Polda Sumut Ambilalih Kasus Dugaan Vaksin Kosong
| Selasa, Januari 25, 2022

By On Selasa, Januari 25, 2022


PATIMPUS.COM - Dugaan pemberian vaksin kosong terhadap seorang bocah saat kegiatan vaksinasi usia 6-11 tahun di SD Wahidin, Kec. Medan Labuhan kini ditangani Polda Sumut.


Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, penanganan kasus itu sudah diambil alih Direktorat Krimum. Hal itu dilakukan guna memudahkan birokrasi.


"Karena kita harus berkoordinasi dengan teman-teman IDI dan Dinas Kesehatan. Ini terus kita lakukan dengan Ditkrimum dan timnya,” kata Kombes Hadi, Selasa (25/1/2022).


Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah memeriksa belasan saksi. Selain itu, ada penambahan korban.


"Ada penambahan korban, jadi dari pengembangan yang tadinya kita lakukan penyelidikan terhadap 1 orang yang viral di video dari pengembangan ada 2 korban.  Satu yang sudah dilaporkan juga termasuk orang tua dari kedua korban sudah kita minta keterangan, dari sekolah yang sama,” ujarnya.


Terkait motif, Kombes Hadi belum mau berbicara secara detail. Saat ini, pihaknya masih terus menggali keterangan dari dokter G yang merupakan vaksinator.


“Karena kita juga belum menentukan statusnya, karena kita belum mengetahui motifnya, (masih) menggali. Yang jelas dokter terduga itu telah menyampaikan permohonan maaf, khilaf, itu terus digali,” sebutnya.


Dari belasan saksi yang diperiksa, ia mengungkapkan, pihak pengawas dari Polres.


Selain itu, ia juga mengungkapkan jika pihaknya telah memeriksa pengawas kegiatan yang berasal dari Polres Pelabuhan Belawan.


“Dari 13 saksi yang diperiksa itu Nakes, korban dan pengawas. Karena pengawas dari kepolisian dari Polres Belawan juga diminta keterangan,” ujarnya.


Ia menegaskan, dalam penyelidikan, Polda Sumut melakukannya dengan cermat dan teliti serta tak terburu-buru dalam menetapkan tersangka.


“Karena langkah yang harus dilakukan audit bapak Kapolda sudah memerintahkan Kabid Dokkes bekerjasama dengan IDI melakukan audit dengan jumlah vaksin disiapkan dan capaian vaksin target pada hari itu dan sisa vaksin pada hari itu. Yang semuanya akan dilakukan audit,” tutupnya. (*)

Ini Penjelasan dr TG SH Terkait Viralnya Video Vaksin Kosong
| Selasa, Januari 25, 2022

By On Selasa, Januari 25, 2022



PATIMPUS.COM : Video penyuntikan vaksin kosong yang beredar melalui Whatsapp dan menjadi viral di masyarakat membuat dr TG SH selaku vaksinator angkat bicara.

Di hadapan pihak keluarga dan kepolisian, Dr TG SH mengatakan tudingan di video tersebut tidak benar dan menyesatkan. Berikut penjelasan dr TG SH :

Saya adalah dokter yang vaksinator yang memiliki sertifikat vaksinator. Pada tanggal 15 Januari 2022, saya membaca WA Grup PDUI yang dishare oleh Ketua PDUI Sumut dr Rudi Sambas, isinya membutuhkan tenaga dokter Vaksinator untuk memberikan pelayanan Vaksin di Medan Labuhan yang di selenggarakan oleh Polres Medan Labuhan bekerjasama dengan Pihak Sekolah SD Wahidin dan RSU Delima Martubung.

Atas informasi tersebut, saya dan beberapa teman sejawat saya menyatakan berkeinginan untuk mensukseskan memberikan pelayanan Vaksin bagi anak-anak sebagai bagian dari Program Pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 dan mencapai target capaian target Vaksinasi di Kota Medan.

Selain saya ada beberapa sejawat saya yang juga ikut serta, beberapa : dr. S. Tim dokter vaksinator kami bergabung dengan tim Vaksinator dokter dan perawat dari RSU Delima Martubung, dll.

Saya dan tim vaksinator dibagi tempat penugasan dan saya mendapatkan penugasan di SD Wahidin Medan Labuhan bersama beberapa tim vaksinator lain. Pelayanan dijadwalkan diadakan hari Senin tanggal 17 Januari 2022.

Senin, 17 Januari 2022 sekira pukul 09 lewat, saya tiba di lokasi pelayanan vaksin di SD Wahidin. Di Lokasi saya mendapatkan informasi bahwa ada sekira 460 anak yang akan divaksin. Di lokasi saya melakukan koordinasi, karena pelayanan vaksin ini tidak satu kali saya ikuti dan lakukan namun berulang kali.

Sebelum pelayanan saya melakukan briefing dengan tim vaksinator agar kegiatan berlangsung lancar dan tertib, dalam tim saya dibantu oleh Perawat W dari RS Delima. Meja suntik kami atur sedemikian rupa, agar anak – anak tidak gugup dan takut dengan pelayanan vaksinasi massal.

Pelayanan vaksin di mulai sejak jam 09.00 – 17.00 wib. Ada 3 meja yang kami siapkan,

• Meja 1: untuk registrasi dan pemeriksaan suhu dan tekanan darah.

• Meja 2: diisi Perawat/Nakes, untuk memasukkan dosis vaksin ke dalam spuit sesuai dosis.

• Meja 3: diisi Dokter, untuk menyuntikkan vaksin ke lengan peserta.

Terkait kasus video saya yang viral, dimana saya dituding menyuntikkan vaksin kosong dari beberapa video yang beredar adalah tidak benar dan menyesatkan.

Berikut penjelasan dan klarifikasi saya;

• Vaksin yang digunakan bersumber dari Polres Medan Labuhan Merk SINOVAC.

• Spuit (jarum suntik) yang disediakan adalah Spuit 0,5 cc. Merck ONE JECK 0,5 ml ukuran 14 G, pembuatan juli 2021 (2021 – 07) dan expired Juni 2026 (2026 –

06) Produksi : PT ONEJECT INDONESIA . No Reg : Kemenkes RI AKD 20902400067.

• Selama pelayanan, karena sangat ramai, anak – anak di dampingi oleh orang tua dan wali masing – masing, sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenangan – kenangan.

• Dalam pembagian tugas, untuk mempercepat pelayanan pemberian vaksin pada anak, maka dalam tim kami sepakati tugas masing – masing. Tim vaksinator dokter melakukan penyuntikkan vaksin dan perawat yang membantu untuk mengambil memasukkan vaksin dalam spuit 0,5 cc yang sudah disediakan.

• Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 cc yang berada disisi kanan belakang saya dan saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi vaksin (vaksin dimasukkan oleh Perawat W) yang posisi berada dibelakang saya.

• Prosedur yang dilakukan oleh Perawat W adalah :

√ Mengambil spuit 0,5 cc Merk One Jeck dalam Kotak Spuit yang masih baru dan bersegel.

√ Menyobek kertas segel Spuit 0,5 cc.

√ Mengeluarkan Spuit 0,5 cc dari dalam kemasan.

√ Membuka Segel Aluminium Vaksin.

√ Menusuk Karet Vial Vaksin.

√ Menarik Dosis Vaksin sebanyak 0,5 cc ke dalam Spuit.

√ Memasukkan kembali Spuit yang sudah berisi Vaksin ke dalam kertas pembungkus spuit.

√ Meletakkan vaksin yang sudah berisi ke dalam Box Spuit.

• Prosedur yang dilakukan oleh saya selaku dokter adalah:

√ Memanggil Peserta Vaksin untuk duduk dengan mengangkat lengan baju hingga setinggi bahu (terkadang saya membantu peserta untuk menaikkan baju keatas setinggi bahu).

√ Melakukan Disinfeksi membersihkan dengan alkohol swab di lokasi yang akan disuntikkan vaksin.

√ Mengambil spuit 0,5 cc di dalam box spuit yang saya yakini sudah di isi vaksin sesuai dosis oleh Perawat W.

√ Melakukan suntikkan vaksin secara intramuskular di daerah lengan kiri atas menggunakan spuit yang saya ambil (saya yakini sudah berisi vaksin yang berada dibelakang kursi saya) dan

menyuntikkan hingga terdengar bunyi ”klek” (bunyi ini menandakan bahwa spuit telah mendorong vaksin masuk kedalam tubuh dan patah sehingga tidak bisa digunakan kembali)

• Terhadap tudingan saya menyuntikkan vaksin kosong adalah tudingan yang menyesatkan dan saya bertanggungjawab dan menyakini dengan sungguh –

sungguh sesuai sumpah profesi saya bahwa saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin yang telah diisi oleh sejawat saya.

• Terkait viralnya video saya; sudah ada pertemuan Mediasi dengan Pihak Keluarga, Sekolah dan Kapolres pada keesokan harinya Selasa, 18 Januari 2022 sekira pukul 17.00 wib diruang rapat sekolah yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru – guru, pihak Keluarga, vaksinator, sejawat. Dalam pertemuan mediasi tersebut yang dipimpin oleh Kapolsek Labuhan (Kompol Mustafa Nasution), telah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa: apa yang saya suntikkan benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh Perawat W ke dalam spuit.

Namun apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali. Namun pihak keluarga menolak untuk disuntikkan kembali karena sesuai pengakuan dan keyakinan dari penjelasan dokter dan perawat bahwa sudah benar dan diyakini suntikkan tersebut telah berisi vaksin dan telah disuntikkan jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang. Dan keluarga menerima penjelasan dan klarifikasi tersebut.

• Demikian kronologis singkat dan penjelasan yang dapat saya sampaikan dan saya siap mempertanggungjawabkan terkait viralnya kasus ini. Terima kasih.


Medan, 20 Januari 2022

Dibuat oleh,

ttd

Dr. TG, S.H

Vaksinator

Alumni PDAM Tirtanadi Apresiasi Kebijakan dan Keberhasilan Dirut Kabir Bedi
| Senin, Januari 24, 2022

By On Senin, Januari 24, 2022



PATIMPUS.COM - Ketua Alumni PDAM Tirtanadi, Ir H Yusmansyah MBA MT sangat mendukung seluruh kebijakan dan keberhasilan yang telah dicapai Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi Kabir Bedi dalam program kerja peningkatan pelayanan dan kualitas air.

Hal tersebut dikatakan Yusmansyah saat ditemui wartawan pada acara Diklat pegawai PDAM di Hotel Inna International Medan Senin (24/1/2022).

"Kami melihat saat ini Dirut Tirtanadi Kabir Bedi sudah berhasil untuk peningkatan debit dan kualitas air di Kota Medan, untuk itu jangan ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu PDAM Tirtanadi," tegas Yusmansyah didampingi mantan Direktur Administrasi dan Keuangan Arif Haryadian.

Yusmansyah lebih jauh mengatakan saat ini sedang dilaksanakan percepatan penambahan debit air seperti dari SPAM Regional Binjai dan penambahan jalur pipa di Hamparan Perak. Selain itu juga akan dibangun IPAM di kawasan Johor serta akan dibangun IPAM di Pulo Brayan. 

Hal ini membuktikan program kerja Dirut Kabir Bedi yang sangat bagus untuk perbaikan ketersediaan air bagi masyarakat Kota Medan, selain itu pelanggan air limbah yang semula 20.000 pelanggan saat ini sudah mencapai 40.000 pelanggan dan diproyeksikan tahun 2022 akan menjadi 70.000 pelanggan, untuk itu harus didukung oleh semua pihak, tambah Yusmansyah.

Ketika disinggung tentang kesejahteraan pegawai, Yusmansyah mengatakan kesejahteraan pegawai sudah memadai dibandingkan ketika dia masih aktif menjadi pegawai Tirtanadi.

"Kalau sekarang pegawai Tirtanadi sudah sejahtera, buktinya cari parkir mobil susah, itukan indikator sejahtera," ujar Yusmansyah.


Menurut Yusmansyah, para alumni PDAM Tirtanadi yang sudah bekerja 20 bahkan 30 tahun tidak bisa dipisahkan sebagai bagian dari keluarga besar Tirtanadi, dia berharap kepada seluruh pegawai dapat bekerja dengan baik agar kejayaan Tirtanadi menjadi PDAM terbaik se Indonesia seperti di era tahun 1990an sampai awal tahun 2000an dapat terwujud kembali. (don)

RSU Haji Medan Targetkan Vaksinasi Booster 150 Orang Perhari
| Senin, Januari 24, 2022

By On Senin, Januari 24, 2022



PATIMPUS.COM - Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan menargetkan vaksinasi Covid-19 lanjutan (booster) sebanyak 150 orang per hari. Sedangkan target vaksinasi anak 100 orang per hari.

Hal itu dikatakan Kabag Umum RSU Haji Medan drg Anda Siregar MKes didampingi Humas RSU Haji Abdul Muthalib Harahap saat menerima kunjungan Ketua Forum Wartawan Keseharan (Forwakes) Sumut Mahbubah Lubis SH didampingi Dewan Pertimbangan Forwakes Sumut M Yunan Siregar, Ketua Divisi Humas & Kemitraan Forwakes Sumut Leo Bastari Bukit SSos di ruang kerjanya, Senin (24/1/2022).

Ia mengatakan sasaran vaksinasi booster kepada masyarakat umum yang berusia minimal 18 tahun dan ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumut. "Dari data yang sudah kami vaksin memang belum terlalu signifikan," ungkapnya.

Selain masyarakat umum, pihaknya melayani ASN dari sembilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut untuk vaksin booster. Pelayanan tersebut berdasarkan surat dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut.

Bagi masyarakat ingin melakukan vaksinasi booster di RSU Haji silahkan mendaftar ke https://bit.ly/3GCToRc. "Daftar langsung juga silahkan, kalau kuotanya sudah penuh kita himbau besoknya datang," ujarnya.

Persyaratan booster bagi yang sudah vaksinasi lengkap dosis satu dan dua, 6 bulan setelah dosis dua dan usia minimal 18 tahun. "Bagi yang ingin vaksin di sini untuk masyarakat berdomisili Sumut dan luar Sumut," ungkapnya.

Ia mengatakan masyarakat melakukan vaksinasi di RS Haji tidak ada mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Namun bila terjadi KIPI, pihaknya sudah mempersiapkan tim medis dan alat pendukungnya.

Disinggung stok vaksinasi di RS Haji, drg Anda Siregar mengatakan masih ada dan kuotanya stabil. Hal itu dikarenakan RS Haji disuport dari Dinas Kesehatan Sumut.

"Kita juga merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Sumut untuk melaksanakan vaksinasi booster dan juga vaksinasi kepada anak 6 sampai 11 tahun," harapnya.

Ia mengatakan pihaknya hingga saat ini masih melayani masyarakat umum untuk vaksinasi dosis satu dan dua. "Untuk vaksin satu dan dua ada juga," tuturnya. (*)

Polisi Diminta Usut Kasus Pidana Pensiunan PTPN 2 di Helvetia
| Minggu, Januari 23, 2022

By On Minggu, Januari 23, 2022


PATIMPUS.COM - Sengketa tanah PTPN 2 yang berlokasi di Dusun I Desa Helvetia, Labuhan Deli, Deli Sedang, Sumatera Utara telah ke ranah hukum setelah pensiunan perusahaan perkebunan tersebut membuat laporan pengaduan ke Polda Sumatera Utara (Sumut).

Aduan pelapor Masidi, kakek berusia 62 tahun itu, diterima dengan surat laporan STTLP/B/20/I/2022/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA, tertanggal 6 Januari 2022, yang melaporkan tentang peristiwa pidana UU nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP pasal 170 jo 406.

Sengketa tanah PTPN 2 itu telah menjadi konsumsi publik, bahkan Surya Adinata SH MKn selaku Ketua LBH Gelora Surya Keadilan pun mengikuti perkembangan kasusnya.

"Sangat disayangkan sengketa tanah PTPN 2 di Dusun I Desa Helvetia, Labuhan Deli, Deliserdang harus memasuki ranah hukum, terkait pelanggaran pidana," ungkap Surya Adinata ketika diminta komentarnya oleh awak media, Sabtu (22/1).

Karena telah terjadi dugaan pelanggaran hukum di objek tanah PTPN 2, aparat hukum wajib menelusuri pengaduan pelapor Masidi.

"Kita harap, aparat jajaran Polda Sumut bertugas secara profesional dalam menangani pelaporan pensiunan PTPN 2 tersebut. Kita minta diusut kasus pidananya hingga tuntas," beber mantan Direktur LBH Medan.

Sekretaris Taruna Merah Putih Sumut ini menyampaikan, semua warga negara Indonesia berhak memperoleh kepastian dan keadilan hukum sesuai Undang-undang yang berlaku. 

"Di mata hukum semua itu sama. Oleh karena itu, siapa pun tak terkecuali para pensiunan PTNP 2 memiliki hak keadilan dimata hukum," ucapnya. (*)

IAKMI Sumut : Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Minim Sosialisasi
| Minggu, Januari 23, 2022

By On Minggu, Januari 23, 2022


PATIMPUS.COM - Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia Cabang Sumatera Utara (IAKMI Cabang yang), Destanul Aulia, menyatakan bahwa permintaan pelaksanaan pendidikan tatap muka (PTM) sudah menjadi pilihan sebagian besar  masyarakat terutama para kaum ibu.

Hal ini  karena dampak negatif dari pembelajaran secara daring yang sudah  dirasakan seperti bertambahnya beban  rumah tangga dalam membantu proses pendidikan di rumah dan beban ekonomi yang semakin berat. 

Namun disatu sisi sebutnya periode  pandemik ini masih sedikit yang dapat dipelajari terutama yang berhubungan dengan tingkat  kesadaran masyarakat pada  aktivitas kesehatan masyarakat, berupa promotif dan preventif di kalangan masyarakat. 

Lanjut Destanul Aulia, bahwa rendahnya kesadaran masyarakat saat ini karena  desain program kesehatan masyarakat itu sendiri yang belum efektif untuk mendorong kesadaran masyarakat.

Katanya ini terbukti karena masih belum yakinnya masyarakat terhadap pemberian vaksin kepada anak-anak sebagai suatu upaya dalam mendorong peningkatan imun pada anak.

"Artinya pemerintah masih cenderung memberikan upaya yang besar untuk kuratif terlihat  dari sisi anggaran dan program programnya yang sangat minim memberikan penyuluhan dan sosialisasi di sekolah ataupun kepada para ibu. Dan juga terlihat masih kurangnya respon  pentahelix dalam aktivitas ini," terangnya pada Minggu (23/1/2022).

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung soal munculnya kasus Nakes melakukan penyuntikan vaksin kosong kepada anak sekolah dasar (SD),  Destanul Aulia meminta agar pihak terkait  perlu mencari tahu apa motiv nakes yang memberikan vaksin kosong tersebut. 

"Apakah itu by desain atau tidak di sengaja. Jika itu by desain tentunya sangat mencoreng dunia kesehatan yang seharusnya patuh pada SOP dalam pemberian vaksin.  Dan juga sebaiknya penyelenggaraan vaksin juga seharusnya berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat," tegas Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM ) USU ini.

Sementara itu, berdasarkan informasi terakhir, kasus suntik vaksin kosong ini meski pelakunya (Nakes) sudah meminta maaf namun pihak kepolisian akan terus memproses kasus ini. (*)

Medan

Sumut

Komunitas

Pendidikan

Ekbis