Selasa, 26 Januari 2021

Selama Covid, Angka Pernikahan Menurun

    Selasa, Januari 26, 2021  

PATIMPUS.COM - Mewabahnya pandemi Covid-19 di tanah air ternasuk di Provinsi Sumut, berdampak di segala sektor dan tatanan kehidupan, termasuk pelaksanaan akad pernikahan.


Menurut keterangan Kabid Urusan Agama Islam (Urais,) Kanwil Kemenag Sumut, DR H Syafii MA, dalam dua tahun terakhir, yakni tahun 2019 dan 2020, terjadi  penurunan angka pernikahan di Sumut.


Syafii memaparkan, biasanya setiap tahun data keseluruhan pernikahan yang dilaporkan dari seluruh Kantor Kemenag Kabupaten/Kota,totalnya bisa lebih 100.000 peristiwa pernikahan.


Namun sejak virus Corona mewabah di tanah air, termasuk di Sumut, pernikahan pun makin berkurang.


Sebagai bukti, tambah Syafii, dari peristiwa nikah tahun 2018 lebih 100.000 , namun pada tahun 2019 menurun menjadi 88 483 peristiwa pernikahan.


Begitu juga pada tahun 2020 kemarin, jumlah angka pernikahan di Sumut tercatat 78.892 peristiwa pernikahan.


Menyinggung tentang prediksi peristiwa pernikahan di tahun 2021,disebutkan Syafii pihaknya telah menyiapkan 100.000 buku nikah, mudah mudahan bisa terpenuhi,mengingat tahun ini meski masih pandemi covid 19 tapi pelaksanaan pernikahan dibarengi resepsi sudah dibolehkan,asalkan mematuhi dan menerapkan Prokes Covid 19.


"Mari sama sama kita berdoa, agar virus Corona dapat segera hilang dari muka  bumi kita, agar semua tatanan kehidupan dan kegiatan masyarakat termasuk akad nikah dapat berlangsung normal, seperti sediakala," ujar Syafii. (lim)

5 Warga Madina Meninggal Keracunan Gas Saat Kran Master Palep Dibuka

    Selasa, Januari 26, 2021  

PATIMPUS.COM - Lima warga Mandailing Natal yang tewas akibat keracunan menghirup gas berawal ketika pekerja PT Sorik Merapi Geothermal Plant (SMGP) membuka kran palep pembangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Madina, Senin (25/1/2021).

"Pengerjaan pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi sudah berjalan selama 80 persen. Lalu, pekerja PT SMGP bernama Deden Dermawan membuka kran master palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa sbend dan membuka kran isolasi palep panas bumi atau fluida mengalir ke silencer tersebut," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi melalui Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan.


Lebih lanjut, Nainggolan mengungkapkan, saat pipa kran isolasi panas bumi itu dibuka lalu mengeluarkan gas berancun. 

Kemudian warga yang mengetahui itu mendatangi pekerja memberitahukan agar menutup kran isolasi karena telah mengeluarkan gas beracun dari sumur T02 milik PT SMGP tersebut.  


Salah satu korban pingsan


"Ternyata, akibat peristiwa gas berancun itu menyebabkan 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas berancun itu pingsan," imbuhnya.


Sementara lima warga  lainnya bernama Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni, Syahrani (14) meninggal dunia serta seorang personil polisi Aipda Lestari dirawat di rumah sakit.


"Untuk para korban yang pingsan sudah dilarikan ke Puskesmas di Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal," ungkap AKBP Nainggolan. 


Nainggolan menambahkan akibat jatuhnya korban jiwa karena menghirup gas beracun, untuk sementara lokasi pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi PT SMGP telah ditutup pihak Polres Madina.


"Untuk tindakan yang dilakukan melakukan pengecekan dan olah TKP dan memasang garis polisi. Lalu untuk korban yang meninggal dunia telah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan otopsi,"sebut MP Nainggolan. (lim)

Toko Acai Jaya Mulai Diramaikan Pencari Pernak Pernik Imlek

    Selasa, Januari 26, 2021  


PATIMPUS.COM - Jelang tahun baru Imlek yang jatuh pada 12 Februari 2021, warga Tionghoa mulai mempersiapkan diri untuk menghiasi rumah dan tempat kerjanya dengan berbagai macam pernak-pernik Imlek.

Untuk mendapatkan aksesoris Imlek tersebut, warga pun mendatang tempat-tempat yang menjual aksesoris, seperti di Toko Acai Jaya, Jalan Brigjend Katamso, Kelurahan Aur, Medan Maimun ini.


Di Toko Acai Jaya, pengunjung terlihat mulai ramai untuk mencari dan membeli kebutuhan guna memeriahkan pergantian tahun Imlek tersebut.


Sejumlah kebutuhan menjadi pilihan di antaranya bunga sakura, lampion serta lampu-lampu hias lainnya.


"Pohon Sakura kertas dan pohon elektrik dihiasi lampu warna-warni dengan beragam corak, termasuk ornamen

yang dicari pembeli," sebut Aliansyah, pengelola Toko Acai Jaya.


Menurutnya, sebagian pernak-pernik didatangkan dari luar daerah dan sebagian lagi hasil kerajinan pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta Karang Taruna.


"Kita menghadirkan produk UKM agar tetap bertahan dan dipasarkan, apalagi saat pandemi Covid-19 ini," imbuh Acai yang juga penasihat Karang Taruna Kota

Medan tersebut.


Dia memastikan saat transaksi diterapkan protokol kesehatan (prokes) berupa tempat cuci tangan menjaga jarak dan pengunjung diwajibkan menggunakan masker.


Salah seorang pembeli, Wati memastikan sedang mencari aksesoris baru untuk Imlek. "Kami sedang mencari aksesoris yang baru untuk menyambut dan

memeriahkan Imlek tahun ini, supaya lebih meriah." terangnya. (don/rel)

Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Medan Hampir Penuh

    Selasa, Januari 26, 2021  


PATIMPUS.COM - Berkurangnya kedisiplinan Protokol Kesehatan (Prokes) saat perayaan akhir tahun 2021 lalu, berdampak meningkatnya kasus Covid-19 di Sumatera Utara dalam dua pekan terakhir.


Rata-rata jumlah penambahan konfirmasi positif Covid-19 pada 14 hari terakhir sebesar 85,3 kasus per hari. Walau sempat menurun di pertengahan Januari, penambahan kasus positif terus meningkat 88 kasus pada 24 Januari 2021. Karena itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta kabupaten/kota kembali perkuat Prokes dan fasilitas kesehatan.


"Kondisi saat ini sangat memprihatinkan, bukan hanya di Sumut, tetapi juga Indonesia. Bayangkan, di Jakarta ada pasien Covid-19 yang harus di rawat di kursi roda, tidak di tempat tidur lagi karena tempat tidur perawatan sudah habis. Di Medan rumah sakit juga sudah hampir penuh, jadi kabupaten/kota perlu tingkatkan Prokes dan kemampuan merawat pasien, tidak semua dikirim ke Medan,” kata Edy Rahmayadi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 di Provinsi Sumut secara virtual di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Medan, Senin (25/1/2021).


Pada Rakor virtual yang dihadiri kepala daerah kabupaten/kota se-Sumut tersebut Edy Rahmayadi juga meminta setiap kepala daerah membuat langkah yang nyata dalam pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19. Menurutnya, beberapa bulan terakhir berbagai daerah di Sumut telah menurun kedisiplinannya mencegah penyebaran Covid-19.


"Saya harap kepala daerah memahami kondisi saat ini, kita perlu ambil langkah yang konkret. Lakukan kembali hal-hal seperti saat pertama kita terkena wabah ini, jangan kendur. Saya yakin, bila bersama kita bisa melewati ini,” jelas Edy.


Per tanggal 24 Januari, kasus di Kota Medan sudah mencapai 9.927 dengan pertambahan kasus baru 56 orang, sedangkan Deliserdang 2.527 kasus dengan pertambahan kasus 15 orang. Ini membuat Edy Rahmayadi cukup prihatin, karena Medan lebih sering dijadikan muara bagi daerah untuk perawatan penanganan pasien Covid-19.


“Lakukanlah penyekatan, lakukan perawatan di daerah, bisa dikirim ke sini (Medan) bila kondisinya berat, kita akan siapkan perawatannya. Bayangkan di Medan ada pasien dari seluruh kabupaten/kota di Sumut, bahkan dari Aceh, Riau, Kalimantan, kita khawatir RS di Medan tidak cukup kapasitasnya karena melihat pertambahan kasus yang cukup signifikan 14 hari terakhir,” kata Edy Rahmayadi, yang di dampingi Kadis Kesehatan Pemprov Sumut Alwi Mujahit.


Selain peningkatan Prokes 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilisasi, Edy Rahmayadi berpesan agar memperhatikan Bed Occupancy Rate (tingkat kemanfaatan tempat tidur) dengan meningkatkan kapasistas tempat tidur di RS rerata 30-40%. Menurunkan angka kematian dengan cara tidak terlambat dalam melakukan test PCR dan tes PCR bagi seluruh Tenaga Kesehatan (Nakes) dua minggu sekali.


Edy Rahmayadi juga berpesan agar kabupaten/kota laksanakan program vaksinasi termasuk pendataan, sosialisasi dan menyiapkan dana. “Diminta kepada Bupati/Walikota memastikan ketersediaan dana untuk proses vaksinasi masing-masing sebesar 4% dan dana DAU (Dana Alokasi Umum) dan bagi hasil yang diterima dari pemerintah pusat,” ujarnya.


Terkait vaksin, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit menambahkan saat ini vaksin masih diutamakan untuk tenaga kesehatan (Nakes). Setelah itu, gelombang berikutnya adalah masyarakat dengan risiko tinggi seperti Polisi, Aparatur Sipil Negara yang banyak berhubungan dengan masyarakat, pegawai bank dan lainnya.


Belum ke masyarakat secara langsung, kita masih menunggu informasi selanjutnya. Sekarang diutamakan kepada Nakes, setelah itu kelompok masyarakat yang berisiko tinggi dan kemudian yang berisiko rendah,” tegas Alwi, saat video conference.


Selain Kepala Daerah Se Sumut Rakor virtual ini juga dihadiri Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Koordinator Medis dan Paramedis Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Hidayani Saragih dan LO BNPN untus Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Dahlan Harahap. Selain itu Rakor virtual ini juga dihadiri Kadis Kesehatan kabupaten/kota se-Sumut dan OPD terkait. (don/rel)

Senin, 25 Januari 2021

Ambroncius Nababan : Postingan Saya Ke Natalius Pigai Bukan Ke Warga Papua

    Senin, Januari 25, 2021  
Photo : detik


PATIMPUS.COM - Penyesalan datangnya terlambat. Itulah yang terjadi pada Ketua Umum PROJAMIN, Ambroncius Nababan, yang membuat postingan di facebook berbau rasis terhadap Natalius Pigai dan masyarakat Papua.


Meski terbilang terlambat, Ambroncius Nababan tetap meminta maaf kepada mantan Komisioner Komnas HAM tersebut dan masyarakat Papua yang terlanjur tersakiti.


"Saya meminta maaf kepada Saudara Natalius Pigai dan masyarakat Papua. Mungkin ada yang tersinggung dan menganggap saya menghina masyarakat luas, apalagi melakukan rasis," kata Ambroncius Nababan dalam siaran video, Senin (25/1/2021).


Politikus Hanura ini mengaku tidak mungkin berlaku rasis terhadap warga Papua karena sudah diadati di Papua lewat acara lompat piring dan bakar batu. Dia menyebut ujaran itu hanya ditujukan ke Natalius Pigai dan bukan ke warga Papua.


"Tidak mungkin saya melukai hati masyarakat Papua yang sangat saya cintai ini. Ini hanya terhadap Saudara NP, yang ketepatan dia anak Papua juga. Ini benar-benar ditujukan kepada Saudara NP tersebut, bukan kepada masyarakat Papua secara keseluruhan," ungkapnya.


"Saya benar-benar dengan hati yang tulus meminta maaf ke seluruh masyarakat Papua. Mohon hal ini tidak menjadikan kita jadi salah pengertian, miskomunikasi dan mudah-mudahan hal ini bisa dimaklumi dan dibukakan pintu maaf," sambung Ambroncius Nababan.


Unggahan Ambroncius yang dipersoalkan adalah saat dia menyandingkan foto Natalius Pigai dengan foto gorila. Dia juga menulis 'Edodoeee pace. Vaksin ko bukan sinovac pace tapi ko pu sodara bilang vaksin rabies. Sa setuju pace'.


Kembali ke penjelasan Ambroncius Nababan, dia mengakui unggahannya tersebut. Ambroncius mengatakan itu adalah bentuk kritik ke Natalius Pigai setelah dia membaca statement Natalius Pigai yang menolak vaksin Corona merek Sinovac.


"Memang benar saya yang posting di Facebook pribadi saya tentang menanggapi pernyataan Saudara NP yang menolak vaksin COVID-19 merek Sinovac dan menyatakan di media bahwa beliau tidak percaya pada vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada Presiden RI Bapak Jokowi dan memilih untuk membeli vaksin merek lain dari luar negeri," paparnya.


Sebelumnya diberitakan, Ambroncius Nababan dipolisikan akibat ujarannya ini. Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri kemudian memanggil Ambroncius Nababan. Bareskrim sudah menerbitkan surat perintah penyidikan terhadap perkara ini.


Dalam pemanggilan ini, penyidik Siber Bareskrim Polri akan mengklarifikasi ke Ambroncius mengenai akun FB yang digunakan dugaan penyebaran ujaran rasis. Dari hasil klarifikasi itu akan ditentukan langkah lebih lanjut. Perlu juga dicatat, penyidik Siber Bareskrim sebelum melakukan pemanggilan juga sudah memiliki temuan-temuan awal. (don/det)

Sudah 132 Ribu Tenaga Kesehatan Divaksinasi Covid-19

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Tercatat hingga 22 Januari, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi Covid-19 mencapai 132 ribu orang di seluruh Indonesia.


“Jumlah tenaga kesehatan di 13.525 fasilitas layanan kesehatan yang ada di 92 kabupaten/kota di 34 provinsi sudah mencapai lebih dari 132.000 orang atau 22% dari total 598.483 tenaga kesehatan,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi MPH, pada konferensi pers di Istana Negara, Jumat (22/1/2021).


Pada tahap awal vaksinasi Covid-19 pemerintah sudah menyebarkan undangan kepada tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi bagi 598.483 tenaga kesehatan dari target sebanyak 1,4 juta. Sisanya sebanyak 888.282 tenaga kesehatan sudah mulai diberikan undangan di tanggal 21 Januari 2021.


“Jika ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar di tahap pertama maka kemungkinan mereka berada di kelompok kedua,” ucap dr. Nadia.


Selain jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi tersebut terdapat juga 20.154 tenaga kesehatan yang tidak bisa diberikan vaksinasi atau pun kemudian ditunda karena sejumlah alasan di antaranya merupakan penyintas atau memiliki penyakit bawaan dan sedang dalam keadaan hamil.


“Tenaga kesehatan yang ditunda vaksinasi karena penyakit bawaan paling banyak disebabkan hipertensi” tambah dr.Nadia


Vaksinasi kepada tenaga kesehatan masih akan terus berlangsung dan diharapkan hingga Februari kami dapat mencapai target 1,4 juta. Vaksinasi sangat penting diberikan kepada tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit sehingga mengurangi angka jumlah tenaga kesehatan yang meninggal.


“Kita sudah kehilangan lebih dari 600 tenaga kesehatan dan ini merupakan kehilangan terbesar bagi bangsa Indonesia. Mari kita putus bersama mata rantai penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi,” kata dr. Nadia.


Ia menjelaskan vaksinasi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding resikonya karena vaksin memiliki resiko efek samping yang rendah. Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KNKIPI menyatakan semua reaksi bersifat sementara dan tidak ada kejadian yang sifatnya serius. (don/rel)

Baru Beberapa Hari Berkuasa, Joe Biden Larang Warga Negara Ini Masuk USA

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Baru beberapa hati menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke 46, Joseph Robinette Biden Jr. atau Joe Biden melarang warga negara Non-Amerika dari Afrika Selatan, masuk ke negara itu.


Pemberlakuan larangan itu mulai diterapkan pada 30 Januari 2021 memdatang. Ini dilakukan sebagai upaya menahan penyebaran mutasi baru virus corona (Covid-19) yang ditemukan di Afsel dan lebih mudah menular.


Pada Senin (25/1/2021), Biden juga mulai memberlakukan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brasil, Inggris Raya, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka.


"Kami menambahkan Afsel ke daftar terbatas karena varian yang mengkhawatirkan yang telah menyebar ke luar," kata Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dilansir dari Reuters.


Schuchat menambahkan CDC juga menerapkan serangkaian tindakan ini untuk melindungi orang Amerika dan juga untuk mengurangi risiko penyebaran varian ini dan memperburuk pandemi saat ini.


Tidak sama seperti Presiden ke-45 Donald Trump, Biden yang baru menjabat beberapa hari, mengambil pendekatan agresif untuk memerangi penyebaran virus SARS-CoV-2 setelah pendahulunya menolak mandat yang diminta oleh badan kesehatan AS.


Varian Afsel, juga dikenal sebagai varian 501Y.V2, 50% lebih menular dan telah terdeteksi di setidaknya 20 negara. Pejabat CDC mengatakan mereka akan terbuka untuk menambahkan negara lain ke daftar jika diperlukan.


Hingga kini, varian Afsel belum ditemukan di AS. Tetapi setidaknya 20 negara bagian AS telah mendeteksi Vaksin saat ini tampaknya efektif melawan mutasi Inggris. (don/cnb)


Cemburu Suami Photo Berdua, Istri Tikam Suami, Ternyata Cewek Itu Dirinya

    Senin, Januari 25, 2021  

PATIMPUS.COM - Seorang istri menikam suaminya sendiri berkali-kali dengan pisau setelah cemburu melihat foto pasangannya itu dengan cewek lain.


Namun, ternyata perempuan yang ada di foto tersebut adalah sang istri itu sendiri beberapa tahun lalu.


Insiden tragis tapi aneh ini terjadi di Cajeme, Sonor, Meksiko. Sang istri yang diidentifikasi sebagai Leonora N telah ditangkap oleh polisi.



Seperti dikutip dari Mirror, dia ditangkap setelah melukai suaminya, Juan N dengan pisau setelah menemukan sejumlah foto suaminya dengan seorang wanita di ponselnya.


Leonora rupanya berpikir bahwa suaminya telah berselingkuh darinya.


Juan yang kemudian mengambil pisau itu dari sang istri, kemudian menjelaskan bahwa itu adalah salah paham.


Dia mengatakan bahwa foto yang menjadi sumber masalah adalah foto mereka berdua.


Dia meyakinkan istrinya, bahwa itu adalah foto lama yang didigitalisasi olehnya untuk dimasukkan ke dalam ponsel.


Polisi pun kemudian datang ke lokasi kejadian setelah dihubungi oleh tetangga mereka yang mendengar adanya teriakan dan suara perkelahian.



Media lokal melaporkan bahwa sang istri saat ini telah ditahan oleh pihak berwajib, namun tuduhan kepadanya ditunda.


Kejadian ini, hanya selang sebulan dari pembunuhan yang dilakukan mantan suami kepada mantan istrinya karena cemburu.


Sang mantan suami dikabarkan cemburu ketika melihat mantan istrinya sudah mengenakan cincin pertunangan, meski mereka baru bercerai 2019 lalu. (don/kom)

Galingging Cs Serobot Tanah, Wartawan Rapat Mendadak

    Senin, Januari 25, 2021  



PATIMPUS.COM - Aksi premanisme yang dilakukan Galingging Cs telah meresahkan wartawan yang memiliki tanah kavlingan di Kompleks Perumahan PWI, Jalan PWI, Desa Sampali, Percut Seituan, Deliserdang.


Galingging Cs terus meneror wartawan dan keluarganya agar hengkang dari tanah tersebut. Meski telah dilaporkan ke Polrestabes Medan dan jajarannya, namun tak membuat Galingging Cs berhenti melakukan teror.


Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Hermasjah, saat ini, para wartawan pemilik kavling di Komplek Perumahan PWI Desa Sampali, dihantui rasa ketakutan akibat aksi barbar para preman. Sebab saat ini, para preman yang dipimpin pria bermarga Galingging itu, terus melakukan penyerobotan secara paksa atas tanah yang sudah dikuasai para wartawan sejak tahun 2004.


Karena itu, akibat tidak tahan lagi dengan gangguan para preman tersebut, sekitar 70-an orang wartawan dan warga lainnya selaku pemilik kavling di Komplek Perumahan PWI tersebut, menggelar rapat akbar di kawasan Komplek Perumahan PWI tetsebut, Sabtu (23/1/2021).


Dalam rapat yang dipimpin Ketua PWI Sumut Hermansjah dan Sekretaris Edward Thahir itu, dibahas aksi preman yang semakin beringas yang terus merampas tanah warga. Misalnya, para kelompok preman Galingging Cs itu telah merampas kavling perumahan nomor B-15 milik Nizam, wartawan yang juga Kepala Biro Harian Waspada di Rantau Prapat.


Di bawah komando Galingging Cs, para kelompok preman itu bahkan sudah membangun rumah di atas tanah milik Nizam tanpa sepengetahuan Nizam sendiri selaku pemilik kavling.


Dalam rapat tersebut, para wartawan juga membahas upaya untuk mengusir aksi para preman. Termasuk dengan cara melapor ke pihak kepolisian. Sayangnya, dalam rapat itu terungkap kekecewaan para wartawan atas lambatnya layanan pengamanan pihak kepolisian.


Menurut Hermansjah, aksi premanisme yang merampas tanah di Komplek Perumahan PWI Sampali itu, sudah dilaporkan ke Polrestabes. Tapi, sangat dikecewakan. Tindakan kepolisian sangat lambat. Sebab, aksi para preman itu terus berlanjut. Bahkan, bangunan mereka kini sudah siap sekitar 60 persen.


Berulangkali Lapor


Upaya untuk melaporkan tindakan barbar premanisme di kawasan Komplek Perumahan PWI Sampali ini, menurut Edward Thahir, sudah berulangkali dilakukan. Secara kelembagaan, Hermansjah selaku ketua PWI Sumut dan Edward Thahir selaku sekretaris, bahkan sudah berkoordinasi langsung dengan Polsek Percut Seituan.


Begitu juga ke Polrestabes Medan, PWI Sumut sudah berkoordinasi mengharap agar Polrestabes Medan mengambil langkah tegas membasmi para preman tersebut.


Selain itu, sebelumnya dua anggota keluarga wartawan pemilik kavling di Komplek Perumahan PWI Sampali, juga sudah melapor kepada pihak kepolisian atas tindakan premanisme yang sangat meresahkan di kawasan tersebut. Keduanya adalah Keluarga Almarhum H Nurdin Purba yang melapor ke Polsek Percut Sei Tuan akibat tindakan para preman yang terus melakukan pemerasan.


Kemudian, Alfian, yang melapor ke Polrestabes Medan akibat tindakan para preman yang mencoba merampas kavlingan tanahnya. Dan terakhir adalah laporan Nairul Nizam yang juga ke Polrestabes Medan. 


“Sayangnya, kami dan teman teman wartawan warga komplek merasa kecewa atas layanan pengamanan pihak kepolisian ini. Padahal, tindakan para premanisme sudan sangat meresahkan. Apakah polisi menunggu kami bentrok dan bunuh bunuhan dengan para preman?,” tegas Hermansjah bernada bertanya. (rel)

Minggu, 24 Januari 2021

Batas Usaha Jam 9 Malam, PKL Malam Merasa Tidak Adil, Minta Perpanjangan Waktu

    Minggu, Januari 24, 2021  

PATIMPUS.COM - Peraturan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 tentang batas operasional rumah makan dan restoran sampai jam 21.00 WIB, diprotes Pedagang Kaki Lima (PK5) yang berjualan malam. Pasalanya, aturan itu jelas sangat merugikan pedagang yang buka malam.


"Kami buka jam 18.00 WIB Sore, dan harus tutup jam 21.00 WIB. Artinya, hanya 3 jam kami mencari nafkah," ujar Syahrul Tanjung, yang buka usaha nasi goreng di Jalan Brigjen Katamso, Kampung Baru, Minggu (24/1/2021) Malam. 


Menurutnya, itu sangat tidak masuk akal dan merugikan dirinya, karena untuk membayar upah harian pekerjanya tidak boleh kurang.


"Harusnya, dibagi waktunya. Yang buka pagi sama buka malam berbeda. Jangan malah membunuh usaha yang buka malam, yang sebagian besar PKL semua," ucap Tito, pekerja di Nasi Goreng Pemuda, Jalan Pemuda.


Menurutnya, dengan dibatasinya jam operasional resto sampai jam 21.00 WIB, otomatis membunuh mata pencaharian peengusaha UKM kaki lima.


Tempat usahanya pun terpaksa tidak beroperasi sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sehingga kawasan tersebut menjadi sepi.


"Mungkin virus coronanya berkeliaran jam 9 malam," sindir Fitri, warga Brigjen Katamso.


Untuk itu, para pedagang yang berjualan malam, meminta Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi melalui Satgas Covid untuk mengevaluasi aturan jam operasional resto dan rumah makan.


"Biar adil, dilarang buka saja dari pagi, karena virus corona itu juga menyebar sejak pagi," pungkas Tito. (don)

© 2023 patimpus.com.