BKM Jamik Ubudiyah Sambut Tahun Baru Islam 1444 H
| Sabtu, Juli 30, 2022

By On Sabtu, Juli 30, 2022


PATIMPUS.COM - Badan Kenaziran Masjid (BKM) Jamik Ubudiyah  Gang Tangga Batu Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan, menggelar pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1444 Hijriah, Jumat (29/7/2022) malam.

Pawai obor yang melibatkan anak anak SD, SMP serta ratusan warga Kelurahan Sidorame Barat I dan II tersebut, dilepas seusai sholat Isya oleh Lurah Mangasitua Pasaribu mewakili Camat Medan Perjuangan didampingi Ketua BKM Jamik Ubudiyah Rahman Siregar dan Iptu Wahyuno dari Polsek Medan Timur.

Baik ketua BKM, Lurah dan mewakili Polsek Medan Timur  mengharapkan, kiranya kegiatan tersebut dapat lebih mempererat tali silaturrahim.

"Insha Allah, kegiatan ini menjadi agenda rutin kita setiap tahunnya," kata Syahdin Setia Budi Pane yang juga Camat Kecamatan Patumbak Deli Serdang didampingi Kordinator lapangan Aliamsyah Hasibuan.

Sementara Ketua Panitia Pawai Obor Muhammad Yunan Siregar mengatakan, para peserta pawai  sangat antusias dan penuh sukacita jalan berkeliling meliputi rute Gang Tangga Batu - Pelita 1 - Jalan Rakyat - Jalan Pelita 4, yang finish kembali ke Masjid Jamik Ubudiyah.

”Iring iringan peserta pawai yang mendapat pengawalan mobil petugas kepolisian dan mobil ambulans serta becak dan sepeda motor sambil mengumandangkan salawat dan puji pujian kepada Allah SWT, sebagai ungkapan rasa syukur karena masih diberi berkah umur bertemu dengan tahun 1444 Hijriah,” kata Yunan.

Menurutnya, kegiatan pawai obor itu, selain sebagai salah satu bentuk syiar, juga dapat memperkokoh jalinan silaturrahim antar sesama kaum muslim terutama jamaah Masjid Jamik Ubudiyah.

Ditambahkan, tradisi pawai obor dalam menyemarakkan perayaan Hari Besar Islam itu, baru kali ini pertama kali dilaksanakan.

Sementara, salah seorang ibu rumah tangga warga Gang Wongso yang ikut dalam rombongan pembawa api obor, Zam Zam Jamilah SH MH, sambil berjalan kaki mengungkapkan rasa senangnya mengikuti pawai tersebut.

”Kami sangat mendukung dan mengapresiasi terlaksananya pawai obor ini, sebab dari sini banyak nilai positifnya yang bisa diambil, diantaranya rasa kebersamaan dan sikap bahu membahu melancarkan kegiatan yang bernafaskan keislaman,” katanya didampingi ibu ibu yang lain.

Beberapa orang pengendara sepeda motor, secara senada menuturkan bahwa mereka sudah lama tidak menyaksikan pawai obor seperti itu. 

”Pawai obor ini, sangat memaknai penyambutan Tahun Baru 1 Muharam serta menjadi hiburan bagi masyarakat, karena itu kami ikut berjalan antri di belakang iring iringan pembawa obor untuk bisa menyaksikannya,” ungkap mereka.

Kegiatan pawai obor tersebut, berlangsung tertib dan lancar dan diisi dengan pemberian tali asih kepada para peserta dan quiz berhadiah. (don)

Dinkes Medan Kembangkan Konsep Strategi PPM Guna Atasi TBC
| Jumat, Juli 29, 2022

By On Jumat, Juli 29, 2022


PATIMPUS.COM - Guna meningkatkan penemuan, pengobatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis (TBC), serta keterlibatan seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) maka telah dikembangkan konsep Public Private Mix (PPM) yang merupakan strategi penanggulangan TBC dengan melibatkan seluruh Fasyankes baik Pemerintah maupun swasta dalam program TBC.

Demikian disampaikan Walikota Medan diwakili Asisten Pemerintahan dan Sosial M Sofyan ketika membuka acara pertemuan Debriefing dan Penyampaian Umpan Balik Hasil Kunjungan Lapangan Team External yang sudah dilakukan, di Aula Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan, Jumat (29/7/2022).

“Public Private Mix ini sendiri merupakan suatu bentuk Konsep pendekatan komprehensif dan kolaboratif sebagai platform program nasional yang diharapkan mampu mengorganisasikan layanan TBC untuk memastikan layanan terpadu dan sesuai standar kepada pasien sehingga semua pasien TBC dapat ditemukan, diobati dan dilaporkan pada sistem informasi TBC," ucap M Sofyan dalam pertemuan tersebut yang juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah dan perwakilan dari Kemenkes RI.

Lebih lanjut Sofyan menambahkan di Indonesia sendiri lebih dari 70% pasien TBC mencari pengobatan di Fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Berdasarkan studi dari Patient Pathway Analysis 2017 menyebutkan bahwa pola masyarakat berobat dengan gejala TBC dalam hal mencari pengobatan awal lebih memilih fasilitas pelayanan kesehatan swasta (74%) dibandingkan dengan Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah (24%). Meskipun banyak pasien TBC mencari pengobatan ke RS swasta. Namun angka notifikasi kasus TBC dari RS swasta rendah (8%) dan DPM hanya (1%). Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan notifikasi kasus TBC di Puskesmas (72%) dan RS Pemerintah (18%).

"Hal ini menunjukkan meskipun banyak kasus TBC mencari pengobatan di fasyankes swasta, namun penemuan kasus di fasyankes swasta lebih rendah. Selain rendah, belum diketahui juga berapa banyak fasyankes khususnya layanan swasta seperti DPM yang telah memberikan tatalaksana sesuai kebijakan nasional," sebut Sofyan.

Diakhir sambutan Sofyan mengatakan untuk mengevaluasi efektivitas model PPM tersebut, dibutuhkan evaluasi yang mendalam terhadap model PPM tersebut.

"Sasaran dan tujuan evaluasi ini diharapkan menjadi bahan peniliaian terhadap kemajuan intervensi PPM. Diantaranya menilai capaian Program TBC, capaian indikator PPM serta pembelajaran dan praktik," pungkasnya. (don)

Anto Genk : Lembaga Pemerintahan Tidak Berwenang Mendirikan Media
| Kamis, Juli 28, 2022

By On Kamis, Juli 28, 2022


PATIMPUS.COM - Diera digitalisasi ini, banyak bermunculan media online yang perkembangannya sangat pesat. Namun hal ini membuat wartawan tidak kreatif atau hanya mengandalkan copy paste tanpa mengkonfirmasi narasumber.


"Rumus wartawan itu 5W-1H, sehingga berita yang disajikan lengkap. Wartawan harus mencari informasi tanpa copy paste," terang Rianto Agly SH, saat pembukaan Ujian Anggota PWI Sumut, Kamis (28/07) di Medan.


Sekretaris Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Sumut yang biasa dipanggil Anto Genk ini mengatakan, saking mudahnya membuat media online, lembaga pemerintahan pun turut serta mendirikan media online, padahal itu tidak dibenarkan.


"Lembaga pemerintahan jangan mendirikan media cetak atau online, sebab yang melakukan pekerjaan itu adalah kita-kita ini," ungkapnya.


Rianto Agly menambahkan, menjadi wartawan itu harus memiliki kemampuan dasar jurnalistik, makanya Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sangat dibutuhkan, termasuk baginseorang pimpinan redaksi.


"Menjadi wartawan profesional itu harus memiliki 3 bagian yang wajib dilakukan, yaitu UKW Muda sebagai reporter, Madya sebagai redaktur dan Utama sebagai Pimpinan redaksi atau penanggungjawab," ujar Ketua Jaringan Media Siber Indonesia Sumatera Utara (JMSI Sumut).


Sementara itu Ketua PWI Sumut, Farianda Putra Sinik SE, mengatakan, tahun ini antusias wartawan di Sumatera Utara untuk bergabung ke PWI Sumut sangat luar biasa. Menurutnya ada sekitar 150 wartawan dari berbagai daerah mendaftar untuk mengikuti Ujian Anggota Muda dan Biasa PWI Sumut.

  

“Siapa saja yang masuk di PWI di persilahkan. Namun diwajibkan minimal bisa membuat sebuah berita. Yang masuk anggota PWI tahun ini sangat antusias. Ada juga anggota yang naik status ke anggota biasa. Semoga di seleksi ini bisa lulus semuanya,” harapnya.


Ketua SPS Sumut ini menjelaskan, industri pers tidak bisa lepas dari digitalisasi. Dampak digitalisasi itu, perusahaan pers yang biasa berbentuk cetak mulai berkurang. Menurun sekitar 36,3 persen, sedangkan media online 37 persen.

 

"Agar tidak tergerus, maka pimpinan media harus mengikuti perubahan mulai saat ini," pungkasnya.


Sementara itu, Drs M Syahrir MIKom, mengatakan, wartawan harus bisa menulis dengan mengikuti UU Pers dan tidak copy paste berita wartawan lain.


"Jangan gunakan kecanggihan tekhnologi untuk mengcopypaste berita wartawan lain. Wartawan yang berkompeten itu adalah wartawan yang harusnya profesional," sebut Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Sumut ini. (don)


Sekolah Alam TPL Untuk Menjangkau Anak-Anak BHL
| Kamis, Juli 28, 2022

By On Kamis, Juli 28, 2022


PATIMPUS.COM - Toba Pulp Lestari (TPL) merupakan perusahaan HTI yang memiliki luas izin konsesi sebesar 167.912 Ha di lima sektor wilayah operasionalnya. TPL berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. 

TPL berkomitmen untuk mengelola hutan secara berkelanjutan dan memenuhi standard kelas dunia dalam empat aspek berkelanjutan ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. 

Di setiap sektor wilayah operasionalnya, TPL memiliki sekolah alam yang dibangun dan diperuntukkan untuk seluruh anak-anak yang tinggal di wilayah operasional perusahaan didirikan sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Sekolah alam ini didirikan untuk setiap anak yang orangtuanya bekerja di wilayah sektor khususnya di areal konsesi. Sekolah alam ini juga merupakan sekolah yang mengajarkan anak-anak dengan cara yang lebih menyenangkan. 

Di sekolah alam ini anak-anak juga dapat mendiskusikan pelajaran yang sulit di sekolah formal mereka. Anak-anak ini dapat mengikuti sekolah alam selama 3 kali dalam seminggu. Salah satu sekolah alam TPL, berada di Sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. 

Coking Naibaho, Incharge Plantation Askep TPL Sektor Aek Nauli, mengatakan perusahaan sangat peduli terhadap kehidupan Buruh Harian Lepas (BHL), karenanya perusahaan memberikan fasilitas tempat tinggal yang layak huni dan ramah anak dengan lingkungan yang asri. Tempat tinggal layak huni ini dengan fasilitas kamar, dapur, kamar mandi, ruang tengah, dan air bersih. 

Bahkan jelasnya, perusahaan juga sangat memperhatikan kondisi anak dari BHL, dan terus membuka sekolah alam untuk anak yang belum memasuki usia sekolah di setiap sektor operasional perusahaan. Program pendidikan untuk anak-anak pekerja BHL ini, sebagai bentuk perhatian pada anak-anak selama orangtua mereka bekerja. 

“Dengan adanya sekolah alam ini, kita melihat ada peluang untuk mengembangkan pola pikir anak-anak yang belum mendapat pendidikan. Respon dari orang tua mereka juga sangat positif dan mendukung sekolah alam ini. Anak-anak yang sebelumnya tinggal di rumah ketika orangtuanya pergi bekerja, dapat membantu menambah pengetahuan dan mengisi waktu luang mereka. Sehingga kelak di masa depan, mereka dapat mencapai cita-cita yang mereka impikan,” jelas Coking, Kamis (28/07). 

Koordinator Yayasan Bonapasogit Sejahtera (YBS), Roselly Simanjuntak, menyampaikan tujuan didirikannya sekolah alam ini adalah untuk mengenalkan anak kepada lingkungan sekitarnya lewat eksplorasi langsung. Anak juga ditekankan untuk menghargai perbedaan dan memandang keberagaman sebagai sesuatu yang perlu dipelihara. 

“Visi sekolah alam ini yaitu menjadi lembaga pendidikan yang mampu menjangkau anak-anak usia sekolah di sekitar HTI TPL dalam mencerdaskan dan mempersiapkan generasi bangsa untuk mencintai alam semesta. Sedangkan misinya menyiapkan pemimpin masa depan yang tangguh, berilmu, beretika dan cinta lingkungan serta beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,” terang Roselly. 

Mewakili orangtua murid, Agusman Hulu dan Mawar sangat bersyukur dengan fasilitas sekolah alam yang diberikan TPL kepada anak-anak mereka. 

“Sebelumnya anak saya coba sekolahkan di Parapat, namun karena lokasi yang jauh dan biaya yang besar tidak bisa berlanjut. Saya senang dengan adanya sekolah alam yang disediakan TPL ini, kami para orangtua terbantu karena tidak perlu jauh lagi mengantar anak untuk bersekolah,” ujar Agusman. 

Sekolah alam ini merupakan salah satu komitmen TPL dalam mendukung kesejahteraan anak khususnya dalam dunia pendidikan anak dan pemenuhan hak  dasar anak. Semoga dengan adanya sekolah alam ini dapat memberikan motivasi yang lebih baik lagi dan dapat terus mendukung dunia pendidikan anak Indonesia. (don)


Program KKS - KLA Harus Ada Kemauan Kepala Daerah
| Rabu, Juli 27, 2022

By On Rabu, Juli 27, 2022


PATIMPUS.COM - Kabupaten/Kota Sehat (KKS) dan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) merupakan 2 program branding yang dilakukan pemerintah pusat sebagai bentuk apresiasi kepada pemerintah daerah.

Dua program  branding itu, terdapat irisan aktivitas yang dapat menjadi point bagi Pemerintah Daerah dalam mencapai predikat KKS dan KLA.

Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2022 dan sebagai bentuk partisipasi dari kelompok masyarakat dalam mendorong terciptanya lingkungan yang lebih baik untuk anak tumbuh dan berkembang. Yayasan Pusaka Indonesia bekerjasama dengan Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia berkolaborasi menyelenggarakan seminar nasional dengan tema ; “Memaksimalkan Konsep Kota/Kabupaten Sehat dan Kota Layak Anak dalam Upaya Menciptakan generasi emas di Indonesia,”

Seminar yang berlangsung secara hybrit menghadirkan 4 narasumber sebagai pemantik jalannya diskusi, yakni R. Budiono Subambang, ST., MPM. Direktur SUPD III Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri;  Dra. Cucu Cakrawati Kosum M.Kes Jetua Tim Kerja Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan,  Kementrian Kesehatan; Sri Prihartini L. Wijayanti SH.MH,Asisten Deputi Perumusan Kebijakan Hak anak , Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; dan Shoim Sahryati Ketua Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) Surakarta.

Dalam sambutannya Ketua badan Pengurus Yayasan Pusaka Indonesia Kristina Perangin-angin SE mengharapkan seminar ini bisa memberikan kontribusi bagi semua pihak hingga bisa melahirkan kebijakan yang lebih baik bagi perlindungan anak.

“Kita sepakat tidak ada kabupaten sehat tanpa memberi perlindungan anak. Alangkah penting seminar ini. Semoga bisa memberikan warna dalam memberi kebijakan nantinya,” ujar Kristina.

Wakil Ketua Fakta Tubagus menambakan seminar ini harapannya bisa melahirkan regulasi yang baik sehingga bisa mewujudkan generasi emas. Dengan memaksimalkan 2 brendit ini bisa menjadikan Indonesia emas. 

“Meskipun kita tahu target generasi sehat 2045 masih lama, namun jika tidak dimulai dari sekarang, jangan sampai 2045 nanti, generasi emas  menjadi generasi cemas. KKS dan KLA harus juga melahirkan inisiator kota layak anak dan kota kabupaten Sehat,” tambah Tubagus.

Dalam diskusi yang belangsung, terungkap bahwa dalam KKS dan KLA terdapat indicator yang sangat berpengaruh bagi penilaian KKS dan KLA diantaranya adalah  indicator yang berpengaruh pada perlindungan bagi kesehatan anak, adanya kawasan tanpa rokok, aturan penjualan rokok dan iklan rokok. 

Menarikanya lagi dalam pemaparan yang disampaikan oleh yayasan Kakak, peran serta masyarakat di Surakarta dalam mewujudkan Kota Sehat sudah dilakukan seperti adanya kampong bebas asap rokok dan partisipasi masyarakat dalam membersihkan iklan rokok.

Dra. Cucu Cakrawati Kosum dari  Kementrian Kesehatan mengakui, sosialisasi penyelenggaraan KKS dan KLA masih kurang, ia berharap melalui forum-forum dan partisipasi masyarakat bisa dilakukan.

Sementara itu, Sri Prihartini L. Wijayanti SH.MH mengatakan bagi daerah yang ingin mendapatkan brending city baik KKS maupun KLA penting melaksanakan indicator. 

“Daerah yang melaksanakan indicator tersebut akan menambah poin, seperti daerah yang memiliki perda Kawasan Tanpa Rokok dan memiliki ketaatan dalam pelaksanaannya akan menambah poin dalam penilaian KKS mapun KLA,” ujarnya.

Dipenghujung acara disampaikan, bahwa Daerah yang melaksanakan program KKS dan KLA, baik yang mendapat penghargaan akan menjadi daerah yang lebih baik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Brending KKS dan KLA harus didukung oleh Kepala daerah yang peduli dan didukung oleh partisipasi masyarakatnya. Dan pentingnya sinergisitas antara pusat dan daerah sehingga melahirkan regulasi yang saling mendukung terwujudkan hak anak. (rel)


KONI Sumut Pastikan PON XXI Sumut-Aceh Berjalan Sesuai Rencana
| Selasa, Juli 26, 2022

By On Selasa, Juli 26, 2022


PATIMPUS.COM - Komite Olahraga Nasional Indonesia Sumatera Utara (KONI SUMUT), memastikan pelaksanaan Pekan Olahraga nasional (PON) XXI, Aceh-Sumut akan digelar sesuai rencana pada September 2024 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Ketua KONI Sumut, Jhon Ismadi Lubis pada konferensi press di Aula Kantor KONI Sumut di Jalan Williem Iskandar Medan, Senin (25/7/2022). 

Menepis adanya anggapan soal persiapan PON XXI 2024 yang digelar di Aceh-Sumut kacau balau, Jhon juga mengatakan, pihaknya sudah memastikan persiapan on the track baik dari sisi persiapan atlet, semuanya sudah berjalan sesuai rencana yang telah disusun.

“PON XXI direncanakan digelar September 2024. Semuanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan,” katanya didampingi Sekretaris Chairus Azmi, wakil Ketua Sakiruddin, Budi Valianto dan Mesnan.

Bahkan pihaknya juga sudah menggelar pelatda jangka panjang untuk sejumlah cabang olahraga perseorangan yang tetap menerapkan pola promosi dan degradasi. Sementara untuk cabang beregu menyusul mulai digelar awal 2023.

Jhon Ismadi Lubis juga menjelaskan sampai saat ini sudah 479 atlet yang menjalani pelatda jangka panjang dibawah binaan masing-masing pelatih. Selama mengikuti pelatda jangka panjang, para atlet juga diwajibkan menjalani tes fisik dan kesehatan sehingga seluruh cabang olah raga terakomodir.

“Bagi atlet yang di pelatda jangka panjang ada tiga tahap proses promisi dan degradasinya. Yakni melalui Porprovsu, kejurda dan selekda. Semua cabang olahraga terakomodir, sehingga akhir tahun kita sudah punya atlet yang benar-benar dipersiapkan menghadapi PON,” ucapnya lagi.

Lebih lanjut Jhon mengatakan, PON XXI nanti rencananya akan mempertandingkan 64 cabang olahraga dengan 84 disiplin dan 890 nomor.

“Tapi itu masif belum final, bisa akan dilakukan pertemuan selanjutnya untuk memastikan pembagian cabang olahraga yang akan dipertandingkan di daerah mana saja,” tambahnya.

Terkait sarana dan prasaran pelaksanaan PON mendatang, ia menyebutkan hal tersebut merupakan wewenang Pemprov Sumut. Namun secara garis besar ia menyebutkan sejumlah venua awal tahun 2023 akan dibangun menyusul selesainya proses tender.

Misalnya pembangunan stadion madia, venue boling dan martial arts di Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang. Stadion madia bisa digunakan untuk atletik, dan martial arts bisa digunakan untuk 12 cabang olahraga.

Sementara untuk sejumlah cabang olahraga lainnya, bisa digelar disejumlah venue yang sudah ada, misalnya di GSG jalan pancing dan kolam renang selayang dan Unimed.

“Kalau untuk cabang olahraga yang di dalam ruangan sebenarnya sudah cukup memadai hanya tinggal poles sedikit agar sesuai standar. Demikian juga pembangunan mess untuk pelatda di Siosar juga dalam waktu dekat ini berlangsung,” pungkasnya mengakhiri. (son)