IDI Sumut Sesalkan Kerumunan Vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna
| Rabu, Agustus 04, 2021

By On Rabu, Agustus 04, 2021


PATIMPUS.COM - Insiden desak-desakan warga yang ingin mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut Jalan Willem Iskandar, Kecamatan Percut Seituan, Selasa (3/8/2021) disinyalir akan memperparah penyebaran virus corona di Sumut.


Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sumatera Utara, dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL (K) menyayangkan cara pemerintah yang melakukan vaksinasi secara massal tanpa memandang resiko penularan virus akibat kerumunan massa.


"Kita menyesalkan vaksinasi dilakukan secara massal," sebut Ramkan dengan tegas.


Menurut Ramlan, vaksinasi secara massal tersebut dapat menimbulkan penularan virus corona. 


"Nanti vaksinnya yang difitnah lagi, dibilang setelah vaksin kena Covid-19. Padahal, Covid-19 itu karena ada kerumunan, bukan karena vaksinnya. Mulai sekarang dikelola dengan baik kegiatan vaksinasi itu," tegas mantan Ketua IDI Medan ini.


Dia menyarankan pemerintah daerah memberdayakan fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat 1, baik klinik swasta, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu dalam melakukan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.


Cara itu dinilainya lebih profesional dan efektif mencegah kerumunan saat dilakukannya vaksinasi. 


"Perlu profesional mengelola ini semua, Seharusnya tak boleh begitu (vaksinasi massal-red). Kita kan punya perangkat, ada Puskesmas, Pustu, klinik swasta, jadi lokasi vaksinasi itu menyebar, bukan dibuat menumpuk seperti itu, massal, massal, massal, akhirnya timbul kerumunan," ujarnya.


Menurutnya, vaksinasi yang dilakukan di fasilitas kesehatan lebih baik dan efektif. Jika ada efek samping setelah vaksinasi, maka bisa ditangani secara cepat. 


"Berdayakan Faskes swasta dan pemerintah itu, jangan dibuat massal lagi. Kalau terus seperti itu, nanti target mulia kita mau menurunkan Covid-19 malah menjadi menambah Covid-19 dengan cara seperti itu," tambahnya. 


Ditambahkannya lagi, kita harus mengembalikan kemulian masyarakat Indonesia mendapat layanan kesehatan lebih baik. Tanpa menambah korban berjatuhan. 


“Berlinang air mata kita melihat keadaan ini, sedih melihat masyarakat seperti itu. Kita harus memuliakan masyarakat kita dan menjaga kesehatannya serta memastikan tidak tertuar Covid-19,” demikian Ramlan.


Usai Divaksin Moderna Ketua IDI Sumut Rasakan Ini
| Senin, Agustus 02, 2021

By On Senin, Agustus 02, 2021


PATIMPUS.COM - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL (K) mengimbau para tenaga kesehatan (Nakes) untuk tidak ragu diinjeksi booster atau dosis tiga dengan menggunakan vaksin Moderna.

Ramlan Sitompul sendiri menjadi dokter yang pertama di RSUP H. Adam Malik yang divaksinasi Moderna, Senin (2/8/2021). 

"Benar ini dosis ketiga, untuk Nakes injeksi Vaksin Moderna sudah mulai dilakukan. Karena saya tugas di RSUP H. Adam Malik, maka saya yang pertama melakukan vaksinasi booster ini," imbuhnya.

Sejauh ini, lanjutnya, dirinya tidak merasakan efek samping pasca vaksin Moderna. Dia juga meyakini vaksinasi booster yang menggunakan vaksin moderna dapat meningkatkan kekebalan imunitas tubuh.

"Baru saja saya siap divaksin. Sejauh ini aman-aman saja. Saya sangat yakin dengan vaksin Moderna, saya rasa ini baik,” kata Ramlan.

Dia mengimbau Nakes untuk diinjeksi vaksinasi booster dengan vaksin Moderna. 

"Jadi kita mengimbau, seluruh Nakes disarankan, dianjurkan injeksi booster vaksin Moderna. Sebagai Ketua IDI Sumut kita memberikan contoh, karenanya saya oke pertama kali disuntik di RSUP H. Adam Malik ini. Supaya tidak ada ragu-ragu para Nakes ini, karena ini untuk memberikan perlindungan maksimal," ungkapnya.

Disebutkannya, mayoritas Nakes di Sumatera Utara sudah menjalani injeksi vaksinasi dosis pertama dan kedua. Jika pun belum, karena kondisi kesehatan para Nakes tersebut. 

"Kita ini frontliner karena langsung berhadapan dengan pasien positif Covid-19. Jadi kalau saya sarankan seluruh Nakes jangan ragu-ragu sesegera mungkin kalau ada kesempatan untuk dapat diimunisasi yang ketiga,” tambahnya. (*)

Greysia/Apriyani Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo
| Senin, Agustus 02, 2021

By On Senin, Agustus 02, 2021


PATIMPUS.COM - Akhirnya Indonesia meraih emas pertamanya di Olympiade Tokyo 2020 melalui ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu setelah mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan 21-19 dan 21-15 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Senin (2/8/2021).

 

Greysia/Apriyani tampil luar biasa untuk melawan unggulan kedua Olimpiade Tokyo dan merebut medali emas pertama Indonesia.


Defense dan permainan bola depan Greysia/Apriyani sukses membawa ganda putri Indonesia sempat memimpin hingga 4-1 di awal gim pertama.


Greysia/Apriyani kemudian menjauh 7-3 berkat pengamatan bola yang cerdas setelah pukulan ganda China keluar arena lapangan.


Perolehan poin Greysia/Apriyani tersendat setelah Chen/Jia mendekat 8-7 lewat permainan agresif. Greysia/Apriyani kemudian menutup interval 11-8 setelah smes Chen menyangkut net.


Laga semakin sengit setelah Chen/Jia menyamakan kedudukan 11-11 setelah Greysia/Apriyani tiga kali melakukan kesalahan rotasi posisi. Namun, ganda Indonesia kembali menjauh 13-11 setelah raket Jia sempat patah dan smes Apriyani membuat ganda China kesulitan.


Selisih empat poin pada 16-12 membuat Greysia/Apriyani sedikit di atas angin. Chen/Jia sempat mendekat 14-16, tapi Greysia/Apriyani tetap tenang dan kembali menjauh 18-14.


Di poin-poin kritis Greysia/Apriyani sempat lengah hingga Chen/Jia mendekat 17-19. Titik balik bagi ganda Indonesia terjadi saat smes Jia menyangkut net hingga posisi game point 20-18. Greysia/Apriyani akhirnya merebut gim pertama 21-19 setelah pukulan Chen keluar.


Di awal gim kedua Greysia/Apriyani kembali tampil baik dengan unggul 3-1. Momen luar biasa Greysia/Apriyani terjadi saat merebut poin 5-2 setelah pertahanan ganda putri Indonesia itu tidak mampu ditembus Chen/Jia.


Perlahan Greysia/Apriyani sempat menjauh 8-3, tapi kemudian Chen/Jia mendekat hingga 6-8. Lagi-lagi Greysia/Apriyani mampu bangkit dan memimpin 11-7 saat interval setelah Chen beberapa kali melakukan kesalahan.


Usai interval Greysia/Apriyani sudah bisa bermain lebih tenang dan memiliki keunggulan cukup besar hingga 15-9 karena Chen/Jia lebih sering melakukan kesalahan sendiri.


Greysia/Apriyani terus memimpin jauh hingga 19-10 karena permainan sabar yang luar biasa. Padahal di satu titik Greysia sempat mengganti raket karena senarnya putus.


Chen/Jia sempat mendekat 14-19, tapi Greysia/Apriyani kemudian memastikan kemenangan 21-15 setelah pukulan Jia melebar.


Greysia/Apriyani akhirnya mencetak sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia yang merebut medali emas Olimpiade sekaligus memberi emas pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.


Polisi Ungkap 5 Peran Pelaku Penyiraman Air Keras ke Wartawan Online
| Senin, Agustus 02, 2021

By On Senin, Agustus 02, 2021


PATIMPUS.COM - Lima pelaku penyiraman air keras kepada Persada Bhayangkara Sembiring, wartawan media online, berhasil diringkus polisi. Kelimanya memiliki peran masing-masing.


Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Senin (2/8/2021).

 

Petugas gabungan Satreskrim Polrestabes Medan berhasil mengungkap dan menangkap kelima tersangka kasus penyiraman air keras ke wajah Persada Bhayangkara Sembiring (25).


Kelima tersangka masing-masing Sempurna Sembiring alias SS (41), warga Jalan Petunia II, Kelurahan Namo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan, Usman Agus alias Joki (50) warga Kampung Sawah, Desa Jaya Loka, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumsel, Narkis alias N, Heri Sanjaya Tarigan alias HST (36) warga Petunia II, Kelurahan Namo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan dan Iskandar Indra Buana alias IIB (39), warga Jalan Bunga Kardiol, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan.


Sempurna Sembiring merupakan aktor intelektual sekaligus penyandang dana untuk menyiramkan air keras kepada korban Persada Bhayangkara Sembiring. Sedangkan sisanya merupakan orang suruh atau eksekutor penyiraman air keras terhadap korban.


"Tersangka SS merupakan otak aksi penyiraman air keras tersebut. SS ikut merencanakan penyiraman air keras," ujar Dirreskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja didampingi Kapolrestabes Medan, Kombes apol Riko Sunarko, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi.


Mantan Wakapolrestabes Medan itu mengatakan, para tersangka dijerat pasal 355 ayat 1 subs pasal 353 ayat 2 subs pasal 351 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.


Menurut Tatan kemudian menyebutkan peran dari masing-masing tersangka. Tersangka UA berperan ikut merencanakan penyiraman air keras dan menjadi pengemudi sepeda motor saat eksekusi.


Selanjutnya tersangka N berperan sebagai eksekutor penyiraman air keras di tempat kejadian perkara (TKP).


"Tersangka HST berperan menunjukkan foto korban kepada eksekutor, yakni UA dan N. Tersangka HST merupakan pihak yang berkomunikasi dengan korban dan membuat janji bertemu. Sementara itu, peranan IIB mencari eksekutor. Dia juga menjadi salah satu pihak yang ikut merencanakan penyiraman air keras," sebut eks Kapolres Asahan ini.


Di tempat yang sama, Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko mengatakan, insiden penyiraman air keras terjadi di Simpang Selayang, Kota Medan, pada Minggu (25/7/2021) sekitar pukul 21.37 WIB.


"Motifnya karena sakit hati sering memberitakan usaha bisnis pelaku Sempurna Sembiring," kata Kombes Riko.

Akan tetapi, eks anggota Satgas Pemberantasan Mafia Pajak Gayus Tambunan ini tidak menjelaskan secara rinci usaha bisnis pelaku yang kerap diberitakan oleh korban.


Hindari Lockdown, Effendi Simbolon Salahkan Jokowi
| Minggu, Agustus 01, 2021

By On Minggu, Agustus 01, 2021


PATIMPUS.COM - Sejak masuknya virus corona (Covid-19) ke Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak mau menerapkan lockdown, seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain, guna menghemat anggaran.

Jokowi lebih suka menggunakan PSBB, Social Distancing hingga PPKM sebagai strategi mengatasi virus tersebut. Namun hasilnya, virus yang berasal dari Wuhan China tersebut dengan cepat menyebar dan sulit diatasi hingga saat ini.  

Strategi PSBB, Social Distancing hingga PPKM yang berjilid-jilid nyatanya lebih menguras anggaran dan membuat ekonomi Indonesia terpuruk.

Karena tidak menerapkan lockdown sejak awal pandemi Covid-19, Politikus PDIP Effendi Simbolon lantas menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pemerintah sejak awal tidak menggunakan rujukan sesuai UU Karantina itu, di mana kita harusnya masuk ke fase lockdown. Tapi kita menggunakan terminologi PSBB sampai PPKM. Mungkin di awal mempertimbangkan dari sisi ketersediaan dukungan dana dan juga masalah ekonomi. Pada akhirnya yang terjadi kan lebih mahal ongkosnya sebenarnya, PSBB itu juga Rp 1.000 triliun lebih ya di tahun 2020 itu," ujar Effendi kepada wartawan, Sabtu (31/7/2021) yang dilansir detiknews.

"Presiden tidak patuh konstitusi. Kalau dia patuh sejak awal lockdown, konsekuensinya dia belanja kan itu. Sebulan Rp 1 juta saja kali 70 masih Rp 70 triliun. Kali 10 bulan saja masih Rp 700 triliun. Masih di bawah membanjirnya uang yang tidak jelas ke mana larinya. Masih jauh lebih efektif itu daripada vaksin," sambungnya.

Effendi membeberkan sudah banyak negara lain yang sukses mengatasi pandemi COVID-19 dengan cara lockdown. Dia mengatakan virus Corona itu bisa dicegah penularannya dengan cara semua orang tetap berada di rumah.

Hanya, kata Effendi, alih-alih memilih lockdown, Indonesia justru menerapkan PPKM. Effendi menyatakan hasil dari PSBB hingga PPKM hanya '0' dan cenderung minus.

"PPKM ini dasarnya apa? Rujukannya apa? Arahan Presiden? Mana boleh. Akhirnya panik nggak karuan, uang hilang, habis Rp 1.000 triliun lebih. Erick Thohir belanja, Menkes belanja. Dengan hasil 0. Minus malah. Ini herd immunity karena iman saja," tukas Effendi.

Sapma Gannas Medan Bagi Pake Sembako Ke PK5
| Kamis, Juli 29, 2021

By On Kamis, Juli 29, 2021


PATIMPUS.COM - Satuan Pelajar Mahasiswa Gerakan Anti Narkoba Nasional (Sapma Gannas) Kota Medan membagikan 500 paket sembako kepada pedagang kaki lima (PK5) yang terkena dampak PPKM di beberapa titik Kota Medan, Rabu (28/7/2021).

"Kami sangat prihatin terhadap masyarakat khususnya pedagang kaki lima dimana mereka sangat terkena dampak PPKM yang sangat membuat mereka berkurang pemasukannya dari biasanya," Ketua Sapma Gannas Kota Medan Alfian.

Lanjutnya, mereka juga memberikan pandangan positif diberlakukan PPKM ini, karena sudah tingginya tingkat Covid-19 di Kota Medan, apalagi sudah muncul varian baru seperti Delta. 

"Kami juga menghimbau kepada pedagang agar terus menggunakan masker mengikuti protokol kesehatan dan prosedur sesuai dengan yang diberikan gugus tugas covid-19. Bantuan sembako ini untuk meringankan beban mereka," ujarnya menambahkan kegiatan itu berkolaborasi bersama Gannas Sumut.

Ketua Gannas Sumut dr Muhammad Emirsyah Arvian Harahap mengatakan, pihaknya ingin berbagi kepada masyarakat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat juga dalam kondisi PPKM Level 4 ini.

Emirsyah berharap dan mengimbau organisasi lainnya untuk memperhatikan saudara yang terdampak PPKM Level 4.

Adapun rute pembagian paket sembako mulai dari Teladan, UISU, STM, Lanud, Asrama haji, Setiabudi, Al Jihad, Gatot Subroto.

Dilanjutkan dengan rute kedua mulai dari Kasuari, Rajawali, Sunggal, Ringroad, Gaperta, Amir Hamzah, Milenium dan ditutup dengan pemberikan sembako kepada Rakesh.

Sementara salah seorang penerima bantuan, Wak Pemulung mengungkapkan, sangat senang dan bersyukur atas bantuan paket sembako yang diberikan.

"Alhamdullilah sangat membantu saya dan keluarga dirumah, Saya mengucapkan banyak berterima kasih sekali lah. Harapannya semoga kedepannya Gannas terus berbuat baik dalam membantu masyarakat," katanya. (*)


Medan

Sumut

Komunitas

Pendidikan

Ekbis