perbaikan di RSUD dr Pirngadi. "Dua Minggu lagi kita harapkan sudah ada hasil dan solusinya," ucap Bobby 

Pada peringatan HUT RSUD dr Pirngadi, Bobby juga secara simbolis menerima  bantuan CSR dari sejumlah Universitas di Medan. Bantuan itu berupa bantuan mobil penumpang Hiace dari fakultas kedokteran UISU Medan, bantuan peralatan pendidikan dari Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nomensen Medan, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (FK UMI) Medan.

"Kepada seluruh Universitas saya ucapkan terima kasih telah memberikan support ada yang memberi mobil, laptop, PC dan infokus. Semoga ini menambah semangat kami untuk melayani masyarakat kota Medan," ucap menantu Presiden RI Joko Widodo ini.

Ketika ditanya apa upaya Pemko Medan dalam mendorong RS Pirngadi ini menjadi ramai kembali, Bobby menjawab rumah sakit ini harus dijadikan terbaik, baik dari fasilitas maupun SDMnya.

"Ini rumah sakit daerah, rumah sakit di Medan ini bukan satu-satunya kalau dibilang apa upaya Pemko tentunya masyarakat sudah bisa memilih mana  yang baik. Jadi kita saat ini beramai-ramai mencoba menjadikan diri kita yang terbaik biar masyarakat yang memilih sendiri. Apapun yang kita buat kalau kita sendiri fasilitasnya tidak baik susah nanti masyarakat kalau kita paksakan masuk ke RSUD dr Pirngadi. Fasilitasnya perlu kita perbaiki," tegas Bobby.

Menanggapi permintaan Walikota Medan harus melakukan perbaikan, Direktur RSUD dr Pirngadi Medan mengatakan saran yang diberikan walikota cukup bagus, dan pihaknya akan segera melakukan perbaikan-perbaikan. 

"Kita akan lebih aktif dan giat dan belakangan ini kita juga sudah melakukan program jemput pasien secara gratis, kita harus tingkatkan terus fasilitas sarana dan prasarana  dan SDM. Tetapi untuk dokter spesialis kita cukup mumpuni bagaimana kita memperbaiki mindset kita bahwa kita ini pelayanan terdepan untuk masyarakat banyak, jadi kita harus menyadari bahwa Kota Medan itu sangat berharap RS ini lebih baik dari sebelumnya," kata Suryadi.

Pada kesempatan tersebut, Walikota Medan juga menyerahkan langsung hadiah kepada dokter teladan, perawat atau bidan teladan, pemenang lomba ruangan terbaik. Memberikan cenderamata kepada pensiunan pegawai RSUD dr Pirngadi tahun 2021.

Selanjutnya juga ada memberikan penghargaan dari Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) kepada pendiri koperasi keluarga Alm dr Nasrun Makmur Sp PD, pembina koperasi dan ketua koperasi yang sudah pensiun.

Sementara Perwakilan Dinkes Kota Medan, Mardohar Tambunan yang juga merupakan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, enggan memberikan tanggapan terkait perkembangan Covid-19.

"Nanti saja ya, saya buru-buru," ucap Mardohar yang langsung berlari menjauhi wartawan meski pun dikejar. (*)

Ini 5 Kecamatan di Medan yang Disekat
| Kamis, Agustus 12, 2021

By On Kamis, Agustus 12, 2021


PATIMPUS.COM - Lima kecamatan berstatus zona merah di Kota Medan terpaksa disekat guna mencegah penyebaran Covid-19, Rabu (11/8/2021).

Sebanyak 140 personel gabungan TNI-Polri, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP, dikerahkan di 5 kecamatan tersebut.

Lima kecamatan dimaksud masing-masing Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sunggal, Medan Johor, Medan Selayang dan Medan Helvetia.

"Personel yang bertugas di pos-pos penyekatan di wilayah tersebut memastikan serta membatasi mobilitas warga untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko melalui Kasatlantas AKBP Sonny W Siregar.

Lebih lanjut mantan Kabag Sumda Polrestabes Medan ini menjelaskan, pada pos-pos penyekatan tersebut, personel gabungan melakukan pengecekan terhadap para pelaku perjalanan yang dari sektor kritikal, esensial dan non esensial serta melakukan pengecekan dokumen perjalanan dan sertifikat vaksinasi," jelas Kasatlantas.

Ditambahkan Sonny seluruh titik telah dilengkapi dengan water block, traffic cone, tenda dan kursi.

"Di lokasi, personel juga membagikan masker kepada pengendara yang tidak mengenakan masker," tambah mantan Kasat Sabhara Polrestabes Medan ini.

Selain itu juga, kata AKBP Sonny, personel gabungan juga menyosialisasikan imbauan protokol kesehatan (Prokes) sesuai anjuran pemerintah kepada pengendara.

"Intinya, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita bersama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," pungkas orang nomor satu di Satlantas Polrestabes Medan ini.

Jepang Percayakan Dr Pirngadi Pimpin RS Syuritsu Byusono Ince
| Rabu, Agustus 11, 2021

By On Rabu, Agustus 11, 2021


PATIMPUS.COM - Rumah Sakit Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama “GEMENTA ZIEKEN HUIS” yang peletakan batu pertama dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr W Bays.


Selanjutnya dengan masuknya ke Indonesia Rumah Sakit ini diambil dan berganti nama dengan “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur Jepang yang dipercayakan kepada putra Indonesia “Dr RADEN PIRNGADI GONGGO PUTRO” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit sekarang ini.


Setelah bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan kemerdekaannya, Rumah Sakit Umum Pirngadi langsung diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Negara Bagian Sumatera Timur Republik Indonesia Sementara (RIS), dengan pergolakan politik yang sangat cepat saat itu pada tanggal 17 Agustus 1950 semua negara bagian RIS dihapus diganti dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rumah Sakit Umum Pirngadi diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Pusat/Kementerian Kesehatan di Jakarta.


Dalam priode Tahun 1950 s/d 1952 Rumah Sakit Pirngadi memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah proses pendirian Fakultas Kedokteran USU, karena salah satu syarat pendirian Fakultas Kedokteran tersebut harus ada Rumah Sakit sebagai pendukung disamping harus adanya dosen pengajar yang saat itu pada umumnya adalah para dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini, baik kebangsaan Belanda maupun Bangsa Indonesia sendiri.


Sejak ditetapkan oleh Pemerintah berdirinya Fakultas Kedokteran USU tanggal 20 Agustus 1952, maka Rumah Sakit Pirngadi secara otomatis sebagai Rumah Sakit Pendidikan dipakai sebagai tempat kepaniteraan Klinik para Mahasiswa Kedokteran USU.


Selanjutnya dengan ditetapkan RSU H Adam Malik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran USU pada Januari 1993, Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi berubah status dari Rumah Sakit Pendidikan menjadi Rumah Sakit Tempat Pendidikan, sehingga status Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi dengan fasilitas dan kapasitas yang dimiliki masih digunakan untuk pendidikan para calon dokter dari Fakultas Kedokteran USU, juga membuka diri untuk mendidik para calon dokter dari Fakultas lain yang ada di provinsi Sumatera Utara maupun Sumatera Barat dan Lampung.


Tidak diperoleh data yang pasti Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi ini diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Sumatera Utara. dengan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Kota Medan.


Setelah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota Medan memiliki perhatian dan tekad yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang, hal ini diwujudkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang Perubahan Kelembagaan RSU Dr. Pirngadi menjadi Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, sehingga terjadi restrukturisasi Organisasi, Personil dan Manajemen dimana sebagai Direktur diangkat Dr H Sjahrial R Anas MHA dan diikuti pembenahan Sarana, Prasarana dan Pengadaan Peralatan- peralatan canggih sebagai pendukung palayanan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani Bapak Walikota Medan dengan melakukan pembangunan Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi 8 tingkat dilengkapi dengan peralatan canggih.


Sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan dalam pelaksanaan pendidikan, maka RSU Dr Pirngadi Medan meningkatkan status dari Rumah Sakit Tempat Pendidikan Berdasarkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Rekomendasi Berdasarkan Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI), maka selanjutnya dilaksanakan penilaian Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan menjadi Rumah Sakit Pendidikan oleh Tim Visitasi yang terdiri dari Direktur Bina Pelayanan Medikm Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kepala Biro Hukum dan Organisasi , Sekjen Depkes, Ketua Ikatan RSU Pendidikan serta Kepala Bagian Hukum dan Organisasi, Sek Dutjen. Bina Pelayanan Medik.


Urutan Pimpinan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut :


1. Dr. W. Bays 1930 - 1939

2. Dr AA Messing 1930 - 1942

3. Raden Pirngadi Gonggoputro 1942 - 1947

4. Dr Ahmad Sofyan 1947 - 1955

5. HA Darwis Datu Batu Besar 1955 - 1958

6. Dr. Mohammad Arifin 1958 - 1965

7. Dr. Paruhum Daulay 1965 - 1969

8. Zainal Rasyid Siregar, SKM 1969 - 1983

9. JE Sudibyo, Sp.B 1983 - 1986

10. Raharjo Slamet, Sp.KJ 1986 - 1990

11. Prof. Dr. Rizal Basjrah Lubis, Sp.THT 1990 - 1998

12. Dr. Alogo Siregar, Sp.A 1998 - 2002

13. Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA 2002 - 2009

14. Dewi Fauziah Syahnan, Sp.THT 2009 - 2012 

15. Dr. H. Amran Lubis, Sp.JP, (K), FIHA 2012-2013

16. Dr. H. Edwin Effendi, M.Sc 2013 - 2016

17. Suryadi Panjaitan, M.Kes, Sp.PD FINASIM


(Sumber : RSUD dr Pirngadi Medan)


Prospek Menjanjikan, PKM UMSU Gandeng Petani Jamur Tiram Medan Denai
| Selasa, Agustus 10, 2021

By On Selasa, Agustus 10, 2021


PATIMPUS.COM - Prospek ekonomi Jamur Tiram masih sangat menjanjikan.  Banyak resto dan perusahaan makanan di Medan yang membutuhkan pasokan jamur tiram dalam jumlah besar.

Menyadari kebutuhan  produksi jamur masih cukup besar, tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UMSU menggandeng satu kelompok tani  Budidaya Jamur Tiram di Kelurahan Medan Denai Medan.

Dari catatan pihak Kantor Perdagangan Kota Medan, kebutuhan jamur tiram adalah 3  sampai 5 ton perhari sementara produksi yang dihasilkan tak lebih dari 500 kg/harinya. Artinya, pasar terbuka sangat lebar untuk memroduksi jamur lebih banyak.

Tim PKM UMSU yang terdiri dari  Dr Alri Diwirsah MP, Sudirman ST MT dan Abdul Rahman Cemda SP MSi yang mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud Risti untuk melakukan pengabdian masyarakat bersama Kelompok Tani Jamur Tiram di Keluraha Medan, Denai, dengan mengadakan pelatihan guna meningkatkan kemapuan petani mengelola tanaman jamur tiram. Selain melakukan pelatihan, tim PPM UMSU juga menyerahkan perangkat kebutuhan berupa mesin untuk menyiapkan badlog guna mengefisiensikan tenaga kerja dan waktu.

Ketua tim PPM UMSU Dr. Alri Diwirsah kepada media di lokasi pengembangan jamur tiram di Jalan Jermal 17, menjelaskan, bahwa  pasar masih sangat membutuhkan produksi jamur tiram, khususnya jamur tiram organik. Yang dimaksud jamur tiram organik adalah proses penanaman jamur yang tidak menggunakan zat kimia seperti pupuk tapi semata dari media alami, seperti dedak, serbuk kayu, kulit manis, kayu karet, dan beberapa material alami lainnya.

Kata Alri Diwirsah (Fakultas Pertanian)  didampingi Sudirman (Fakultas Teknik) dan Abdul Rahman Cemda (Fakultas Pertanian), selain melatih petani  untuk memahami secara benar proses pengembangan jamur tiram dengan baik hingga produksinya dapat maksimal, juga dilakukan pelatihan pengoperasian mesin untuk pengadukan media dan pengisian media ke badlog, pelatihan pemasaran dengan menggunakan teknologi informasi sampai pada pelatihan dan pendampingan manajemen administrasi keuangan, pembuatan bisnisplan.



Usaha di Tengah Pandemi

Pengembangan Jamur Tiram menjadi menarik karena merupakan usaha pertanian yang tidak membutuhkan lahan terlalu luas sementara modal dan proses kerjanya juga tidak sesulit pengembangan jenis tanaman muda lainnya. Jamur tiram dengan harga antara Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per-kilonya dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan.

Selain itu, Kata Alri pengembangan jamur tiram sangat cocok di tengah suasana pandemi Covid19 karena tidak membutuhkan banyak tenaga kerja dan kontak fisik dengan orang lain.

Tim PPM UMSU hadir di salahsatu kecamatan di Kota Medan, yakni kecamatan Medan Denai terletak di wilayah Tenggara Kota Medan dengan pendudukan 19.547 jiwa.  Kecamatan Medan Denai dengan luas wilayahnya 8,85 Km2 berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang. Di kawasan ini banyak terdapat usaha agrobisnis seperti pengolahan.

Lingkungan pekarangan di wilayah Kelurahan Denai sebagian besar belum dimanfaatkan untuk lahan pertanian sehingga sangat sesuai untuk pengembangan budidaya jamur tiram.

Jamur Tiram Organik

Seorang anggota kelompok tani Jamur Tiram Kelaurahan Medan Denai, Agus Setiawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran tim PPM UMSU lewat pengabdian masyarakat di Medan Denai. Kata Agus dengan teknis pengembangan yang dilatihkan, kini mereka sudah menanam jamur pada 3000 badlog pada sebuah kumbung lahannya disewa kepada warga.

Kata Agus, menarikanya, Program PPM dengan Jamur Tiram yang dikembangkan adalah jamur organik dengan citarasa yang berbeda dengan jamur biasa. Jamur tiram organik yang dihasilkan selaih lebih gurih, garing dan ada sensasi rasa yang beda.

Agus mengakui cukup optimis dengan usaha yang sedang mereka kembangkan. (*)

Medan

Sumut

Komunitas

Pendidikan