Warga Kampung Aur dan Anggota Dewan Ramai-Ramai Antar Ustadz Ke Kisaran
| Sabtu, Februari 06, 2021

By On Sabtu, Februari 06, 2021


PATIMPUS.COM - Satu rombongan bus besar kapasitas 40 orang penuh dengan warga Kampung Aur yang hendak berangkat ke Kota Kisaran, Sabtu (6/2/2021) Pagi.


Keberangkatan rombongan ini bukan untuk berwisata, melainkan mengantarkan seorang remaja yang telah lama menjadi Marbot sekaligus Imam Masjid Jami' Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, pulang ke kampung halamannya di Kisaran.


Sebelum berangkat, rombongan terlebih dahulu dilepas dengan kata sambutan dan doa oleh Tokoh Masyarakat Kampung Aur, Ustadz H Ridwan Piliang.


"Assalamualaikum bapak ibu jama'ah. Hari ini kita akan berangkat menuju Kisaran menghadiri pernikahan anak kita Wawan. Sebelum berangkat mari kita berdoa bersama memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah," ajak Ustad Ridwan sembari memulai doa.


Pelepasan rombongan juga dihadiri Anggota Komisi IV DPRD Medan dari fraksi PKS, Syaiful Ramadhan. Syaiful mendoakan semoga rombongan sampai di tujuan dengan selamat.


Sebelumnya, Ustadz Rahmad Agus Dharmawan, mengundang pengurus Badan Kenaziran Masjid Jami' Kelurahan Aur, untuk menghadiri Walimatul 'Ursy dirinya yang bertempat di Jalan SM Raja Gang Subur I, Kisaran.


Kabar pernikahan seorang ustadz yang telah berhasil mengambil simpati dan panutan warga Kampung Aur itu, langsung menyebar ke masyarakat. Warga pun antusias ingin ikut mengiringi ustadz yang akrab dipanggil Wawan ini ke pernikahannya di Kisaran.



Melihat warga Kampung Aur ramai-ramai mengantar ke pernikahannya, Ustadz Wawan pun terharu dan mengucapkan terima kasih. 


"Alhamdulillah… Terimakasih saya ucapkan buat sahabat-sahabat warga Kampung Aur yang sangat ramai menghadiri pernikahan saya. InsyaAllah selalu dalam lindungan Allah selamat sampai di Kisaran dan selamat sampai Medan, dan terimaksih saya sampaikan juga kepada Ketua BKMJA, Tokoh Masyarakat Aur, dan bapak Anggota Dewan dari PKS. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya, Aamiin," ujar Wawan yang tak mampu membendung air mata harunya.


Rombongan pun berangkat jam 07.00 WIB dengan menggunakan bus pariwisata. Selain menggunakan bus, warga juga mencarter mobil dan ada yang berangkat naik becak bermotor. (son)

Jumlah Pasien Corona Bertambah, 19 Ruang Isolasi RS Pirngadi Penuh
| Sabtu, Februari 06, 2021

By On Sabtu, Februari 06, 2021


PATIMPUS.COM - Sebanyak 19 ruangan isolasi RSUD dr Pirngadi Medan untuk pasien positif Virus Corona (Covid-19) terisi penuh. Hal ini bersamaan meningkatnya jumlah positif corona di Kota Medan


Kasubag Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin, Jumat (5/2/2021), mengatakan, sebanyak 19 ruang isolasi di rumah sakit milik Pemko Medan itu terisi penuh.


"19 ruangan sudah terisi. Tapi kita menyediakan 81 ruangan untuk antisipasi bertambahnya pasien Covid," sebut Edison.


Sementara di RSUP H Adam Malik Medan, sebanyak 74 persen dari 109 tempat tidur yang disediakan untuk lonjakan pasien positif corona sudah terisi. Untuk mengantisipasi lonjakan, rumah sakit milik pemerintah pusat tersebut akan menambah ruang isolasi sesuai denham inatruksi Kemenkes.


 "Sebenarnya sudah 173 tempat tidur, tapi masih dalam proses pembenahan ruangan agar sesuai standar. Instruksi Menkes juga mengharuskan (penambahan)," imbuhnya.


Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, terhitung pada Kamis (4/2/2021), jumlah positif corona di Kota Medan bertambah 62 orang, sehingga total positif mencapai 10.531 orang.


Untuk kasus Covid-19 di Sumut pada 4 Februari 2021 bertambah 126 kasus, sehingga total kasus secara kumulatif sebanyak 21.359 kasus. Pasien yang sembuh bertambah 112, sehingga totalnya mencapai 18.493 orang.


Sedangkan yang meninggal bertambah 3 orang. Dengan demikian jumlah pasien Covid-19 secara keseluruhan meninggal mencapai 756 orang. (don)


Selama Pandemi, YOAM Tidak Bisa Menjangkau Anak Penderita Kanker
| Sabtu, Februari 06, 2021

By On Sabtu, Februari 06, 2021


PATIMPUS.COM - Selama pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2020, jumlah pasien baru anak penderita kanker menurun. Turunnya jumlah pasien tersebut bukan dikarenakan tidak ada yang sakit, melainkan tidak bolehnya menjangkau ke rumah sakit.


"Kami hanya bisa menjangkau berdasarkan rekomendasi saja," sebut Ketua Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), Atika Rahmi SPsi MPsi, Jumat (6/2/2021)


Atika mengatakan, pada tahun sebelum pandemi Covid-19, Jumlah anak penderita kanker mencapai 80 sampai 90 orang pertahun. Tapi di tahun 2020 hanya 45 anak saja.


"Angka kematian anak di tahun 2020 itu mencapai 20 orang, tetapi yang exit itu bukan kasus baru, melainkan penderita yang sudah mengalami kanker sejak 3-4 tahun lalu," terangnya.


Jenis kanker yang paling banyak yang diderita anak-anak adalah leukimia dan kelenjar getah bening. Leukimia paling banyak diusia bawah 12 tahun, selanjutnya ada juga jenis kanker mata yang disebut retinoblastoma itu banyak menyerang anak usia  1 atau 2 tahun. 


Untuk memberikan pendampingan anak-anak dengan kanker ini, wanita cantik yang juga sekaligus dosen disalah satu perguruan tinggi di Medan ini melakukan berbagai cara. Seperti  pendampingan psikologis di rumah singgah, misalnya mengajak bermain dan belajar, terapi dan mengajak jalan-jalan keliling kota Medan. 


"Bagi anak yang berbulan-bulan keluar masuk rumah sakit kami ajak ke bioskop. Kami ajak main Timezone, kami cari donaturnya. Bukan hanya menghibur anak anak, orangtuanya juga ikut terhibur," katanya. 


Atika mengatakan, apabila penderita kanker sangat membutuhkan darah, maka pihaknya telah memiliki pendonor siaga. Pendonor siaga ini untuk mengantisipasi apabila RSUP H Adam Malik tidak memiliki stok darah. Caranya, mereka akan memposting bantuan darah kepada seluruh kolega atau rekan-rekan yang sudah bergabung dan membantu YOAM.


"Masyarakat luas juga ikut membantu mendonorkan darah. Namun sejak pandemi ini, jumlah pendonor juga menurun. Pada tahun 2020, terakhir melakukan penggalangan donor darah di bulan Februari, tapi sejak itu tidak ada lagi. Pernah ada anak leukimia yang membutuhkan darah karena trombositnya turun, tapi pendonor siaga tidak ada. Itu pernah terjadi," sebutnya. (don)


Digrebek Polisi, Lompat Ke Sungai Deli, Aldi Ditemukan Jadi Mayat
| Jumat, Februari 05, 2021

By On Jumat, Februari 05, 2021


PATIMPUS.COM - Tim Basarnas akhirnya menemukan jasad Aldi, warga Gang Nasional, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Jumat (6/2/2012) yang hanyut di Sungai Deli.


Jasad remaja 19 tahun itu ditemukan sekitar 2 Km dari lokasi korban hanyut, tepatnya di Jalan Listrik, belakang gedung Selecta Medan.


Korban kemudian dievakuasi Tim Basarnas untuk diotopsi di RS Bhayangkara Brimobdasu, Jalan Wahid Hasyim Medan.





Menurut informasi, pada Rabu (3/2/2021), terjadi penggrebekan kampung narkoba di Jalan Brigjend Katamso Gang Nasional, tepatnya di sebuah rumah di pinggir Sungai Deli, oleh petugas Polsek Medan Kota.


Mengetahui ada penggrebekan, Aldi dan kawan-kawan langsung lari ketakutan. Naas bagi Aldi, dia terjun ke Sungai Deli. Karena tidak bisa berenang, Aldi pun terseret arus Sungai Deli yang saat itu sedang meluap.





Usai penggrebekan, warga pun mencari Aldi di sekitar sungai, namun tak berhasil. Pencarian pun akhirnya dilanjutkan esoknya dibantu oleh Basarnas dan Bhabinsa, namun juga tak membuahkan hasil.


Yakin jasad Aldi hanyut hingga ke hilir, tim pun melakukan pencarian hingga ke kawasan Jalan Listrik. Tepat di belakang gesung Selecta Medan, jasad Aldi berhasil ditemukan dalam kondisi menggembung dan mengapung bersama tumpikan sampah.


Selanjutnya jasad Aldi diboyong ke RS Bhayangkara Brimobdasu untuk diotopsi sebelum diserahkan ke pihak keluarga. (don)

Ulah Anggota Dewan Penyebab Sumut Provinsi Terkorup Ke 3
| Jumat, Februari 05, 2021

By On Jumat, Februari 05, 2021


PATIMPUS.COM - Sebagian besar kasus korupsi di Sumatera Utara dilakukan oleh anggota dewan sehingga menempatkan provinsi ini bertengger di posisi ke 3 sebagai provinsi terkorup se Indonesia.


“Sebagian besar perbuatan korupsi di Sumut didominasi anggota dewan, dengan berbagai modus, mulai dari uang ketok, pembuatan regulasi, dan lobi-lobi,” kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lily Pintauli Siregar, pada pertemuan semiloka yang digelar di ruang paripurna DPRD Sumut, Medan, Rabu (3/2/2021) kemarin.


Lily menyebutkan, dirinya merasa malu melihat Sumatera Utara hingga kini terkorup No 3 di Indonesia setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.


Hadir dalam acara itu, Gubsu Edy Rahmayadi, Wagub Musa Rajekhshah, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, para wakil ketua dan para anggota DPRD Sumut.


Penegasan Lily disampaikan merespon pandangan lima fraksi, yakni Partai Golkar (Wagirin Arman), Thomas Dachi (Gerindra), Panyabar Nakhe (PDI-P), Berkat Laoly (Nasdem), dan PKS (Hendro Susanto).


Kelima frasksi tersebut memberi apresiasi atas peran ditunjukkan KPK dalam penanganan korupsi yang akhir-akhir ini menunjukkan tren meningkat, termasuk di Sumut.


Menurut Lily, untuk tindak korupsi di Sumut, yang terkategorikan terkorup No 3 di Indonesia berdasarkan hasil survei sejumlah LSM dan penanganan yang dilakukan KPK, ditandai dengan jumlah kepala daerah, dan legislatif yang sudah ditahan dan sedang diproses hukum.


Untuk Sumut, terdapat dua Gubernur Sumut, 12 pimpinan DPRD Sumut, puluhan anggota dewan, bupati dan walikota yang sudah ditahan dan sedang dalam proses penyidikan.


“Terhadap sebagian lagi anggota DPRD Sumut lainnya yang sedang diproses dan masih menunggu putusan hukum, serta proses penyidikan lebih lanjut terhadap pihak terkait lainnya, kita saat ini selalu meminta masyarakat bersabar karena SDM di KPK masih minim,” katanya.


Hal itu merespon pandangan anggota dewan, Thomas Dachi yang mempersoalkan KPK masih tebang pilih, yang mempertanyakan tidak adanya pihak eksekutif yang belum ditahan terkait kasus suap mantan Gubsu Gatot Pudjo Nugroho.


“Kalau itu uang negara, kita pertanyakan kenapa pengelola anggarannya tidak tersentuh hukum atau ditahan,” ujarnya.


Terhadap hal itu, Lily meminta masyarakat bersabar, karena saat ini dengan 9 kordinator wilayah yang dibentuk KPK di 34 provinsi, kehadiran SDM di KPK saat ini masih minim dan belum maksimal menangani ratusan perkara yang ditangani lembaga antirasuah itu.


Lily juga merespon pandangan dua anggota dewan dari Nias yakni Thomas Dachi, Berkat Laoly yang menyoal belum tersentuhnya penanganan korupsi di Nias dan menyebutkan dirinya menjadwalkan akan berkunjung ke daerah itu dalam waktu dekat ini.


Dia juga merespon pandangan dua anggota DPRD Sumut Wagirin Arman dan Thomas Dachi yang meminta kehadiran KPK untuk ikut dalam proses anggaran di dewan, menegaskan untuk sementara KPK akan melakukan hal itu dengan cara zoom meeting.


“Saat ini masih pandemi Covid-19, sehingga KPK lebih memilih melakukan tugas dari kantor dan rumah, namun dia juga minta peran masyarakat dilibatkan aktif, termasuk dalam pelaporan dugaan kasus korupsi yang terjadi,” katanya.


Untuk meminimalisir praktik korupsi di Sumut, Lily berharap dengan semiloka yang digelar di DPRD Sumut, peringkat Sumut ketiga terkorup di Indonesia dapat terhapus dari zona korupsi di Indonesia. (don/cpb)

Dilaporkan Pakai Barbut Palsu, Feri Laporkan Balik 3 Wanita Paruh Baya
| Kamis, Februari 04, 2021

By On Kamis, Februari 04, 2021


PATIMPUS.COM - Tiga wanita paruh baya dilaporkan ke Polda Sumut, karena diduga menggunakan barang bukti palsu saat melaporkan Feri, sehingga Feri mendekam dalam sel tahanan Polsek Delitua.


Iman Gunawan Siregar SH (30) selaku Kuasa Hukum Feri mengatakan, kliennya itu dituduh melakukan penipuan dan penggelapan uang sebesar Rp 45.000.000 yang dilaporkan WN dan dua temannya YN dan RB.


Kasus penipuan dan penggelapan yang dilaporkan WN ke Polsek Delitua bermula pada tahun 2018. Dalam laporan pengaduannya, Feri dituduh menggelapkan uang WN sebesar Rp 45.000.000, untuk pembayaran pengambialihan satu unit mobil. Dari pengakuan Feri, mobil tersebut telah dikembalikan kepada pihak leasing.


Tetapi, dalam laporan tersebut, ada yang janggal atas bukti-bukti yang dilampirkan WN, yang menyebabkan Feri mendekam dalam tahanan Polsek Delitua.


Melalui kuasa hukum Iman Gunawan, Feri melaporkan balik WN pada Rabu (3/2/2021) di SPKT Polda Sumut dengan Nomor STTLP: 215 / II / 2021 / SUMUT / SPKT “I”.


Adapun Iman melaporkan WN dalam hal tentang peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 220 jo 242 KUHPidana, diketahui pada tanggal, 21 Desember 2020, di kantor Polsek Deli Tua.





Menurut Iman Gunawan, kejanggalan barang bukti yang dilampirkan WN yaitu surat yang isinya menerapkan bahwa Feri telah melakukan Take Over mobilnya kepada WN pada 7 Maret 2018. Setelah ditelusuri, Kuasa Hukum Feri pun menemukan jawabannya.


Pasalnya, di dalam surat tersebut ada tandatangan Feri dan istrinya. Namun menurut Iman, saat penandatangan itu istri Feri berada di Medan, padahal istrinya sedang berada di Penyabungan.


"Kita dan keluarga Feri sangat kecewa terhadap penyidik Polsek Delitua. Kita sudah jelaskan seterang-terangnya mengatakan kasus ini ada direkayasa. Namun bantahan kita tidak dipertimbangkan penyidik, sehingga klien saya sudah menunjukkan hingga 39 hari. Maka kita melaporkan balik si pelapor di SPKT Polda Sumut," terang kuasa hukum Feri.


Iman juga kemungkinan akan melaporkan penyidik ke Propam Polda Sumut dalam waktu dekat ini. (son)