Ini Alasan RS Medan Labuhan Belum Bisa Rawat Inap
| Jumat, Februari 03, 2023

By On Jumat, Februari 03, 2023


PATIMPUS.COM - Pelayanan rawat inap di RSUD H Bachtiar Djafar Medan Labuhan seharusnya direncanakan pada 6 Februari 2023 mendatang, namun hal itu batal dilakukan.


Pasalnya Direksi RSUD H Bachtiar Djafar Medan Labuhan masih menunggu serah terima Sertifikat Layak Operasional (SLO) lift untuk pasien rawat inap.


Direktur RSUD H Bachtiar Djafar dr Irliyan Saputra SpOG kepada wartawan Jumat (23/02/2023) mengatakan sejak peresmian rumah sakit untuk melayani rawat jalan pada Desember 2022 lalu, tidak langsung melayani pasien rawat inap.


Hal itu dikarenakan masih ada sejumlah fasilitas gedung belum bisa langsung dioperasionalkan. Misalnya, lift khusus untuk pasien rawat inap dan juga pemenuhan kebutuhan SDM.


"Kalau dari tim medis sudah siap, tapi kami masih menunggu serah terima SLO lift pasien rawat inap dari dinas terkait, dari managemen terus berupaya agar seluruh layanan RS dapat dibuka katanya.


Bila surat tersebut sudah diterima kepada pihaknya, ia mengatakan rumah sakit akan membuka pelayanan rawat inap. "Ruangan rawat inap kan ada di lantai 6," sebutnya.


Sejak dibukanya pelayanan poliklinik untuk rawat jalan, ia mengatakan sudah dikunjungi masyarakat, khususnya masyarakat Kecamatan Medan Labuhan.


"Pasien yang berobat jalan ke rumah sakit dari rujukan Puskesmas, klinik swasta dan program UHC. Jumlah pasiennya masih puluhan, belum banyak kali, karena baru buka dua bulan," ungkapnya.


Ia mengatakan poliklinik yang telah dibuka di rumah sakit tersebut antara lain THT, penyakit dalam, anak, dan obgyn. "Empat poliklinik ini syarat rumah sakit kelas C," sebutnya. (don)

Anggota Dewan Himbau Dinkes Medan Serius Tangani Tuberkulosis
| Jumat, Februari 03, 2023

By On Jumat, Februari 03, 2023


PATIMPUS.COM - Anggota DPRD Kota Medan, Edi Syahputra SE, mengatakan Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang berbahaya, namun bisa disembuhkan. Oleh sebab itu dia meminta Dinas Kesehatan Medan serius dalam penanggulangan penyakit tersebut.


“Kita menyambut baik program penanggulangan TBC di Kota Medan. Hari ini TBC masih menjadi penyakit menular yang masih menjadi PR besar untuk kita. Saya mengimbau kepada Dinas Kesehatan dan seluruh layanan kesehatan untuk keseriusan dalam penanggulangan ini. Selaku anggota DPRD, kami berkomitmen untuk memperjuangkan anggaran untuk penanggulangan TBC di Kota Medan seperti peraturan daerah,” terang Edi Syahputra saat Konfrensi Pers komitmen Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Medan, yang digelar Yayasan Mentari Meraki Asa (MMA), Jumat (3/2/2023).


Edi Syahputra, mengatakan, selain dukungan regulasi terkait anggaran dan pelayanan kesehatannya, dia juga siap mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai syarat pelayanan kesehatan seperti identitas diri dan lain sebagainya.


“Saya juga siap membantu masyarakat yang tidak punya NIK atau surat pindah sebagai syarat melakukan pengobatan. Identitas diri itu sangat perlu untuk mendukung pengobatan,” tambahnya.


Ia juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa penyakit tuberkulosis dapat menyerang tubuh manusia tanpa mengenal statusnya. Ia menceritakan bagaimana punya historis penyakit tuberkulosis yang menyerang keluarganya.


“Karena hal tersebutlah saya secara pribadi sangat mendukung program ini. Penyakit ini tidak mengenal siapa anda, mau kaya, miskin, pejabat, tuberkulosis dapat menyerang anda,” lanjutnya.


Sementata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Pocut Fatimah Putri mengatakan pihaknya Bmenyambut baik upaya kolaborasi dan komitmen bersama dalam penanggulangan TBC di Kota Medan. Ia berharap dengan dukungan dari multipihak, eliminasi TBC akan segera terwujud.


Ia juga berharap peran komunitas dan media untuk menyampaikan informasi Tuberkulosis secara lengkap sehingga masyarakat dapat memahami standar pelayanan kesehatan tuberkulosis.


“Semoga dengan kegiatan hari ini masyarakat dapat menerima banyak informasi terkait penanggulangan tuberkulosis. Sehingga masyarakat paham bagaimana dan tindakan apa yang akan dilakukan mereka untuk melakukan pemeriksaan. Adanya komunitas seperti YMMA Kota Medan dan peran media sangat diharapkan untuk penyampaian informasi ini,” ungkapnya.


Ia juga berharap dengan adanya dukungan legislatif, maka terealisasi peraturan daerah sehingga lebih banyak lagi pihak yang dapat turut serta melakukan penanggulangan tuberkulosis.


“Dengan lahirnya Perda melalui dukungan legislatif, akan lebih banyak lagi dukungan dari berbagai pihak. Nantinya kita dapat membentuk satuan kerja kecamatan untuk mendorong warganya melakukan pemeriksaan dan deteksi dini. Kalau positif, kita akan melakukan pendampingan melalui kader. Kemudian keluarga dan lingkungan sekitar juga kita lakukan penyuluhan dan bila perlu adanya skrining,” tambahnya.


Staf Program YMMA Kota Medan Muhammad Irsyad yang melaksanakan program penanggulangan Tuberkulosis berbasis komunitas mengatakan, saat ini YMMA berada di seluruh puskesmas di Kota Medan untuk mendukung pemerintah dalam mengeliminasi TBC di Kota Medan.


“YMMA Kota Medan sebagai salah satu mitra pemerintah terus melakukan upaya untuk mengeliminasi TBC di Kota Medan. Kita punya 150 kader yang bertugas di 41 puskesmas di mana mereka melakukan pelacakan, pendampingan, dan penyuluhan terkait tuberkulosis,” ucap Irsyad.


Indonesia selalu termasuk dalam daftar tiga negara dengan beban TBC terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir dan tahun 2022 menduduki peringkat ke dua. Saat ini Kota Medan menargetkan 14.000 orang dapat diobati dan mendapatkan pelayanan.


Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kota Medan juga dihadiri USAID TB Private Sector Kota Medan Dr. Junida Sinulingga, Kasi P2P Dinkes Kota Medan Edy Yusuf, Wasor Dinkes Kota Medan, Dokter TB Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia, dan staf YMMA Kota Medan. (aki)

YMMA Desak Pemkab Deliserdang Buat Perda Khusus Tuberkulosis
| Jumat, Februari 03, 2023

By On Jumat, Februari 03, 2023


PATIMPUS.COM - Guna mencapai target eliminasi tahun 2030, Pemerintah Kabupaten Deliserdang didesak segera membuat Peraturan Daerah (Perda) khusus penanggulangan Tuberkulosis (TB) karena penyakit tersebut sangat berbahaya.


"Anggaran penanggulangan TB di Dinas Kesehatan Deliserdang sudah ada, namun masih sangat minim sekali, hanya diperuntukkan biaya obat saja. Masih banyak sekali anggaran dibutuhkan untuk memerangi penyakit TBC," sebut Taufik, Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) Deliserdang, Kamis (2/2) di Lubuk Pakam.


Taufik mengatakan penyakit yang disebut juga TBC ini merupakan virus yang dapat menular melalui udara dengan cara batuk atau bersin yang menyerang paru-paru manusia. Sehingga penyakit tersebut sangat berbahaya.


“YMMA sendiri saat ini sudah memiliki petugas maupun kader TB di beberapa Kecamatan di Deliserdang, yang terus bergerak mencari dan bersosialisasi kepada masyarakat akan bahaya sekaligus pengobatan virus TB. Namun hal itu belum mencapai maksimal karena terkendala oleh finansial," ungkap Taufik.


Taufik menambahkan program eliminasi TB 2030 harus bisa tercapai, dengan cara keseriusan pemerintah dan komunitas-komunitas yang peduli akan bahaya TB.


Sementara Dinas Kesehatan Deliserdang Wasor TB, Zurjani mengatakan, untuk SPM TB sudah memenuhi capaian yang diberikan, walau pun masih banyak PR untuk dapat mewujudkan Eliminasi TBC di Tahun 2030 nanti.


“Dinas Kesehatan Deli Serdang sudah melakukan upaya pencegahan penyakit TB dan perlu juga disebarluaskan bahwa penderita penyakit TB/TBC di Deliserdang tidak perlu resah untuk biaya perobatan, sebab pemerintah Deliserdang menggratiskan pengobatannya, Untuk lokasi berobat bisa di Puskesmas terdekat dan rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan pemerintah," kata Zurjani.


Sementara anggota DPRD Deli Serdang yang juga ketua Fraksi PAN Deliserdang, Bayu Sumantri Agung sangat mendukung capaian yang dipaparkan dalam kegiatan ini.


Selaku anggota dewan, Bayu Sumantri meminta kepada pihak Dinas Kesehatan Deliserdang untuk membuat naskah akademik terkait TB, dan diserahkan ke bagian Bapemperda DPRD Deliserdang, agar dapat dikawal hingga menjadi prioritas ke program Legislasi Daerah (Prolega).


“Dari pemaparan Dinas Kesehatan Deliserdang maupun YMMA terkait penyakit TBC di Deliserdang, maka sangat diperlukan lebih banyak lagi penyuluhan maupun mencegahnya di tengah masyarakat," tegas Bayu Sumantri Agung.


Bayu mengungkapkan anggaran pencegahan penyakit TBC di Dinas Kesehatan nantinya di P APBD tahun 2023 akan mereka perjuangkan untuk bisa diadakan penambahan, sehingga segala kendala dan target pencapaian Eliminasi TB 2030 bisa tercapai. (don)

Wagubsu Musa Rajekshah Dukung Kegiatan Forwakes Sumut
| Rabu, Februari 01, 2023

By On Rabu, Februari 01, 2023


PATIMPUS.COM - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah mendukung kegiatan Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) Sumut, terlebih saat kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) yang dilaksanakan di Medan.


"Semoga HPN tahun ini berjalan dengan lancar dan sukses. Dan, bisa lebih sukses dari HPN-HPN lainnya. Bila giat dari kawan-kawan ini butuh dukungan, maka Pemprovsu bisa langsung berkordinasi saja ke panitia," ujar Wagubsu, saat menerima audiensi Pengurus Forwakes Sumut, Selasa (31/01/2023) di ruang kerjanya di Kantor Gubernur, Lantai 9, Medan.


Kepada Wagubsu, Ketua Forwakes Sumut Mahbubah Lubis, menyampaikan sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka ikut andil meramaikan HPN yang merupakan  perhelatan besar insan pers di Sumut. 


"Kita Forwakes merupakan  salah satu organisasi pers yang didalamnya beranggotakan para wartawan dari berbagai media lokal dan nasional ini tahun ini ikut andil memeriahkan HPN. untuk itu kita hadir disini guna meminta dukungan dan dorongan dari Wagubsu agar kegaiatan-kegiatan kita dapat berjalan sukses," jelas Mahbubah Lubis kepada Wagubsu yang didampingi Kadis Kominfo Sumut,  ilyas, dan Ketua Kegiatan HPN, Faisal. 


Mahbubah mengatakan, kegiatan yang akan dilaksanakan Forwakes Sumut yakni Donor Darah dan Seminar dan Edukasi Stunting Sejak Dini. Giat itu akan dilaksnaakan pada Senin (6/1/2023) Bertempat di Gedung PWI Sumut. 


Untuk giat Donor Darah yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI ) Cabang Medan terbuka untuk umum dengan target 100 pendonor, sedangkan  seminar dan edukasi Stunting sejak dini itu akan dihadiri pelajar dan mahasiswa dari sekolah dan perguruan tinggi (PT) di Medan. 


"Saya berharap pak Wagubsu bisa berhadir dan juga memberi dukungan acara ini," katanya yang saat itu didampingi, Humas, Leo Bukit, Bendahara,  Anita Sinuhaji, Ketua  Panitia , Diva Suwanda dan Bendahara Panitia Donor Darah, Nisa Lubis.


Dalam kesempatan itu, Forwakes Sumut menyempatkan memperkenalkan Profil dan sejarah berdirinya Forwakes Sumut kepada Wagubsu.(don)

Dibandrol 5 Juta, Keluarga Wartawan Batal Makamkan Orangtua di Lahan Garapan
| Selasa, Januari 31, 2023

By On Selasa, Januari 31, 2023


PATIMPUS.COM - Keluarga Zulfadli Siregar batal memakamkan mertuanya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim tanah garapan eks HGU PTPN IV, Pasar IV, Gg. Wakaf Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Seituan.


Pasalnya, pengurus TPU tersebut membanderol harga Rp 5 juta untuk 1 liang lahat untuk menguburkan jenazah mertuanya tersebut.


Kepada wartawan, Zulfadli Siregar (41) bersama istrinya, Juli Yamagishi (38) warga Pasar VII, Makmur Ujung, Anggrek 27, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Seituan, mengatakan ibunda istrinya meninggal dunia dan berniat akan dikuburkan dalam satu liang lahat di pekuburan tersebut.


Namun anehnya, saat hendak ditanyakan proses penguburan jenazah, pihak yang mengaku sebagai wakil ketua STM, Dusun Kenanga Jalan Sederhana, Desa Sambirejo Timur, mengatakan bahwa biaya pemakaman dikenakan sebesar Rp 5 juta.


Tentu saja hal ini sangat mengejutkan dan di luar kemampuannya sebagai keluarga yang mengalami kemalangan.


Karena biaya yang memberatkan tersebut, pasangan suami istri ini pun dengan sedih dan kesal tidak jadi memakamkan almarhumah dalam satu liang lahat bersama makam mendiang suaminya.


"Aneh kami rasa, awalnya mereka minta Rp 700 ribu tapi malah berujung diminta Rp 5 juta karena kami dianggap pendatang atau bukan warga lingkungan sini," kata Zulfadli yang berprofesi sebagai wartawan di media online di Medan, Selasa (31/1/2023) sore.


Menanggapi hal ini, wartawan mencoba mencari info kebenaran tentang kebijakan ini. Hasilnya, diduga berdasarkan kebijakan yang diambil oleh Saring, selaku Kepala Dusun (Kadus) 4 yang juga menjabat sebagai Kaur Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Seituan.


Saat dikonfirmasi terkait kebijakan biaya pemakaman yang dinilai kejam seperti mencekik leher ini ternyata tidak ditampik sang kadus.


Kata Saring, banderol Rp 5 juta itu dipatok sebagai bentuk penolakan warga di luar Desa Bandar Klippa, karyawan aktif PTPN IX, pensiunan dan STM 3 desa saja.


"Kalau yang bersangkutan tidak menjadi anggota STM tanah wakaf di sini dan bukan penduduk warga Bandar Klippa maka dikenakan biaya sebesar itu," jawab Saring enteng.


Saring yang diketahui masih berstatus pelaksana tugas (Plt). Kadus 4 ini, mengaku hal itu bukan kebijakannya melainkan kesepakatan bersama Kadus Bandar Klippa pada waktu itu.


"Karena selama ini orang dari luar di TPU muslim yang notabene kuburan itu diperuntukkan bagi warga Desa Bandar Klippa," katanya lagi.


Dilanjutkannya, setelah pergantian pengurus, maka diambil kebijakan bersama dengan anggota STM dari 3 desa yaitu Bandar klippa, Desa Tembung, dan Sambirejo Timur  yang berjumlah 38 STM, dengan jumlah  anggotanya sekitar 11.000 KK yg tercakup di STM, tanah wakaf.


"Sebetulnya penolakan secara halus, jadi jangan salah tanggap kami mencari keuntungan dan seolah mencekik leher," pungkasnya.


Saat dipertanyakan apakah hal ini dibenarkan sesuai dengan aturan, Plt. Kadus 4 sekaligus Kaur Desa Bandar Klippa inj menjawab kalau intinya tanah wakaf Pasar IV, yang diperuntukan untuk masyarakat Bandar Klippa, karyawan aktif PTPN IX dan pensiunan karyawan.


"Soal tarif itu bahasa lembutnya untuk menolak bagi orang yang bukan warga Bandar Klippa, karyawan PTP IX sekarang PTPN II, dan anggota STM tanah wakaf yang  dikebumikan di Pasar IV ini," tandasnya beralibi. (son)

Gerakan Kawan Awen Adakan USG Gratis Kepada Ibu Hamil
| Sabtu, Januari 28, 2023

By On Sabtu, Januari 28, 2023


PATIMPUS.COM - Gerakan Kawan Awen mengadakan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) gratis kepada ibu hamil, Sabtu (28/01/2023) di Kantor Desa Lau Dendang, Kabupaten Deliserdang, Sumut.


Program USG gratis, yang bekerjasama dengan sejumlah pihak diantaranya Dokter Spesialis Kandungan, dr Pebriwarita Pulungan SpOG, Green Smoothie Factory, Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) Sumut dan lainnya itu, dilakukan untuk membantu  ibu hamil memeriksakan kondisi bayi di dalam kandungannya serta mendekatkan akses USG ke masyarakat yang membutuhkan dengan sistem jemput bola.


Selain pemeriksaan USG gratis, warga juga diberikan sejumlah edukasi terkait pentingnya pemberian ASI kepada bayi, edukasi bagaimana agar air ASI lancar dan edukasi bagaimana menjaga kesehatan selama kehamilan. 


Jelas program ini membuat warga sangat senang, seperti ungkapan salah seorang warga Deliserdang ini, Muliati  mengaku sangat senang bisa memeriksakan kehamilannya secara gratis sebab karena keterbatasan ekonomi sampai usia kehamilan 6 bulan  ia belum pernah melakukan pemeriksaan USG. Mulyani berharap program ini terus berlanjut agar dapat membantu warga yang membutuhnya.


Warga lainnya, Dina Utami juga mengaku sangat terbantu dan berharap program ini terus berjalan.


"Usia kandungan saya sudah 8 bulan namun pemeriksaan USG saya lakukan hanya dibulan pertama saja selanjutnya tidak pernah lagi. Saya berharap program ini terus ada sehingga dapat membantu ibu-ibu hamil kurang mampu melakukan pemeriksaan kehamilannya," harap Dina Utami.


Founder KawanAwen, Alwen Ong mengatakan program USG gratis ini dilakukannya berawal rasa prihatinnya terhadap warga di salah satu daerah yang lokasinya jauh untuk mengakses lokasi pemeriksaan USG dan juga ketidakmampuan ekonomi yang mengakibatkan warga itu mengurungkan niatnya untuk memeriksakan kehamilannya.


"Awalnya saya berfikir untuk menghadirkan USG gratis karena pada ramadhan lalu saat kita turun ke lapangan kita bertemu dengan seorang ibu hamil dan saya bertanya kebeliau berapa usia kehamilannya dan apakah sudah USG namun ibu tersebut tidak menjawab malah mengatakan ia memiliki uang Rp 10 ribu tapi aku bingung mau beli odol atau mau beli telur. Jadi saya merasa uang Rp 10 ribu dia sangat berarti sehingga harus   memilih antara mau makan telur atau gosok gigi saat itu. Jadi jawaban untuk USG itu tidak ada, artinya kita hari ini gembar -gembir tentang Pencegahan stunting, kehidupan anak yang generasi gemilang tapi ada hal yang kita alpa. Bahwa ternyata masih ada warga yang terlewatkan diperhatikan Kesehatan kehamilannya," ungkap Alwen Ong. 


Atas itulah program ini sebutnya dilakukan dan ternyata pada pelaksaanan perdana itu diakuinya cukup bagus antusias masyarakat sehingga dari target hanya 20 ibu hamil yang dilayani ternyata bertambah menjadi 26 orang karena hingga akhir kegiatan masih ada warga yang berdatangan untuk melakukan pemeriksaan USG. 


Alwen mengaku, program ini dihadirkannya memang untuk masyarakat kurang mampu dan juga jauh dari akses layanan USG. Sehingga diharapkannya dengan USG gratis dengan sistem jemput bola mendatangi langsung warga ini dapat membantu dN memudahkan warga.


"Gerakan KawanAwen serius bantu pemerintah dari sisi Kesehatan semoga program ini bermanfaat bagi banyak orang," ungkap Alwen Ong yang juga pengelola Narsis Printing Medan ini.


Alwen juga menceritakan bahwa program ini sempat tertunda 2 tahun namun ia bersama timnya terus bersemangat untuk mewujudkan ini. 


"Awalnya kita mengajukann bantuan dari dana CSR, mulai CSR Pemko, Pemprovsu namun apakah karena tidak mau repot atau tidak faham intinya 2 tahun menanti tidak ada hasilnya. Yang kemudian kita mencari tau berapa harga alat dan bagaimana bisa membeli alatnya, alhamdulillah dari Narsis Printing yang kita kelola kita mampu membeli alat USG dan juga langsung mendapat support dari dokter obgyn dan lainnya," ungkap Alwen Ong.


Dokter Spesialis Kandungan, dr Pebriwarita Pulungan, SpOG mengatakan pemeriksaan USG bagi ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah ada kelainan, atau keterlambatan pertumbuhan sejak dalam kehamilan. 


"Semakin cepat kita tau maka semakin cepat dalam penangannya supaya kehamilannya tidak berisiko.  Resiko itu bukan hanya kepada ihunya saja melainkan kepada bayinya juga jadi pemeriksaan USG memamg  perlu  bagi ibu hamil," tegasnya.


Hal-hal yang dapat terpantau dari USG yaitu  terpantaunya  perkemabngan bayi mulai lingkar kepala, lingkar perut, panjang paha, air ketuban, plasenta dan bahkan bagi ibu hamil yang tidak tau dia hamil bisa  kita melihat usia kehamilan dan taksiran melahirkannya. ataupun dapat kita lihat apakah ada kelainan. Jadi  idealnya USG sebaiknya 6 kali dalam masa kehamilan," jelasnya lagi.


Dipenghujung ia mengaku mau terlibat dalam pemeriksaan gratis bersama gerakan KawanAwen ini karena jiwanya terpanggil dan ia ingin ilmu yang diperolehnya bisa dibagikan untuk ibu hamil. apalagi yang ia mengaku karena sekolah dengan beasiswa sehingga ia merasa harus mengabdi kepada masyarakt salah satunya dengan kegiatan itu.


Sementara itu, para ibu hamil pada kegiatan itu selain bisa melakukan pemeriksaan gratis, edukasi Kesehatan juga mendapatkan bingkisan dan pemberian foto hasil pemeriksaan USG. (rel)