Diisukan Meninggal Dunia, Ini Kondisi Mahatir Mohammad Sebenarnya
| Sabtu, Januari 29, 2022

By On Sabtu, Januari 29, 2022


PATIMPUS.COM - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad diisukan meninggal dunia. Informasi tersebut disampaikan oleh akun Facebook berbahasa Arab.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun, pergi ke rahmat Allah yang maha kuasa pemimpin sejati para pemimpin bangsa islam ‘Mahatir Muhammad’ Pembuat renaisans negara modern Malaysia pada usia 97 tahun,”

“Kami mohon rahmat kepada Allah, dan kami tinggal di surga yang tertinggi di surga bersama para nabi, sahabat, syuhada, shalih dan orang-orang yang menjadi sahabat baik,”

“Selamat jalan pemimpin Muslim yang agung (Mahatir Mohammmded),” demikian isi informasi tersebut.

Namun ini faktanya sebenarnya. Berdasarkan informasi yang yamg diperoleh, kabar Mahathir Mohamad meninggal dunia adalah Hoaks.


Diketahui, beberapa hari terakhir ini Mahathir Mohamad memang dikabarkan sedang sakit.

Namun demikian kondisi Mahathir Mohammad berangsur pulih atau membaik.

Berikut ini pernyataan pers Mahathir Mohammad tentang kondisi terkini kesetahannya yang dibagikan melalui akun Facebook terverifikasi centang biru milik pribadinya.



KENYATAAN MEDIA


Keadaan kesihatan Tun Dr Mahathir bin Mohamad menunjuk peningkatan hari ini.

Beliau mempunyai selera makan yang bertambah baik dan sempat berseloroh dengan ahli keluarga yang berada di sisi beliau di Institut Jantung Negara (IJN).

Tun Dr Mahathir juga diberitahu mengenai ucapan selamat yang disampaikan oleh begitu ramai pihak termasuk pemimpin-pemimpin negara asing serta orang ramai.

Tun Dr Mahathir berserta keluarga, berasa terharu dan mengucapkan terima kasih kepada semua yang mendoakan agar beliau segera pulih.

Beliau juga memohon agar orang ramai tidak terlalu bimbang mengenai keadaan kesihatannya.

Tun Dr Mahathir akan terus mendapat rawatan di IJN di bawah pengawasan pakar tempatan.

Buat masa ini, pihak IJN masih tidak membenarkan pelawat selain dari keluarga terdekat.


DATIN PADUKA MARINA MAHATHIR

25 JANUARI 2022


Cegah Demam Berdarah, PKS Maimun Fogging Kelurahan Sukaraja
| Kamis, Januari 27, 2022

By On Kamis, Januari 27, 2022


PATIMPUS.COM - Curah hujan yang meningkat dan cuaca dingin yang disertai banjir membuat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah (DBD) semakin menjadi.

Di wilayah Kelurahan Sukaraja dilaporkan, salah seorang warga terjangkit DBD, dan 4 lainnya mengalami demam. Adanya laporan warga terjangkit DBD, Dewan Pengurus Cabang Partai Keadilan Sejahtera (DPC PKS) Medan Maimun, bersama Kepala Lingkungan setempat melakukan fogging di sekitar lokasi, Rabu (26/01/2022).

Kegiatan fogging tersebut dipimpin Ketua DPRa PKS Sukaraja Fatimah Ismail SPd. Turut hadir juga Ketua DPRa Kelurahan Aur Suwandi dan Ketua DPRa PKS Jati Sapuan Suriadi. 

Fatimah menuturkan fogging tersebut dilakukan guna untuk mencegah terjadinya penyebaran virus demam berdarah dan juga meminimalisir serta mematikan penularan dampaknya terhadap warga sehingga tidak ada lagi penambahan korban yang terpapar DBD.

"Ada laporan warga, ada 5 warga yang mengalami demam dan satu diantaranya terjangkit DBD. Jadi DPRa PKS Sukaraja diperintahkan langsung Ketua DPC PKS Maimun untuk melakukan fogging di Sukaraja," jelas Fatimah.

Lanjut Fatimah selaku Ketua PKS Sukaraja saat memimpin kegiatan penyemprotan, Fogging tersebut dimulai dari wilayah yang terdampak korban DBD yaitu Kelurahan Sukaraja Linkungan 5 Gang Amal, Gang Warni Ujung, Gang Al Falah. Dilanjutkan di Lingkungan 4 Gang Usaga 2, Lingkungan 8 Gang Sederhana dan Gang Warna.

Ketua DPC PKS Medan Maimun Ismalik Syahputra SE, kepada wartawan mengatakan, DPC PKS Medan Maimun selalu menyiagakan tim cepat tanggap dan peralatan fogging terutama di musim hujan seperti saat ini.

Kapan saja warga membutuhkan atau ada yang terjangkit DBD, Tim tersebut yang juga kader dan pengurus PKS Medan Maimun bisa segera memberikan bantuan fogging sehingga warga terjaga dari ancaman penyakit menular.

Menurut Malik mencegah penularan dan penyebaran DBD melalui gigitan nyamuk ini adalah tugas masyarakat bersama, bukan hanya tugas pemerintah semata. Untuk itu DPC PKS Medan Maimun selalu tanggap untuk bersama melindungi warga dari bahaya penyakit menular tersebut.

Malik juga berharap semoga dengan adanya saling bekerja sama dalam mencegah penyakit menular seperti DBD, akan bisa mengatasi segala keresahan dan kesulitan warga khususnya di wilayah Medan Maimun. (son)


Walikota Medan Rencana Bangun Rusunami Untuk Warga Miskin
| Rabu, Januari 26, 2022

By On Rabu, Januari 26, 2022


PATIMPUS.COM - Walikota Medan Bobby Nasution menyambut baik ajakan kerjasama yang ditawarkan PT Waskita Karya Realty (WKR) untuk pengembangan kawasan kota di sejumlah aset milik Pemko Medan. 

Meski demikian orang nomor satu di Pemko Medan itu berharap agar pengembangan yang dilakukan dapat berfokus pada pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami).

Hal ini terungkap ketika Bobby Nasution menerima kunjungan jajaran PT WKR di Balai Kota Medan, Selasa (25/1/2022). Selain bersilaturahmi, kedatangan rombongan yang dipimpin Rishan Kurnia selaku Project Director tersebut juga bertujuan untuk berdiskusi dengan Bobby Nasution terkait rencana pengembangan tersebut.


Dikatakan Bobby Nasution, Pemko Medan saat ini tengah berencana mengembangkan Rusunami di Kota Medan, terutama yang peruntukannya bagi masyarakat kurang mampu. Oleh karenanya, imbuhnya,  jika nantinya terbangun kolaborasi dengan PT WKR, maka diharapkan perencanaannya berjalan lebih baik.


“Kalau keinginan kami (Pemko Medan) untuk menghadirkan Rusunami bisa didukung, maka dinilai lebih baik. Ada beberapa lokasi yang mungkin bisa didiskusikan lebih lanjut dengan OPD terkait. Tentunya, kita berharap aset Pemko Medan pemanfaatannya bisa lebih optimal, terutama yang berkaitan dengan masyarakat,” kata Bobby Nasution.


Sementara itu, Project Director PT WKR Rishan Kurnia mengungkapkan, pihaknya ingin membangun kerjasama dengan Pemko Medan terkait pengembangan kota. Namun sebelum pengembangan itu dilaksanakan, jelas Rishan, PT WKR terlebih dahulu  akan melakukan kajian terkait finansial, bisnis dan marketnya.


“Kedatangan kami ke sini untuk membangun komunikasi sekaligus kemungkinan terjalinnya kerjasama dengan Pemko Medan dalam pengembangan kota. Di samping itu kami juga minta izin bersama OPD terkait untuk melihat area atau lokasi-lokasi yang ada. Mudah-mudahan usai pertemuan ini, kita bisa saling bekerjasama,”  bilang Rishan. (*)


Kasus Vaksin Kosong Harusnya Dibawa ke MKEK
| Selasa, Januari 25, 2022

By On Selasa, Januari 25, 2022


PATIMPUS.COM - Pakar kesehatan Sumut, Delyuzar, angkat bicara terkait kasus dugaan vaksin kosong yang disuntikkan ke murid SD Wahidin di Medan Labuhan, beberapa hari lalu.

Delyuzar mengatakan pada kasus ini yang penting adalah melihat kronologisnya. Terkait minta maaf yang dilakukan dokter berinisial G itu katanya adalah tindakan yang umum sekali.

"Minta maaf bukan berarti minta maaf karena vaksin kosong, bisa jadi minta maaf karena viralnya video itu, atau minta maaf atas kesalahan prosedur SOP. Dimana biasanya jika memvaksin kan alatnya ditunjukkan ke orangnya tapi ini saya lihat karena untuk anak-anak, sang dokter bawa cerita supaya sang anak tidak takut. Bisa jadi minta maaf karena SOP nya. Tapi kesan saya dari kronologis itu yakin sekali bahwa vaksin yang disuntikkan itu sudah diisikan obatnya oleh perawat jadi bukan kosong yang dibuka plastiknya," kata Delyuzar kepada wartawan, Selasa (25/1)

Sehingga sebutnya harusnya ada azas praduga tak bersalah kalau belum diputuskan pengadilan. Apalagi katanya  persoalan tindakan medis. Jika itu ada kesalahan SOP maka sebenarnya bukan langsung ke polisi tapi itu ada aturannya. Kasus itu harus diperiksa di Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK)  yang itu di dalamnya ikatan Dokter Indonesia (IDI) .

"Kalau ada kesalahan disiplin kedokteran, tidak cocok dengan prosedur medis dia itu akan diperiksa oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, (MKDKI) yang merupakan lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter, jadi  belum ke polisi dulu. Itu prosedurnya," paparnya. 

Jadi katanya kalau ada temuan pidana baru ke polisi. Atas kejadian ini tidak bisa  hanya melihat video viral itu saja, video itukan sebutnya sifatnya parsial.

"Bagaimana kita membedakan itu sudah diisi pakai obat, kemudian diambil dari plastik kemudian dengan suntik kosong. Kalau kita lihat di video itu diakan ada melakukan tindakan menekan alat suntik. Jadi kalau saya harus ada azas praduga tak bersalah dulu sampai bisa kita buktikan," tegasnya.

Justru menurutnya yang perlu dikejar itu yang mengupload dan membuat narasi yang pada akhirnya merusak program vaksinasi. 

"Itu harus dikejar itu yang mengupload video dan membuat narasi yang diduga belum benar itu. Kalau itu tidak benar adanya, ia sangat menyayangkan prosedur yang tidak seharusnya itu," paparnya.

Delyuzar juga  meminta dalam hal ini pemeriksaan jangan hanya dilakukan terhadap satu anak namun juga ratusan anak yang mendapat suntikan. Kejadian ini mintanya harus segera mendapat titik terang. 

Karena sebutnya dengan kejadian  ini tidak menjadi gangguan dalam menjalankan program percepatan vaksinasi guna penanggulangan Covid-19. 

lebih lanjut ia mengharapkan jika ini tidak benar adanya, pertama yang harus dilakukan pemerintah harus dibangun kembali semangat para petugas tenaga kesehatan untuk terus  menjalankan program ini jangan menjadi ketakutan semua. 

Senada dengan Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Cabang Sumatera Utara (PDUI Cabang Sumut)  dr. Rudi Rahmadsyah Sambas bahwa kasus ini harus segera mendapat titik terang.

"Kita menginginkan ini segera di clearkan karena ini menyangkut harkat martabat dokter umum yang saat ini tenaganya sangat dibutuhkan dalam membatu percepatan program vaksinasi pada pandemi ini," ucapnya. 

Meski kasus ini sudah ditangani oleh IDI sebut Rudi, rencananya Rabu (26/1) pihaknya akan melakukan silaturahmi dengan pihak Polres Belawan yang sekaligus akan mendisksusikan kasus ini. 

"Kita akan diskusi dulu, mau silaturahmi dengan polres. Karena yang minta kitakan menjadi Vaksinator kan pihak polres. Kita mau diskusi dulu karena kitakan membantu vakisinasi polres Belawan. Kita menginginkan ini segera di clear kan karena ini menyangkut harkat martabat dokter umum yang saat ini tenaganya sangat dibutuhkan dalam membatu percepatan program vaksinasi pada pandemi ini," tegasnya. (*)


Polda Sumut Ambilalih Kasus Dugaan Vaksin Kosong
| Selasa, Januari 25, 2022

By On Selasa, Januari 25, 2022


PATIMPUS.COM - Dugaan pemberian vaksin kosong terhadap seorang bocah saat kegiatan vaksinasi usia 6-11 tahun di SD Wahidin, Kec. Medan Labuhan kini ditangani Polda Sumut.


Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, penanganan kasus itu sudah diambil alih Direktorat Krimum. Hal itu dilakukan guna memudahkan birokrasi.


"Karena kita harus berkoordinasi dengan teman-teman IDI dan Dinas Kesehatan. Ini terus kita lakukan dengan Ditkrimum dan timnya,” kata Kombes Hadi, Selasa (25/1/2022).


Ia mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah memeriksa belasan saksi. Selain itu, ada penambahan korban.


"Ada penambahan korban, jadi dari pengembangan yang tadinya kita lakukan penyelidikan terhadap 1 orang yang viral di video dari pengembangan ada 2 korban.  Satu yang sudah dilaporkan juga termasuk orang tua dari kedua korban sudah kita minta keterangan, dari sekolah yang sama,” ujarnya.


Terkait motif, Kombes Hadi belum mau berbicara secara detail. Saat ini, pihaknya masih terus menggali keterangan dari dokter G yang merupakan vaksinator.


“Karena kita juga belum menentukan statusnya, karena kita belum mengetahui motifnya, (masih) menggali. Yang jelas dokter terduga itu telah menyampaikan permohonan maaf, khilaf, itu terus digali,” sebutnya.


Dari belasan saksi yang diperiksa, ia mengungkapkan, pihak pengawas dari Polres.


Selain itu, ia juga mengungkapkan jika pihaknya telah memeriksa pengawas kegiatan yang berasal dari Polres Pelabuhan Belawan.


“Dari 13 saksi yang diperiksa itu Nakes, korban dan pengawas. Karena pengawas dari kepolisian dari Polres Belawan juga diminta keterangan,” ujarnya.


Ia menegaskan, dalam penyelidikan, Polda Sumut melakukannya dengan cermat dan teliti serta tak terburu-buru dalam menetapkan tersangka.


“Karena langkah yang harus dilakukan audit bapak Kapolda sudah memerintahkan Kabid Dokkes bekerjasama dengan IDI melakukan audit dengan jumlah vaksin disiapkan dan capaian vaksin target pada hari itu dan sisa vaksin pada hari itu. Yang semuanya akan dilakukan audit,” tutupnya. (*)

Ini Penjelasan dr TG SH Terkait Viralnya Video Vaksin Kosong
| Selasa, Januari 25, 2022

By On Selasa, Januari 25, 2022



PATIMPUS.COM : Video penyuntikan vaksin kosong yang beredar melalui Whatsapp dan menjadi viral di masyarakat membuat dr TG SH selaku vaksinator angkat bicara.

Di hadapan pihak keluarga dan kepolisian, Dr TG SH mengatakan tudingan di video tersebut tidak benar dan menyesatkan. Berikut penjelasan dr TG SH :

Saya adalah dokter yang vaksinator yang memiliki sertifikat vaksinator. Pada tanggal 15 Januari 2022, saya membaca WA Grup PDUI yang dishare oleh Ketua PDUI Sumut dr Rudi Sambas, isinya membutuhkan tenaga dokter Vaksinator untuk memberikan pelayanan Vaksin di Medan Labuhan yang di selenggarakan oleh Polres Medan Labuhan bekerjasama dengan Pihak Sekolah SD Wahidin dan RSU Delima Martubung.

Atas informasi tersebut, saya dan beberapa teman sejawat saya menyatakan berkeinginan untuk mensukseskan memberikan pelayanan Vaksin bagi anak-anak sebagai bagian dari Program Pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 dan mencapai target capaian target Vaksinasi di Kota Medan.

Selain saya ada beberapa sejawat saya yang juga ikut serta, beberapa : dr. S. Tim dokter vaksinator kami bergabung dengan tim Vaksinator dokter dan perawat dari RSU Delima Martubung, dll.

Saya dan tim vaksinator dibagi tempat penugasan dan saya mendapatkan penugasan di SD Wahidin Medan Labuhan bersama beberapa tim vaksinator lain. Pelayanan dijadwalkan diadakan hari Senin tanggal 17 Januari 2022.

Senin, 17 Januari 2022 sekira pukul 09 lewat, saya tiba di lokasi pelayanan vaksin di SD Wahidin. Di Lokasi saya mendapatkan informasi bahwa ada sekira 460 anak yang akan divaksin. Di lokasi saya melakukan koordinasi, karena pelayanan vaksin ini tidak satu kali saya ikuti dan lakukan namun berulang kali.

Sebelum pelayanan saya melakukan briefing dengan tim vaksinator agar kegiatan berlangsung lancar dan tertib, dalam tim saya dibantu oleh Perawat W dari RS Delima. Meja suntik kami atur sedemikian rupa, agar anak – anak tidak gugup dan takut dengan pelayanan vaksinasi massal.

Pelayanan vaksin di mulai sejak jam 09.00 – 17.00 wib. Ada 3 meja yang kami siapkan,

• Meja 1: untuk registrasi dan pemeriksaan suhu dan tekanan darah.

• Meja 2: diisi Perawat/Nakes, untuk memasukkan dosis vaksin ke dalam spuit sesuai dosis.

• Meja 3: diisi Dokter, untuk menyuntikkan vaksin ke lengan peserta.

Terkait kasus video saya yang viral, dimana saya dituding menyuntikkan vaksin kosong dari beberapa video yang beredar adalah tidak benar dan menyesatkan.

Berikut penjelasan dan klarifikasi saya;

• Vaksin yang digunakan bersumber dari Polres Medan Labuhan Merk SINOVAC.

• Spuit (jarum suntik) yang disediakan adalah Spuit 0,5 cc. Merck ONE JECK 0,5 ml ukuran 14 G, pembuatan juli 2021 (2021 – 07) dan expired Juni 2026 (2026 –

06) Produksi : PT ONEJECT INDONESIA . No Reg : Kemenkes RI AKD 20902400067.

• Selama pelayanan, karena sangat ramai, anak – anak di dampingi oleh orang tua dan wali masing – masing, sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenangan – kenangan.

• Dalam pembagian tugas, untuk mempercepat pelayanan pemberian vaksin pada anak, maka dalam tim kami sepakati tugas masing – masing. Tim vaksinator dokter melakukan penyuntikkan vaksin dan perawat yang membantu untuk mengambil memasukkan vaksin dalam spuit 0,5 cc yang sudah disediakan.

• Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 cc yang berada disisi kanan belakang saya dan saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi vaksin (vaksin dimasukkan oleh Perawat W) yang posisi berada dibelakang saya.

• Prosedur yang dilakukan oleh Perawat W adalah :

√ Mengambil spuit 0,5 cc Merk One Jeck dalam Kotak Spuit yang masih baru dan bersegel.

√ Menyobek kertas segel Spuit 0,5 cc.

√ Mengeluarkan Spuit 0,5 cc dari dalam kemasan.

√ Membuka Segel Aluminium Vaksin.

√ Menusuk Karet Vial Vaksin.

√ Menarik Dosis Vaksin sebanyak 0,5 cc ke dalam Spuit.

√ Memasukkan kembali Spuit yang sudah berisi Vaksin ke dalam kertas pembungkus spuit.

√ Meletakkan vaksin yang sudah berisi ke dalam Box Spuit.

• Prosedur yang dilakukan oleh saya selaku dokter adalah:

√ Memanggil Peserta Vaksin untuk duduk dengan mengangkat lengan baju hingga setinggi bahu (terkadang saya membantu peserta untuk menaikkan baju keatas setinggi bahu).

√ Melakukan Disinfeksi membersihkan dengan alkohol swab di lokasi yang akan disuntikkan vaksin.

√ Mengambil spuit 0,5 cc di dalam box spuit yang saya yakini sudah di isi vaksin sesuai dosis oleh Perawat W.

√ Melakukan suntikkan vaksin secara intramuskular di daerah lengan kiri atas menggunakan spuit yang saya ambil (saya yakini sudah berisi vaksin yang berada dibelakang kursi saya) dan

menyuntikkan hingga terdengar bunyi ”klek” (bunyi ini menandakan bahwa spuit telah mendorong vaksin masuk kedalam tubuh dan patah sehingga tidak bisa digunakan kembali)

• Terhadap tudingan saya menyuntikkan vaksin kosong adalah tudingan yang menyesatkan dan saya bertanggungjawab dan menyakini dengan sungguh –

sungguh sesuai sumpah profesi saya bahwa saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin yang telah diisi oleh sejawat saya.

• Terkait viralnya video saya; sudah ada pertemuan Mediasi dengan Pihak Keluarga, Sekolah dan Kapolres pada keesokan harinya Selasa, 18 Januari 2022 sekira pukul 17.00 wib diruang rapat sekolah yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Guru – guru, pihak Keluarga, vaksinator, sejawat. Dalam pertemuan mediasi tersebut yang dipimpin oleh Kapolsek Labuhan (Kompol Mustafa Nasution), telah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa: apa yang saya suntikkan benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh Perawat W ke dalam spuit.

Namun apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali. Namun pihak keluarga menolak untuk disuntikkan kembali karena sesuai pengakuan dan keyakinan dari penjelasan dokter dan perawat bahwa sudah benar dan diyakini suntikkan tersebut telah berisi vaksin dan telah disuntikkan jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang. Dan keluarga menerima penjelasan dan klarifikasi tersebut.

• Demikian kronologis singkat dan penjelasan yang dapat saya sampaikan dan saya siap mempertanggungjawabkan terkait viralnya kasus ini. Terima kasih.


Medan, 20 Januari 2022

Dibuat oleh,

ttd

Dr. TG, S.H

Vaksinator

Medan

Sumut

Komunitas

Pendidikan

Ekbis